Chap 11. Pelukan

973 68 5
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen❤️


"Ayo."

Zura terkesiap saat Pria galak dihadapannya ini tiba-tiba menggenggam jemarinya, seketika rasa takut tadi hilang seperti dibawa angin, dia hanya mengikuti langkah besar Zevin dengan tatapan yang tak beralih dari punggung lebarnya. Bunyi klakson di sana-sini pun tak digubris lagi oleh Zura. sambil berjalan ia mengatur kecepatan napasnya yang tadi sempat tak terkontrol.

Kenapa genggaman pria ini memberikan rasa aman pada dirinya? kenapa dengan dirinya? kenapa kesan galak dan mengerikan Zevin tiba-tiba menghilang dalam pikirannya? Pria jangkung dihadapannya ini masih berjalan sampai melewati zebra cross dan berhenti di ujung jalan dan berbalik.

"Kalo lo ngga berani nyebrang bilang." katanya jutek.

Ekspresi wajahnya yang datar itu aneh menurutnya, kadang Zevin bisa galak secara tiba-tiba dan membuatnya membeku, ia juga bisa membuat Zura tiba-tiba berhenti bernapas, dan sekarang ia membuat gadis itu tak bisa berkata-kata.

Zura menarik tangannya saat genggaman itu terlepas, kepalanya menengadah menatap Zevin dalam membuat Zevin menaikkan alisnya. Tetapi setelah itu kepalanya otomatis menunduk dan ia memutus kontak mata mereka. Zevin hanya menghela napas pelan, ada si dengan gadis ini? Karna tak mau pusing akhirnya Ia pun berbalik dan berjalan lagi tanpa menunggu gadis lemot dibelangnya.

"Eh Kak tunggu.."

Zura langsung berjalan sedikit berlari mengejar Zevin yang sudah pergi, Zura melihat sekitar yang ternyata ramai pejalan kaki disini, banyak gerobak makanan yang berjualan disini. Zura hanya mengikuti Zevin yang ternyata berhenti di depan tukang bakso, hal itu sedikit membuatnya kaget pasalnya ia juga ingin makan bakso.

"Lo mau Bakso nggak? atau mau makan yang lain?" tanyanya.

"Samain aja kak," Jawabnya.

Entah kenapa Zura merasa Zevin banyak bertanya dan bicara hari ini, ia juga merasa Zevin tak semengerikan hari-hari sebelumnya. apa ia salah? entahlah.

Zevin pun duduk di kursi yang disiapkan oleh Abang tukan baksonya dan lagi-lagi Zura hanya mengikuti saja.

"Bang Baksonya 2 ya," Ucapnya pada si Abang tukang bakso

"Siap-siap," jawab si Abang berkepala botak itu.

merekapun menunggu dengan hening, Zura hanya memainkan jari-jarinya. ia tak tau harus ngomong apa, ia kemudian menatap Zevin yang sedang melihat ke arah lain. Zura mengikuti arah pandang Zevin yang ternyata melihat anak-anak sedang bermain bersama yang tiba-tiba membuatnya tersenyum.

"Apa Kak Zevin suka anak-anak?" pikirnya

tapi pertanyaan itu tak berani ia lontarkan sampai bakso mereka sudah ada di atas meja, mereka pun mulai memakan baksonya dengan diam tanpa ada yang bicara, Zevin juga tak berminat untuk mengobrol hingga mereka pun selesai dengan makanan masing-masing.

Zevin berdiri dan menghampiri Abang Bakso yang sedang mencuci piring kotor.

"Berapa bang?" tanyanya

"20.000 den," jawabnya sambil mengelap tangannya yang basah.

Zevin mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang 50.000 saat Zura tiba-tiba menghampirinya.

"Biar aku aja yang bayar kak." Ucapnya tiba-tiba

"Hah?" Zevin sedikit kaget dengan wajah yang seram membuat Zura sedikit ciut.

"A-aku aja yang traktir Kak, buat ucapan terima kasih karena kakak mau bantu aku," Zura menatap Zevin dan mengucapkan alasannya, berusahan keras tidak terlihat takut.

Melody Of You [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang