21

1.3K 116 55
                                    

senyum kak

kak ayo nyanyi

aku kangen mama

Perlahan mata Tiara terbuka, kata-kata Lyodra seperti terdengar jelas di telinganya. Matanya menangkap sebuah ruangan yang cukup mewah lebih tepatnya sebuah kamar dan ia tengah terbaring di tempat tidur yang terlihat luas tapi satu hal yang baru di sadari Tiara. Kakinya sama sekali tak bisa di gerakan.

Pintu perlahan terbuka dan Tiara hanya mampu menatap penuh kebencian pada seseorang yang kini berada di hadapan nya.

"Hidup itu keras Tiara, hanya ada dua hal yang bisa kita dapatkan, menang atau kalah, otak mu sudah diracuni oleh anak itu dan kamu sangat berbeda dengan Maya, kakek tau kamu tak segampang ibumu saat kakek menyuruhnya membunuh Bunga dan anaknya"

Tiara sedikit terkejut, ternyata selama ini kakeknya lah dalang dibalik semuanya.

"aku rasa otak kakek yang sepenuhnya sudah teracuni"

Terlihat rahang sang kakek mengeras, sebelum nya ia adalah orang yang selalu di segani dan satu-satunya orang yang berani menjatuhkan harga dirinya adalah cucu nya sendiri.

"kamu akan tau akibatnya jika melawan kakek, dan kakek akan pastikan kamu tak akan melihat anak itu ataupun Ayahmu lagi"

Tiara tercekat rasa khawatir langsung menyelimuti perasaan nya.

"Jagan sakiti Ayah ataupun Lyodra, aku janji akan menuruti semua kemauan kakek"

Tak ada lagi rasa iba saat melihat cucunya memelas dan menangis seperti itu yang ada hanya senyuman kepuasan yang terasa menjengkelkan dimata Tiara.

"bagus" hanya itu yang diucapkannya dan langsung pergi begitu saja, meninggalkan Tiara yang masih menangis.

****

Disisi lain suasanya sedih masih memenuhi kamar Lyodra, semua yang ada di sana hanya bisa terdiam melihat Lyodra terbaring lemah tak berdaya.

"Ly.. jangan tidur terus dong" ucap Keisya, ia benar-benar sedih saat ini.

"lo mau duet sama kak Tiara kan di pensi, bangun dong Ly"

mendengar nama Tiara disebut, Anrez yang sejak tadi terdiam langsung teringat pada Tiara. ia mencoba menghubungi Tiara tapi tak kunjung diangkat, entah kenapa perasaan nya begitu cemas saat ini.

"ng.. semuanya gue pamit dulu ya" pamit Anrez, saat ini yang ada dipikirannya hanya Tiara.
Anrez bergegas pergi menuju rumah Tiara.

Sesampainya di rumah Tiara Anrez melihat Ayah Tiara yang terlihat terburu-buru keluar dari rumah nya.

"Assalamu'alaikum om"

Adrian yang hendak masuk mobil langsung menoleh.

"wa'alaikumsalam"

"Tiara nya ada om?"

"saya justru sedang mencarinya"

wajah Anrez terlihat lesu, kening nya semakin berkerut, entah apa yang membuatnya merasa secemas ini.

"saya bantu cari Tiara om"

Adrian hanya mengangguk membiarkan Anrez yang dengan segera menyalakan motornya untuk mencari Tiara.
Dibalik sikap tenang nya Andrian sangat mengkhawatirkan putri sulung nya, apalagi hubungan nya dengan Tiara masih jauh dari kata baik dan hal yang paling di takutinya adalah Ayah mertuanya yang selalu punya cara licik untuk mendapatkan apa yang ia mau.

"Maafin Ayah nak.. maafin ayah" kalimat itu yang terus diucapkan Adrian, pikiran nya kalut saat ini.
Apalagi setelah ia mengenali sosok pria yang keluar dari kamar lyodra sebelum Lyodra koma, Adrian hapal betul walaupun video CCTV yang dilihatnya tidak begitu jelas.

Melodi TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang