Chap 8. Guru privat?

938 73 1
                                    

Budayakan Vote dan Komen guyss🥰🥰⭐️

*
*
*
*

"Assalamualaikum Pak," Ucap Zevin setelah memasuki ruang Pak Jimmy, guru kesenian mereka.

Pak Jimmy menyuruh Zevin untuk masuk dan duduk dihadapannya. Zevin sebenarnya sedikit bingung akan panggilan mendadak Pak Jimmy, apa mungkin masalah festival sekolah? Ntahlah

"Ada apa ya pak?" Tanyanya akhirnya

Pak Jimmy menyatukan kedua tangannya dan memandang Zevin, "Bapak denger kamu memarahi adik kelas karena nilai ekskulnya kecil, benar?" Tanya Pak Jimmy serius.

Zevin menghela napas dan mengangguk, "Benar Pak, tapi itu harus saya lakukan sebagai ketua ekskul, kalo anggotanya begitu ekskul kita nggak akan maju pak," Ujar Zevin membela dirinya.

Pak Jimmy mengangguk saja, "Sebenarnya itu bukan masalah serius, mereka diekskul kan belajar, kamu harus minta maaf sama orang yang kamu marahin, ngerti!"

Zevin mengepalkan jarinya, "Tu Cewe bawa masalah buat gue!" Ucapnya dalam hati.

Zevin terpaksa mengangguk tapi dia tak akan minta maaf, memang seharusnya begitu.

"Ahh dan satu lagi," lanjut Pak Jimmy membuat Zevin memusatkan perhatian, "Karena kamu yang permasalahin soal nilai dan skill, mulai sekarang kamu akan jadi guru privat si anak itu, Si Zura. Itu konsekuensi kamu sebagai ketua."

Zevin ingin membantah dan menolak tapi melihat tatapan serius Pak Jimmy ia tak bisa, bisa-bisa masalah lain yang akan timbul.

"Awas aja tu bocah."

*
*
*

Sudah dua hari sejak Zevin mengatakan hal mengerikan bahwa mereka akan bertemu setiap hari membuatnya agak frustasi dan bingung. Tapi yang membuatnya lega hal itu tidak terjadi, karena setelah hari itu dia tak bertemu Zevin sama sekali, entah karena ia berhasil menghindar atau memang mereka tidak ditakdirkan bertemu.

"Lo kenapa seneng gitu mukanya?" Tanya Carol yang sepertinya sudah selesai latihan keyboard dengan rombongan yang lain.

Zura menggeleng biasa, "Nggak ada si, cuma kayaknya yang dikatain Kak Zevin kemaren cuman buat nakutin aku aja." Sambil berpangku tangan.

Carol mengangguk saja tapi sedikit tidak yakin, apa benar seorang Zevin akan berkata bohong seperti itu. Entah dia juga masih ragu akan hal itu.

"Yaudah aku kesana dulu, kayaknya giliran rombongan aku deh yang latihan."

Carol mengangguk dan Zura berjalan mendekati anak-anak pemain gitar yang lain.

"Nih, giliran lu Ra," Randi, teman ekskulnya memberikan gitar classic itu. Zura mengangguk  dan kemudian ikut duduk di depan Pak Jimmy yang menjelaskan lagi materi hari ini.

Kami mempelajari kunci gantung, diantaranya BM, FM, GM, F#, dan CM. Kami pun mulai memainkan kunci gitar itu mulai dari BM dan aku cukup bisa walaupun tanganku hampir tidak menjangkau senar-senar gitar. Dan kemudian dari ke FM dan seterusnya.

"Zura kamu salah," Pak Jimmy mengintrupsi.

Aku pun menoleh ke Pak Jimmy, "Jari manis kamu harusnya menekan senar 5 bukan 4 di frett 3 Dan jari telunjukk kamu harus lebih kuat menekan senarnya, kalo tidak suaranya tidak akan keluar. Mengerti?" Tanya Pak Jimmi Dan Zura mengangguk.

Kemudian ia memainkan kunci FM itu lagi, suara yang keluar masih sumbang karena jari telunjuknya tak cukup kuat, tapi sepertinya Pak Jimmy tak mempermasalahkannya.

Melody Of You [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang