Chap 22. Jangan berharap

383 50 19
                                    

Happy Reading🖤


Aneh, ia yang marah tapi kenapa ia juga yang merasa sakit. Tidak adil!.

🎶

"Ra." panggil Carol

"lo ngga papa?" tanyanya khawatir, Zevin yang tidak melirik Zura sama sekali membuat Carol menatap sedih sahabatnya, seharusnya Zevin minta maaf atas apa yang terjadi. Tapi bahkan menolehpun tidak.

Zura menggeleng, ia lanjut berjalan dan Carol menyusulnya tanpa berbicara. Perasaanya benar-benar campur aduk sekarang. Apa yang dia harapkan sih? Zevin minta maaf padanya, bertanya apa dia baik-baik saja, mengejarnya.

"HAHA  konyol!" makinya dengan senyum getir.

mereka sampai ke kantin yang cukup ramai dan duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

"Mau pesen apa?" tanya Carol.

"Kaya biasa aja," jawabnya.

Carol mengangguk dan kemudian pergi untuk memesan makanan mereka, Zura hanya bisa menghela napas dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. suasana kantin yang cukup ramai tak berasa sama sekali baginya, bahkan Ia Malah mengantuk dan ingin tidur.

"Raa, Ra bangun," suara Carol masuk ke indra pendengarannya membuat gadis itu terusik.

"Emm," jawabnya ketika mengangkat kepala.

Carol menghela napas, "Lo malah tidur si, baru gua tinggaln sebentar juga. Lo kurang tidur apa gimana?" tanyanya.

"Emmm enggak kok, cuma ngantuk aja," ucapnya sambil merapikan rambut yang sedikit berantakan.

"Yaudah ayo makan dulu deh," ajak Carol dan disetujui oleh Zura.

mereka pun mulai makan dalam diam, kadang Carol bertanya apa Zura benar-benar baik-baik saja dan Zura pun selalu menjawab hal yang sama. Kadang Carol tidak bisa berkata-kata, Zura selalu memendam perasaannya sendiri tanpa mau membagi dengan dirinya padahal ia selalu bercerita tentang masalahnya pada Zura. Sejak kematian ayahnya 3 tahun lalu, Zura seakan menutup diri dari dunia, Carol menjadi saksi atas perubahan sikap gadis itu.

Dulu saat ia pertama kali bertemu Zura di kelas 4 sd, Dirinya adalah anak yang pemalu, sedangkan Zura anak yang benar-benar ceria, percaya diri, cantik, dan pintar. Zura benar-benar berusaha untuk dekat dengan dirinya, dan akhirnya ia bisa menjadi gadis yang ceria juga seperti Zura. Bemain berdua adalah kegiatan sehari-hari mereka, hal itu benar-benar membahagiakan sampai pada akhirnya Papa Zura meninggal karena kecelakaan saat mereka kelas 6 sd.

Zura benar-benar menjadi anak yang pemurung, cengeng, bahkan sampai mengurung diri di kamarnya. Carol berusaha keras untuk mengembalikan gadis itu seperti dulu. Mungkin tidak sepenuhnya tapi perlahan Zura membuka dirinya lagi, untuk Carol.

"Ayo balik ke kelas," Ucap Zura tiba-tiba membuyarkaan lamunan Carol

"Ehh ayooo,"jawabnya sedikit kaget.

Mereka pun akhirnya kembali ke kelas karena memang istirahat tinggal bersisa 10 menit lagi.

"Ra, kenapa di kelas kita rame banget deh," Ucap Carol yang sedikit kaget.

Zura pun mengangguk setuju, akhirnya mereka pun berjalan sedikit cepat untuk melihat apa yang terjadi.

"Eh ehh kenapa nih?" tanya Carol pada salah satu siswa yang bergerumul disana.

" itu ada Kak Zevin bawa cewe kesini ngga tau mau ngapain, dia cari Zura," jawabnya.

Mata Zura menyipit, "apa ? nyari aku?"

Melody Of You [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang