20

1.5K 123 125
                                    

"Sayang tolong jangan dulu ambil keputusan yang salah"

"salah? ini kan yang Ayah mau? harusnya ini jadi keputusan yang tepat untuk Ayah dan.."

Tiara menghentikan ucapan nya, ia menatap penuh luka pada sang Ayah.

"Dan anak kesayangan ayah itu" lirih Tiara. ia sudah tak kuat, hatinya teramat sakit saat ini.

"Nak tunggu dulu"

Adrian mencoba mengejar Tiara yang berlari keluar namun Mertuanya itu menahan nya.

"Jangan mengejarnya, kamu sudah kalah dan jangan membuat Tiara berubah pikiran atau kamu akan tau akibatnya"

***

Tiara langsung masuk kedalam mobil dan pergi. Berada di rumah justru semakin membuat nya tersiksa, saat ini ia benar-benar merasa menjadi anak yang lahir dari sebuah kesalahan, padahal ia tak bisa memilih untuk lahir dari siapa tapi keadaan yang membuatnya terasa sebagai dampak buruk dari masalalu orang tuanya.

"Aaarrggghh!!"

Tiara berteriak dan memukul stir mobilnya, ia meluapkan semua kekesalan nya.

"Gue benci situasi kayak gini, gue benci!"

Tiara terisak, sudah cukup ia pedam semua kesedihan nya selama ini.

"ibu.."

Hanya ibunya lah yang selalu Tiara sebut, selama ini ia hanya bisa terbuka pada ibunya tapi sekarang berbeda, Tiara tak tau lagi harus mencurahkan semuanya pada siapa.

"Ly.. kenapa kamu lahir dari orang-orang yang aku benci"

Tiara menyandarkan tubuhnya, ia benar-benar merasa lelah, matanya yang terus menangis ia biarkan begitu saja.
Samar- samar ia melihat Andrez dari arah berlawanan yang sedang menaiki motornya.

Tiara memilih keluar dari mobil dan itu di sadari oleh Anrez yang juga langsung menepikan motor nya dan menghampiri Tiara, ia takut terjadi sesuatu pada Tiara.

"Ti, kamu kenapa? mobil nya mogok?" tanya Anrez.

Bruuuk...

Tanpa basa-basi Tiara langsung memeluk Anrez dan kembali menangis, Tiara pun tak mengerti dengan apa yang dilakukan nya, yang ia butuhkan saat ini adalah seseorang yang bisa menemaninya.

"hey, kamu kenapa?" tanya Anrez, ada sorot ke khawatiran yang tergambar jelas di matanya.

"gue cape"

Hanya kalimat itu yang diucapkan Tiara di sela isak tangisnya.

Anrez mengelus lembut rambut Tiara, berharap bisa membuat gadis yang disukainya menjadi lebih tenang.

"Ya udah gapapa, tapi jangan disini, kita  cari tempat duduk yuk"

Saat ini Tiara dan Anrez tengah terdiam di bangku taman, sejak Tiara memeluknya, tak ada lagi kata yang Tiara ucapkan dan Anrez masih setia menunggu Tiara merasa lebih baik.

"makasih Drez"

Anrez menoleh dan tersenyum, baginya menjadi seseorang yang ada saat Tiara membutuhkan nya adalah hal yang luar biasa.

"Kalau ada apa-apa jangan sungkan Ti, aku pasti selalu ada buat kamu"

Diluar dugaan Anrez, Tiara menoleh dan tersenyum, Senyuman yang langsung membuat Anrez terpaku.

Tiba-tiba pandangan mereka teralihkan oleh dering handphone Tiara.

Tiara mengerutkan keningnya tertera no baru yang menelepon nya.

Melodi TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang