Chap 3. Dianter pulang

1.2K 108 2
                                    

I'm back😘😘


Let's enjoy the story🥳🥳

------
"Nggak butuh yang sempurna kok, butuhnya yang selalu ada"

-Zura & Zevin-

------

Saat ini Azura sedang termenung di mejanya dengan kening berkerut membuat Carol yang sedang asik membaca novelnya memutuskan untuk bertanya

"Ra lo kenapa sih!" ucapnya geram.

"Ah, nggak papa kok," ucapnya beralasan sambil menggosok pelan hidungnya.

"Bohonggg!" Carol tau kalau Zura sedang berbohong ia akan menggosok hidungnya yang mungil dan mancung itu.

"Iya iya, aku nggak semangat banget karena kejadian kemaren, dua bulan lagi bakal ada evaluasi dan aku takut nilai aku bakal kecil lagi dan dikeluarin sama Kak Zevin," wajahnya nampak meredup, kelopak matanya terlihat lunglai.

Carol memegang tangan Zura bermaksud memberi semangat.

"Zura lo itu harus semangat bukannya murung, kalo lo murung lo nggak akan pernah berhasil. Lo harus latian lebih rajin lagi buat belajar melodi gitar yang ribet itu, karena usaha nggak akan menghianati hasil. Percaya deh," Ujar Carol dengan mata berapi-api

Benar dia tak boleh menyerah, dia harus berusaha lebih keras lagi dan dia harus berjuang.
"Iya, makasih Carol" ucap Zura yang sudah semangat lagi.

"Fighting," ucapnya dalam hati

"Carol  nanti pulang duluan aja, Zura punya tugas piket tambahan karena kemarin telat," ucapnya.

"Okeii," Balas Zura dengan anggukan.



Jam telah menunjukkan waktu pulang, seperti biasa suara riuh para murid terdengar di seluruh  sudut sekolah ini semua murid pulang kecuali Zura yang sekarang telah berkutat dengan sapu dan penghapus papan tulis.

Seisi kelas sudah kosong dan sunyi, terdengar deruan angin yang menggerakkan gorden jendela. Cahaya mentari sore yang berwarna jingga itu menembus kaca jendela.

Setelah berkutat dengan alat kebersihan hampir 30 menit ia pun selesai, nampak bulir keringat mengalir di pelipisnya. Kemudian dia beranjak dari tempatnya

"Jam 04.00 wib" gumamnya, ia melirik jam tangan manis yang melingkar di tangannya.

"Balik deh, sebelum gelep."

-------

"Besok latian lagi jam biasa," Ucap Azevin kepada ke 3 sahabat sekaligus anggota band sekolah itu, sebut saja mereka BIG LOGIC. Anggotanya? Siapa lagi kalo bukan Danil, Ferza (Ejak), Rio dan Sicketua yaitu Azevin sang gitaris handal.

"Siapp boosq," Ujar mereka bebarengan.

"Lu jadi ngikut nggak??" Zevin melirik Ejakk.

"Ohhh jadi donggg, bayarin yakk hehheh,"  Ejak menaikkan alisnya.

"Dasar luuu, modalll woiiii," Danil sewot dan mecibir Ejakk.

"Apasii luu, ngirii yaaa huu. Maap ni yaa Babang Zevin cuma mau bayarin guaa." Jawab Ejak tak kalah songong.

Ejak dan Danil sangat jarang akur, mereka seperti kucing dan tikus jika sudah adu mulut. Rio dan Zevin pun kadang ingin menendang mereka berdua dan menyumpal mulut mereka agar bisa diam sehari saja. Actually, mereka semua orang tajir, tapi uniknya mereka akan saling mentraktir satu sama lain jika ada yang ingin minta ditraktir, contohnya si Ejak ini.

Melody Of You [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang