"kamu ga pulang?"
Ziva bertanya pada Samuel yang baru saja datang ke kamar inap Tiara.
Samuel hanya menggelengkan kepalanya dan duduk disamping Ziva."sedih banget liat mereka berdua" ucap Samuel, kali ini Ziva yang mengangguk bahkan pipinya pun masih dibasahi oleh air mata.
Tiara terlihat terbangun, Ziva langsung tercekat dan mengelus tangan Tiara yang sejak tadi di genggamnya.
Tiara masih terlihat lemah, ia memandangi Ziva dan Samuel secara bergantian.
"Ayah mana?"
Ziva terdiam ia bingung harus menjelaskan apa pada Tiara.
"Lily.."
"Lyodra lagi tidur kak, kakak pulih dulu ya, nanti kita liat Lily" ucap Samuel, ia mencoba untuk menenangkan Tiara.
"aku mau ketemu Lily"
Tiara hendak terbagun tapi Ziva langsung menahan tubuhnya.
"iya nanti kita ketemu Lyodra, tapi lo harus pulih dulu Ti"
"ga mau Ziv, Lyodra dimana?"
Tiara tetap bersikeras untuk bertemu Lyodra, ia sudah sangat merindukan adiknya itu terlebih lagi rasa khawatir yang setiap harinya dirasakan Tiara.
Hingga akhirnya mau tak mau Ziva mengabulkan permintaan Tiara.
Samuel mendorong kursi roda Tiara dengan Ziva disampingnya.
Terlihat Tiara yang sangat tak sabar untuk melihat adiknya.Ziva menahan kursi roda Tiara saat mereka sudah sampai di ruang inap Lyodra.
Ziva menyamakan tingginya dengan Tiara, ia menangkupkan kedua tangannya di pipi Tiara."janji dulu sama gue, lo harus kuat dengan apapun yang nanti lo lihat"
Tiara langsung menganggukan kepalanya, sebenarnya perkataan Ziva semakin membuatnya takut
tapi ia tak ingin jika Ziva berubah pikiran dan kembali melarang nyaPintu pun dibuka oleh Samuel, Ziva beralih menggenggam tangan Tiara, ia tetap ingin menguatkan sahabatnya ini.
Tiara langsung menggigit bibirnya untuk menahan agar ia tak menangis saat melihat Lyodra yang terbaring dengan banyak alat di tubuhnya.
Dapat Ziva rasakan genggaman Tiara yang semakin erat di tangan nya."hai, berapa hari sih kita ga ketemu? ko kamu kurus banget" Tiara mengusap kasar air matanya, ia sudah berjanji pada Ziva agar kuat melihat kondisi Lyodra.
"Maaf udah ninggalin kamu beberapa hari ini, aku janji ga akan ninggalin kamu lagi"
Samuel menggelengkan kepalanya beberapa kali, ia terlihat berusaha menahan tangisnya, sedangkan Ziva terus mengusap punggung Tiara, ia salut pada sahabatnya ini, sejauh ini Tiara menepati janji nya untuk tetap kuat dengan apapun kondisi Lyodra.
"Aku sayang kamu Ly"
Tiara tersenyum dalam peluknya, ia memeluk erat tubuh Lyodra yang masih terbaring, rasanya ia sangat rindu dengan pelukan hangat Lyodra saat ia merindukan ibunya.
Pintu terbuka dan terlihat Mahen dan Anrez dengan kondisi yang berantakan, banyak sekali memar di wajah mereka berdua bahkan pipi sebelah kanan Anrez berlumuran darah yang mengalir dari kepalanya.
Anrez langsung menghampiri Tiara, ia sungguh sangat mengkhawatirkan keadaan Tiara.
Tiara terlihat kaget, entah kenapa ada rasa perih di hatinya saat melihat Anrez dengan keadaan seperti ini, perlahan ia menyentuh pipi Anrez, bahkan dapat Anrez rasakan jemari Tiara yang bergetar.
![](https://img.wattpad.com/cover/246105908-288-k113264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Terakhir
Fanfiction"kalau gue bisa, gue justru ingin ngembaliin semuanya supaya lo pergi dari hidup gue" ~Tiara~ "itu adalah harta terbesar yang gue punya saat ini, salah kalau gue cuma mau jaga apa yang saat ini gue punya?" ~Lyodra~