Dunia ini damai sekali.
Gerimis menari diterangi lampu-lampu yang membias dari mobil-mobil yang masih berkeliaran di jalan malam Seoul. Suaranya menyenangkan untukku yang sedang kehilangan ingatan.
Persis di belakangku, seseorang tengah bergelung dalam selimut tebal. Separuh wajahnya melesak dalam guling. Kalau mendekat, aku tidak tahan untuk tidak mengamati bulu matanya yang tak terlalu panjang tapi lebat.
Dia seperti anak kecil tanpa dosa. Yang langsung pulas ketika menyentuh bantal dan mencapai kedamaiannya. Sifatnya yang jahil dan iseng itu luntur seketika.
Sebenarnya, daripada gerimis di luar, aku lebih menyukai pemandangan Lee Haechan yang sedang tidur.
Aku tersenyum, memandangi jari-jariku. Aku ingin membetulkan rambut coklatnya yang berantakan. Tidak akan membuatnya terbangun, 'kan?
Bibirku terkatup, tersadar dan membuat senyum maklum. Jangankan membangunkan, menyentuhnya saja aku tidak bisa. Jari-jariku selalu menembus pipinya.
Mungkin ini salah hujan, tapi malam ini, aku merindukan tubuhku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] See You When You Can See Me
Fanfiction"sedekat ini, tapi sejauh itu pula." aku terbangun di dorm orang-orang yang sangat kusayangi. tapi sebagai hantu yang hanya bisa diam-diam tersenyum memerhatikan dari jauh. ah, ceritaku tidak secreepy itu kok. malah mungkin-sedikit kelebihan gula...