25. Dulu

34 15 2
                                    

Karenanya, semuanya terasa membingungkan dan menyakitkan disaat bersamaan.

●○●○●

"Ada apa sih, Dya? Lo mau cerita apa sama gue?" Aji menatap perempuan yang duduk di sampingnya dengan sorot mata penuh tanya. Pasalnya, tadi saat di kelas, Adya mengajaknya ke roof-top untuk menceritakan sesuatu padanya. Tapi saat sudah sampai di tempat tujuan, Adya malah diam dengan tatapan kosong yang menyorot pada hamparan luas di depan mata mereka berdua.

Adya memejamkan matanya sejenak. Ia ingin menceritakan semuanya pada Aji. Tapi mulutnya serasa kelu. Apa yang baru saja ia ketahui kemarin, serasa memukulnya secara telak. "Ma ...." Ia tidak dapat melanjutkan ucapannya.

"Ma?" Aji mengulang ucapan Adya. "Ma apa?" tanyanya terdengar frustasi. "Jangan bikin gue khawatir deh." Ia mulai kesal karena sekarang raut wajah Adya tampak sulit diartikan.

Adya menoleh pada Aji dengan mata yang sudah memerah. "Ma ... Mama gue, Ji." Setetes cairan bening jatuh tanpa diminta dari pelupuk matanya.

Mendengar kata 'Mama', rasa khawatir Aji bertambah berkali-kali lipat. Pasalnya, selalu ada rasa takut dalam hatinya setiap mengingat seorang ibu. Iya, dia masih trauma dengan kepergian bundanya. "Mama?! Mama lo kenapa?!"

Adya mencoba menenangkan dirinya dengan mengatur nafasnya, lantas berujar, "Ke ... kemarin, gue ...." Dan detik berikutnya, ia menceritakan semuanya yang ia ketahui kemarin dari awal sampai akhir.

Flashback on

UPS! SUDAH DIHAPUS, HEHE.

BELI BUKUNYA AJA, YA. AWOKWOK!


Flasback Off

Adya mengangkat kedua telapak tangannya dan menaruhnya di wajahnya. Menutupi wajah dirinya yang sudah terisak. Hatinya serasa sakit sekali mengingat kejadian kemarin. Ia baru mengetahui jika mamanya pernah mengalami hal semenyeramkan itu. Ia baru mengetahui jika itu alasan kedua orangtuanya melarangnya menjadi seorang penulis.

Dengan matanya yang sudah berubah sendu, Aji menatap Adya. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Semuanya terasa membingungkan dan menyakitkan disaat bersamaan. Tapi detik berikutnya, Aji menganggukkan kepalanya mantap. Ia harus mencari jalan yang terbaik untuk Adya. Adya tidak boleh terjebak dalam keadaan seperti ini. Ia meraih lengan mungil Adya. Kemudian menggenggamnya kuat.

●○●○●

Berdosa sekali kau plagiator! Jangan jadi plagiat, Guys! Hargai orang lain yang udah susah-susah bikin karya.

Jangan lupa tinggalkan jejak! Terimakasih!!! Babai!!!

-Siti Solehah
[25-11-2020]

INSECURE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang