Happy Reading!
"Oh."
"Shitt apa yang aku harapin, sadar diri Ra."
"Ngga mungkin Kak Zevin suka sama lo."
Dia pun berbalik dengan hati hancur. Seakan tertampar akan kenyataan ia hanya bisa menerimanya, dia sudah tidak tau diri untuk berharap lebih pada idola sekolah itu hanya karena sedikit perhatian yang dia berikan.
.
.
"Ahhhh gila cape banget gua," keluh Ejak sambil mendudukkan diri di sofa ruang musik setelah hampir seharian ini kesana kemari untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk perform besok.
Jangan tanya kenapa ada Sofa diruang musik mereka, ya karena ini salah satu SMA swasta terbaik, tentu saja fasilitas yang diberikan tidak sedikit dan ya mewah, contohnya ruang musik ini. Dengan ruang yang cukup besar, alat yang lengkap, ruang dengan full Ac, tentu saja membuat setiap orang yang menikmatinya. Ruang ekskul ini bersebelahan dengan ruang ekskul broadcasting, dan tari.
Besok sudah akan diadakannya festival sekolah mereka, semua murid tentu saja sangat antusias karena festival ini diadakan sekali dalam setahun. Semua perwakilan ekskul seni akan tampil di atas panggung dan yang lainnya juga sibuk untuk menyiapkan makanan untuk dijua di bazar besok. Festival ini dilakukan untuk anak kelas 11 dan 12, sedangkan anak kelas 10 hanya disuruh menikmati saja.
"Lemparin gua minum dong dil," pinta Ejak
Danil menoleh pada Ejak, "Ambil sendiri, punya kaki kan," ujarnya membuat Ejak cemberut dan memasang muka masam.
"Parah lu Dil."
Ejak menoleh pada Zevin yang sekarang sedang asik memainkan ponselnya, "Babang Zevin, lemparin minum lo dong," pintanya kali pada Zevin.
"Humm," balas Zevin
Ia langsung melempar botol minum itu dan Ejak langsung sigap menangkapanya dengan gaya bak kiper. "Nah gitu dong baru temen," ucap Ejak menyindir seseorang.
Danil pun hanya menghela napas cuek, ia masih sibuk mengistirahatkan badannya yang pegal-pegal karena bekerja hari ini.
Tak lama pintu ruang musik terbuka dan Rio muncul di balik pintu dengan sekantong makanan yang di pesan mereka bertiga tadi.
"Asikkk yang ditunggu-ditunggu nihhh," Ejak beranjak dari kursinya dan langsung merebut plastik putih yang dibawa oleh Rio. Pria itu hanya menggeleng kan kepala kemudian bergabung dengan Zevin mendudukkan dirinya di sofa.
Matanya tak sengaja melihat Zevin sedang menatap foto perempuan yang tentu saja ia kenali.
"Jessie?" batinnya
Zevin pun langsung menoleh pada Rio dan mematikan layar ponselnya, Ia sedikit terkejut namun dengan cepat mengubah air mukanya lagi.
"Ehh mana Mc'd guaa, dah laper nih," ucapnya sambil beranjak dari Sofa.
Rio bingung pada Zevin, apa dia masih menunggu Jessie?, Zura? bagaimana dengan gadis itu. pikirannya menerawang, sepertinya kesempatan untuk mendapatan gadis itu masih bisa dia dapatkan. Zevin belum bisa berdamai dengan masa lalunya.
Rio beranjak dari Sofa dan menghampiri Zevin yang telah mengambil kotak makanannya dan Moca floatnya. Zevin menatap Rio bingung.
Dia mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya, "kenapa?"
Rio menjulurkan tangannya sambil menatap Zevin serius
"Ayo bersaing secara sehat."
Danil dan Ejak saling pandang, seakan bisa telepati mereka mengerti apa yang terjadi tanpa perlu bersuara, tentu saja soal Zura, mereka kali ini benar-benar akan memperebutkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Of You [Ongoing]
Fiksi Remaja[teenfiction] [JADWAL UPDATE] ✨Senin & Kamis✨ Gimana saat seorang perfectionis seperti Azevin bertemu dengan si sok kuat seperti Azura? • • • Saat musik mulai menghubungkan mereka:)