Tiara terbangun dari tidur nya, matanya masih mencoba fokus karena cahaya yang keluar dari jendela, tangan nya meraba sesuatu yang terasa lembab di kening nya.
Ia menatap bingung kain lembab di tangan nya.
"kompresan? emang aku kenapa?"
Tiara melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukan jam 8 pagi, itu tandanya ia sudah tak bisa pergi ke sekolah karena terlambat, matanya menangkap sesuatu di atas nakas, beberapa bulir obat dan dua potong roti isi diatas piring juga secarik kertas bertuliskan..
cepat sembuh kak Titi
sudah bisa di pastikan Tiara kalau semua ini adalah ulah Lyodra.
Tiara beranjak dari tempat tidur, memijat pelan kepalanya yang masih terasa pusing, perut nya pun terasa perih karena sejak kemarin siang perutnya belum terisi apapun.Tiara hendak memasukan sepotong roti isi kedalam mulut nya namun kejadian kemarin kembali terulang lagi di benak nya, membuat selera makan nya hilang seketika, sepertinya hatinya sudah gelap terselimuti kebencian terhadap Lyodra atau apapun yang berhubungan dengan wanita penghancur keluarga nya.
***
Lyodra berjalan menuju ruang guru dengan setumpuk buku pelajaran di tangan nya, langkah nya terhenti saat melihat siswa yang memakai tas persis seperti yang ia lihat di ruang musik kemarin.
"eeh tunggu.." Lyodra berteriak sebelum kembali kehilangam jejak siswa itu.
"Samuel Cipta"
Lyodra membaca nama yang tertera di seragam milik siswa itu sedangkan Samuel hanya menatap heran kearah Lyodra begitu juga seorang perempuan disebelah nya.
"kemarin gue liat lo di ruang musik, permainan piano lo bagus banget" ucap Lyodra dengan mata berbinar dan penuh semangat, namun ada sesuatu yang aneh di rasakan oleh Lyodra, Samuel langsung terlihat tegang dan gelisah.
"kamu masih main piano?"
kata-kata yang terdengar biasa saja tapi entah kenapa tatapan wanita itu terasa sangat mengintimidasi.
"ng..engga ma, mungkin dia salah lihat"
"kamu ga bisa bohong dari mama, pantas nilai mu semakin turun"
"ma sam.."
"mama akan tambah jadwal les kamu, kamu harus.."
"oke Sam ngerti"
Lyodra sedikit tak percaya dengan percakapan dua orang di depan nya ini, Samuel masih tertunduk lesu setelah wanita itu pergi.
"maaf" lirih Lyodra, ia benar-benar merasa bersalah.
Diluar dugaan, Samuel tersenyum pada Lyodra.
"gapapa" hanya itu yang di ucapkan Samuel sebelum berjalan meninggalkan Lyodra. Lyodra tak bisa berbuat apa-apa selain menatap kepergian Samuel yang berjalan lesu dengan sesekali menendang kerikil-kerikit di hadapan nya, Lyodra tau di balik kata baik-baik saja nya ada perasaan hancur yang di rasakan Samuel.
"Lyodra"
Lyodra tersentak kaget saat seseorang memanggil namanya, dan ternyata itu Ziva.
"kamu ngapain disini?" tanya Ziva.
"aku dari perpustakaan kak, mau lanjut ke kelas" ucap Lyodra dengan senyuman khas nya.
"oh, eh aku denger kamu sepupunya Tiara ya? tau ga Tiara kenapa ga masuk hari ini?"
Wow, Lyodra merasa populer saat ini, kenapa berita bisa cepat menyebar padahal ia baru dua hari bersekolah disini.
"kak Tiara sakit kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Terakhir
Fanfic"kalau gue bisa, gue justru ingin ngembaliin semuanya supaya lo pergi dari hidup gue" ~Tiara~ "itu adalah harta terbesar yang gue punya saat ini, salah kalau gue cuma mau jaga apa yang saat ini gue punya?" ~Lyodra~