Happy Reading💫
•
•
•💫
Suara lenguhan terdengar dari balik selimut tebal itu. Zura matanya perlahan, cahaya matahari dari jendela menghampirinya. Dia mencoba untuk menetralkan penglihatannya dan menarik keasadarannya sekarang.
"Sstt Aww," desisnya saat kepalanya tiba-tiba berdenyut, gadis itu mencoba bangun dari posisinya sekarang. Sehelai handuk basah tiba-tiba jatuh dari keningnya.
"Handuk?"
"Ini jam berapaa?" Ucapnya tiba-tiba. Ia ingat kemarin saat sampai dirumah ia langsung mandi dan berganti baju. Dirinya sempat kehujaan karena mencari taksi yang tak kunjung lewat, handphonenya juga rusak karena tersiram air kemaren. Ia ingat ingin mengeringkan rambutnya tapi badannya benar-benar menggigil saat itu dan akhirnya ia langsung ke kasur untuk tidur.
"Jam 08? Astaga aku telat sekolah!" Ucapnya sambil menekan pelipisnya yang masih berdenyut.
"Tapi siapa yang ngerawat dia? Zevin? Masa si singa garang? Tapi bisa jadi si."
"Tau ah pusing," decaknya.
Dia mengusap rambutnya dan baru sadar ternyata rambutnya masih lembab. "Kayanya rambut harus dikeringin dulu deh."
Memang semalam ia merasa tersiksa, semua badannya sakit, ia kedinginan tapi disaat bersamaan ia merasa sangat panas. Untung saja pagi ini ia merasa lebih baik walau masih lemas.
Dirinya beranjak dari kasur untuk mengambil hairdryer miliknya, tapi bunyi pintu kamar yang terbuka menghentikan langkah gadis itu.
"Udah bangun?" Tanya pria di seberang pintu. Mata Zura melebar melihat siapa orang itu.
"Kak Zevin? Ngga sekolah?"
Zevin berjalan mendekat, "Ga, udah izin juga."
Zevin menaruh nampan berisi bubur di nakas sebelah kasur, dirinya terkejut saat melihat Zura yang sudah berpindah dari kasur. Ia menatap gadis itu dan menarik tangannya pelan. Zura hanya menurut kemudian mengikuti langkah Zevin kembali duduk di pinggir kasur.
Tanpa aba-aba Zevin menempelkan dahinya ke dahi Zura. Mengecek suhu tubuh gadis itu apakah suhu tubuhnya masih tinggi atau tidak.
"Lo masih demam," ucapnya santai.
Ia menarik kembali keningnya dari sana tanpa menyadari bagaimana perasaan cewek itu. Jantungnya sudah berdetak kencang dan wajahnya kembali memerah, sepertinya Zevin tak tau hal yang ia lakukan malah membuat suhu tubuhnya makin naik.
"Muka lo juga merah," sautnya. Gadis itu mengalihkan pandangannya membuat Zevin sedikit bingung.
Zura berdecak kesal, Zevin benar-benar membuat perasaan berantakan. Pria itu hanya memikirkan dirinya sendiri, berlaku seenaknya, berubah tanpa penjelasan. Bagaimana dia tidak bingung? Pria yang biasanya hanya marah-marah dan membentak, sekarang berubah baik padanya dalam segala aspek, atau jangan-jangan?
"Pria itu sudah menyukainya?"
Zura menggeleng kuat, itu mustahil pikirnya. Gadis itu terdiam saat merasakan tepukan lembut di kepalanya.
"Yaudah makan sama minum obatnya dulu," ucap Pria itu.
Zura menggeleng, dia tidak napsu makan dan mulutnya rasanya pahit. Ia ingin mengeringkan rambutnya untuk saat ini.
"Lo sakit," ucap Zevin dingin.
Zura langsung menatap Zevin cengo, bagaimana bisa pria itu berubah dalam hitungan detik. Barusan nada bicara benar-benar lembut dan hangat, tapi sekarang berubah sedingin es.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Of You [Ongoing]
Novela Juvenil[teenfiction] [JADWAL UPDATE] ✨Senin & Kamis✨ Gimana saat seorang perfectionis seperti Azevin bertemu dengan si sok kuat seperti Azura? • • • Saat musik mulai menghubungkan mereka:)