"Gerakin tangan nya Ly"
Lyodra menggerakan tangan nya dengan perlahan lalu jari-jarinya yang terlihat sedikit kaku.
"masih kebas dok"
dokter Ryan berjalan menuju meja nya dan menuliskan beberapa catatan pada selembar kertas.
"udah kerasa gitu tapi kenapa kamu malah nolak terapi Ly"
dokter Ryan menggelengkan kepalanya karena sikap keras kepala Lyodra.
"aku slalu latihan rutin ko dok, kalau terapi kan harus bulak balik ke sini, nanti Ayah sama Kak Tiara pasti curiga"
dokter Ryan terdiam sejenak, ia jadi teringat saat Tiara menemuinya beberapa waktu yang lalu.
"Mereka sayang loh Ly sama kamu, apa ga kasian kalau mereka tau dari orang lain?"
"saat mereka tau justru aku pasti ngerasa kasian pada diriku sendiri dok, aku lebih senang mereka perhatiaan karena aku ada bukan karena takut aku pergi"
****
Pertemuan nya dengan dokter Ryan sudah selesai, walaupun Lyodra bisa terlihat baik-baik saja tapi tak bisa di pungkiri jika ia sudah merasa lelah, ini terasa seperti membunuh nya secara perlahan.
"Lyodra!"
Lyodra langsung menghentikan langkah nya dan berbalik, ia terkejut saat melihat seseorang yang memangilnya dan dengan gerak cepat ia langsung melangkah lagi tapi orang itu berhasil meraih pundak Lyodra.
"kak Mahen mau apa?"
Lyodra terlihat ketakutan sedangkan Mahen menatap tanpa ekpresi pada Lyodra.
"lo tinggal serumah sama Tiara kan? ya udah gue anter lo pulang, gue pengen ketemu Tiara"
Lyodra langsung menggelengkan kepalanya, ia tau jika Mahen sangat terobsesi pada Tiara dan Lyodra juga tau jika Mahen sangat berbahaya.
"lama lo!"
Dengan kasar, Mahen menarik tangan Lyodra hingga Lyodra merintih kesakitan.
Buukh!!
Mahen tersungkur saat Anrez yang datang entah dari mana langsung memukul punggungnya.
"apa-apaan lo!"
"lo yang apa-apaan hah!, gila ya lo, lo lahir dari rahim cewek bukan sih" Anrez benar-benar terlihat marah pada Mahen.
Mahen tak tinggal diam, ia tak terima diperlakukan seperti itu oleh Anrez dan langsung memukul wajah Anrez. Lyodra yang kebingungan sekaligus takut langsung berlari mencari bantuan hingga akhirnya perkelahian mereka bisa terpisahkan oleh dua orang satpam.Mahen yang kesal langsung pergi sedangkan Anrez masih terlihat kesakitan, ia tak biasa berkelahi jadi sudah bisa di pastikan banyak hasil karya kepalan tangan Mahen di wajah nya.
Lyodra memapah Anrez untuk duduk di tempat yang teduh.
"maaf ya, gara-gara aku kakak jadi gini, mumpung ini di rumah sakit mending diobatin sekalian"
Anrez tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"gapapa, nanti diobatin di rumah aja"
"duh aku jadi ga enak"
mata Lyodra dan Anrez langsung tertuju pada handphone yang di pegang Lyodra.
"mati gue" ucap Lyodra saat melihat na Tiara tertera di layar handphone nya.
"halo kak" ucap Lyodra dengan hati-hati, ia yakin Tiara pasti akan ngomel karena ia pergi tanpa ijin pada siapapun di rumah.
"dimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Terakhir
Fanfiction"kalau gue bisa, gue justru ingin ngembaliin semuanya supaya lo pergi dari hidup gue" ~Tiara~ "itu adalah harta terbesar yang gue punya saat ini, salah kalau gue cuma mau jaga apa yang saat ini gue punya?" ~Lyodra~