‘Tolong beri tahu bagaimana rasa patah yang sesungguhnya. Agar aku bisa bersiap untuk segala kemungkinan terburuk.’
ʕ•ﻌ•ʔ
Bara dan Raina saling pandang beberapa saat. Riak bingung, aneh, sekaligus terkejut tidak bisa disembunyikan dari wajah mereka berdua. Berkebalikan dengan orang di depannya yang sejak datang sudah tersenyum-senyum girang. Mukanya cerah berseri-seri. Tampaknya, Sagi sudah gila.
Raina meneguk ludahnya, lalu meringis kecil. Dia belum siap kalau sahabat dari kecilnya tiba-tiba gila. Masih waras saja sudah menyusahkan, apalagi kalau gila.
“Rain, aku nggak lagi salah lihat, ‘kan?” Bara berbisik. Kedua tangannya membawa kantong plastik berisi makanan ringan yang sengaja disiapkan untuk acara camping, sedang di bahu kanan tersampir tas kamera yang tidak pernah ketinggalan di mana pun dia berada.
Seharusnya mereka sudah naik ke bus sejak beberapa menit lalu. Namun, karena melihat Sagi berjalan beriringan dengan seseorang di dekat lobi sekolah, mereka berdua memilih tinggal sebentar untuk memastikan kalau penglihatan mereka masih normal.
Yang mereka lihat adalah orang yang sangat mirip dengan mendiang Ryu. Bukan hanya sekadar mirip, tetapi benar-benar sama. Apakah diam-diam Ryu punya saudara kembar? Raina sudah berteman cukup lama dengan gadis tersebut, tetapi kemungkinan itu sungguh mustahil. Ryu adalah anak tunggal yang dibesarkan di sebuah panti asuhan setelah orang tuanya bercerai. Ibunya meninggal tak lama setelah berpisah, ayahnya tidak mau mengurus. Menyusahkan, katanya.
Raina melirik lagi sosok cantik yang kini tengah berdiri anggun di sisi Sagi. Matanya yang cemerlang sedang bertukar tatap dengan sahabatnya. Siapa katanya? Ziel? Jadi ini yang bernama Ziel? Yang pernah dipanggil Sagi dalam tidurnya. Yang membuat Sagi dilanda bimbang karena belum bisa menetapkan perasaannya. Ziel yang itu?
Bagaimana mungkin Sagi jatuh pada cinta yang sama?
“Aku juga nggak yakin,” balas Raina. Dia mencubit Bara di pinggang agak keras. Cowok itu langsung menjerit tertahan.
“Kamu ngapain cubit-cubit, sih?” keluh Bara. Raina dengan wajah tanpa dosa kembali berbisik di daun telinganya. “Berarti kamu nggak salah lihat,” katanya. Dan bodohnya, Bara malah mengangguk-angguk polos, menyetujui pernyataan Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITTARIUS
Teen FictionOneDream_id : Sagittarius A story by @dkfmxk [17+] Setelah sadar pasca kecelakaan, Sagi Tarrios Sinistra harus dihadapkan pada beberapa hal menyulitkan dan tak biasa. Selain kehilangan Ryu, Sagi juga harus kehilangan memori seputar kebersamaannya de...