Program diet gue udah berjalan dua bulan tapi yang bikin gue heran sekaligus kesel, masa gue cuma turun 5kg? Yang bener aja padahal gue udah diet mati-matian. Gue rajin olahraga dan workout, bahkan gue juga jalani diet tanpa makan nasi dan nggak makan makanan yang mengandung tepung.
Gue kira diet itu bakal mudah.
Ternyata apa yang di ekspektasikan sama yang terjadi di realita berbeda jauh, mau nangis aja deh gue. Tapi gue masih kesal aja, kaya kerja keras gue selama dua bulan ini nggak ada hasilnya.
Berat gue sekarang 65,4kg tapi kata orang-orang badan gue makin gendut lah gemuk lah kaya gajah lah. Kalo bisa lemak tubuh gue ini dibongkar pasang udah gue tambal tu mulut mereka yang ngatain gue pake itu lemak biar tau rasa.
Dan hari ini gue dapat kabar yang bikin mood gue jatuh sejatuhnya. Kak Jeno jadian sama anak 12 MIPA 1 namanya Kak Siyeon. Gue akuin anaknya emang cantik, cantik banget malahan beda jauh kalau disandingin sama gue. Mana kak Siyeon badannya bodygoals beda sama gue yang badan udah sebelas dua belas sama gentong air.
Bukan cuma gue yang patah hati tapi para penggemar kak Jeno yang lain juga ikut patah hati, tapi mereka nggak ada yang berani ngehujat kak Siyeon, karena kak Siyeon itu emang nggak punya celah untuk dihujat. Pupus sudah harapan gue, percuma deh gue diet mati-matian tapi mas crush gue udah punya pacar.
Dari pulang sekolah tadi perut gue rasanya sakit banget kaya panas terus ditusuk-tusuk gitu, sumpah sakit banget pokoknya sakit nya ngelebihin sakit waktu datang bulan 3x malahan ini rasa sakitnya. Mana kepala gue juga ikutan dibuat pusing.
Gue juga ngerasa kalau fisik gue belakangan ini agak kacau siklus menstruasi gue juga nggak lancar, gue jadi mudah stres, mudah kelelahan dan gue juga gampang banget emosi. Ada yang aneh dengan tubuh gue.
Sekarang jam tujuh malam dan gue masih terbaring diatas kasur sedari pulang sekolah, tadi kepala gue pusing banget rasanya mau muntah tapi nggak bisa sudah itu badan gue dipenuhi keringat.
Sakit banget. Gue nggak lagi mau meninggalkan?
Bahkan sekedar buat teriak manggil mama aja gue nggak sanggup, tenggorokan gue rasanya kering sama pedih banget.
"Adek ayo turun kebawah makan, dari pulang sekolah tadi kamu nggak ada keluar dari kamar mama lihat" Teriak mama dari bawah.
Mama nggak tau aja anak gadisnya ini lagi nangis sambil meregang kesakitan. Perut gue makin sakit banget.
"Adek denger nggak ini mama manggil" Saut papa pula dari bawah.
Iya gue denger ya ampun, cuma gue nggak bisa buat ngapa-ngapain ini.
"Tidur mungkin nggak si adek?"
"Nggak mungkin lah jam segini adek udah tidur"
"Biar Abang samperin ke atas"
Nggak lama pintu kamar kebuka cahaya dari lampu luar masuk kedalam kamar gue yang masih gelap gulita lalu lampu kamar dihidupkan.
"Adek?" Panggil bang Jaehyun.
Gue nangis makin kenceng.
"Ya Allah, dek lo kenapa?" Tanya bang Jaehyun histeris.
"Ss—sa..kit" rintih gue pelan sambil nangis.
"MA! PA! CHAE!" Teriak bang Jaehyun sambil meluk badan gue, ngusap kepala gue yang udah basah karena keringat.
"Kenapa kok teriak-teriak sih bang?"
"Ya Allah adek!"
"Adek kenapa bang?!"
Satu rumah histeris.
"Nggak tau waktu Abang masuk badan adek udah gemetar sama mandi keringat gini"
Papa langsung ngambil posisi disamping gue langsung aja papa periksa denyut nadi sama detak jantung gue, terus gue jari papa neken perut gue nggak kenceng tapi rasanya sakit banget.
"Sa—-kit pah.."
