"Semua guru mungkin takut tapi engga dengan polisi"
Ziva tersenyum penuh arti, tangan nya masih memegang handphone untuk merekam apa yang dilakukan Mahen terhadap Tiara.
Tiara bisa sedikit bernafas lega, ia benar-benar terselamatkan saat ini.
Mahen yang marah hendak merebut handphone Ziva tapi tubuh mungil Ziva membuatnya bisa bergerak dengan cepat.
"lo berani ya sama gue!" Teriak Mahen, matanya menatap tajam kearah Ziva.
"hello.. emang lo siapa? lo ga mau kan video ini berubah jadi barang bukti di kantor polisi"
Mahen semakin geram, ia hendak memukul Ziva tapi kaki Tiara lebih dulu menendang kakinya, hingga Mahen terjatuh karena tulang kering nya yang terasa sakit.
Tiara menarik tangan Ziva untuk berlari menjauhi Mahen. Saat sampai di depan kelas, mereka berhenti dengan mafas yang terengah-engah
"Ah gila, pagi-pagi si cungkring itu bikin gue keringetan aja" keluh Ziva, ia menoleh pada Tiara dan kaget melihat kondisinya.
"eh Ti.. lo baik-baik aja?" Ziva terlihat khawatir saat Tiara terengah sambil memejamkan matanya.
"obat lo mana?" tanya Ziva, ia memapah Tiara untuk duduk.
"gapapa Ziv, gue cuma cape"
"beneran?"
Tiara menganggukan kepalanya dan tersenyum.
"syukur deh, gue takut kejadian waktu itu keulang lagi"
Kata-kata sederhana namun punya makna mendalam bagi Tiara, ada sedikit rasa menyesal yang Tiara rasakan, bisa-bisanya dulu ia memilih mengabaikan Ziva padahal Ziva adalah satu-satunya sahabat yamg selalu tulus padanya.
"makasih Ziv" Tiara tersenyum dan menatap tulus pada sahabat nya itu, setidaknya ia masih mempunya sahabat yang slalu ada untuk nya.
***
"gimana dok, aku pasti sembuh kan?"
dokter Ryan tersenyum, ada banyak hal yang mengganjal di pikiran nya, ia tak tega melihat Lyodra.
"iya Ly, kalau kamu semangat terus, pasti sembuh"
Lyodra tersenyum senang, terlihat setitik harapan yang terpancar lewat ekpresinya.
"ya sudah Ly saya tinggal dulu ya, kamu bisa istirahat lagi" ucap dokter Ryan yang langsung di balas anggukan oleh Lyodra.
Tanpa disadari Lyodra, Samuel sejak tadi memperhatikan nya, ia sengaja bolos sekolah dan memilih untuk melihat Lyodra.
"Ly.."
Lyodra menoleh dan menatap heran pada Samuel.
"kamu bolos?" tanya Lyodra.
Samuel terlihat gugup, entah apa yang membuatnya salah tingkah saat ini.
"a..aku kepikiran kamu terus, eng.. gimana keadaan kamu?"
bukannya menjawab Lyodra justru terus menatap Samuel.
"Ly jangan natap kayak gitu dong"
Tawa Lyodra pecah seketika, entah kenapa ia merasa gemas dengan tingkah lelaki di hadapan nya ini.
"ngapain jauh-jauh, sini lah"
Samuel yang awalnya ragu akhirnya melangkah mendekati Lyodra dan duduk di sampingnya.
"Mama mu pasti marah kalau tau kamu bolos" kali ini Lyodra terlihat serius, ia tak ingin teman nya ini mendapatkan masalah besar di rumah nya.
"aku laki-laki, harusnya aku bisa tegas nentuin apa yang aku mau"
![](https://img.wattpad.com/cover/246105908-288-k113264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Terakhir
Фанфик"kalau gue bisa, gue justru ingin ngembaliin semuanya supaya lo pergi dari hidup gue" ~Tiara~ "itu adalah harta terbesar yang gue punya saat ini, salah kalau gue cuma mau jaga apa yang saat ini gue punya?" ~Lyodra~