"Abang siapin mobil sekarang, kita bawa adek kerumah sakit" cuma itu hal terakhir yang gue dengar sebelum papa ngendong gue dan penglihatan gue gelap.
——-
"Aera terkena sarcopenia dan ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak mengonsumsi makanan yang cukup sehingga tubuh akan menggunakan otot sebagai sumber energi dan ini sangat berbahaya, dan juga tubuh Aera belakangan ini tidak menerima cukup mineral seperti natrium, glukosa, kalium, kalsium, zat besi yang akhirnya menyebabkan demam, diare dan muntah. Beruntung Aera cepat dibawa kerumah sakit"
Semua yang ada didalam ruangan menghela napas khawatir setelah mendengar penjelasan dari dokter yang menangani Aera di UGD tadi hingga kini sudah dipindahkan keruang inap.
Mama mengusap kepala Aera dengan lembut sedangkan Aera dengan tangan tercantum jarum infus dan selang oksigen tertidur pulas setelah diberi obat pemambah cairan tubuh.
"Tapi nggak ada efek samping lainnya kan dok?" Tanya bang Jaehyun.
"Maaf sebelumnya, apa Aera sedang menjalani diet?" Tanya dokter yang dijawab anggukan oleh papa.
"Diet yang dilakukan Aera termasuk diet yang cukup ekstrem hal ini juga menyebabkan ada sedikit kerusakan pada usus nya, tapi nggak perlu khawatir hal ini masih bisa diatasi"
Setelah menjelaskan lebih lanjut dokter Vian masih selaku rekan kerja papa pamit, kini menyisakan satu keluarga dengan perasaan khawatir.
"Hiks..."
Suara dari isakan tangis kak Chaeyeon mengalihkan atensi.
"Kakak kenapa nangis?" Tanya mama.
Bang Jaehyun langsung memeluk tubuh kak Chaeyon seakan tau maksud dari tangisannya.
"Adek pasti merasa kesakitan banget" isak kak Chaeyeon lagi.
"Nggak apa-apa adek kan sekarang udah diobati, lo jangan nangis dong nanti gue juga ikutan nangis nih" Ujar bang Jaehyun sambi memberi usapan dipunggung kak Chaeyeon.
Papa dan mama tersenyum, karena mereka tau diantara semua orang rumah kak Chaeyeon sangat sayang dengan Aera dari dulu jika Aera sakit ia akan menangis tersedu-sedu dan memohon agar sakit adiknya itu bisa pindah ke dirinya. Sebesar itu rasa sayangnya.
Papa pengusap kepala kak Chaeyeon. "Ih cengeng udah besar juga, adek nggak bakal apa-apa kok kak"
"Besok-besok kalo adek mau diet lagi kakak bakal larang habis-habisan, dari awal kakak sebenarnya nggak setuju waktu adek bilang dia mau diet. Bukan karena kak nggak mau adek kurus, cuma kakak nggak sanggup lihat adek jadi ke siksa gitu. Ngelihat adek terbaring kaya sekarang ini buat hati kakak sakit, karena nggak bisa berbuat apa-apa"
"Udah-udah nggak apa-apa" bisik bang Jaehyun sambil mengusap air mata kak Chaeyeon. Bang Jaehyun juga sama khawatir nya dengan kembarannya ini, melihat bagaimana wajah Aera pucat pasi dengan tubuh yang gemetar mumbuat hatinya serasa diremas.
"Adek nggak bakal apa-apa kok tenang ajak kak." Sejanak mama melirik jam di dinding.
"Udah jam sebelas lewat semuanya pulang aja biar mama yang jaga"
"Abang ikut jaga, besok Abang juga nggak ada kelas"
"Kakak ada kelas pagi kan besok?" Tanya mama yang dijawab anggukan kepala.
"Papa udah minta surat keterangan sakit adek besok papa anter kesekolah. Ini nggak apa mama sama Abang doang yang jaga?"
"Iya nggak apa-apa. Papa sama kakak pulang aja besok pagi kan harus kuliah sama kerja yang nggak bisa ditinggalkan" Nggak beberapa lama sesudah itu papa sama kak Chaeyeon pamit pulang.
Dan malam ini Jung Aera berhasil buat satu keluarga panik. Termasuk Jaemin dan ketiga sahabatnya.
——
Ily✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Timbangan.
Teen Fiction[SELESAI] Ketika timbangan berat badan menjadi tolak ukur untuk standar kecantikan. Rinai senja, April 2021.