Tiga puluh satu

23 5 0
                                    

Happy reading!

"Karena si humoris juga punya masalah, yang selalu berhasil ia tutupi dengan kekonyolannya:)"

°°°

Minggu yang cerah, tidak akan dilewatkan oleh ketiga sahabat yang baru saja berdamai dari masalah yang beberapa hari lalu menghampiri. Iya, siapa lagi kalau bukan Haura, Dehan dan Karen.

Pagi ini, pukul 08.30 WIB. Dehan dan Karen sudah berada di kediaman Haura. Mereka bertiga sudah merencanakan akan menghabiskan hari Minggu dengan berjalan-jalan.

"Mau ke mana kalian? Pagi-pagi kok udah ke sini aja," tanya Oma saat Dehan dan Karen menghampiri Oma yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

"Mau refreshing, Oma. Biar nggak stres," balas Dehan lalu menarik kursi di depannya dan mendaratkan bokongnya di sana.

Begitu pula dengan Karen, cowok humoris itu juga ikut duduk di sebelah Dehan. Mereka berdua memang sudah menganggap rumah ini seperti rumah mereka sendiri.

"Nanti pulangnya jangan kemalaman, ya!" peringat Oma.

"Siap, Oma!" jawab mereka serempak.

"Nih, Oma udah masakin nasi goreng. Dimakan dulu, Hauranya juga belum siap dandan tuh," ujar Oma seraya menyodorkan nasi goreng masakannya pada kedua cowok itu.

Dehan dan Karen pun menyengir. "Tau aja kalau kita belum makan.

***

"Pertama, tujuan kita ke mana nih?" tanya Dehan saat mobil mereka mulai meninggalkan kawasan rumah Haura.

"Timezone kuy," ajak Karen dengan semangat.

"Gue ngikut aja," balas Haura dari belakang.

"Ke puncak aja gimana?" tawar Dehan.

"Puncak kejauhan, lagian kata Oma 'kan nggak boleh pulang malam-malam." Karen menoleh sekilas ke belakang. "Mending ke Timezone ajalah, kita seru-seruan," lanjut Karen.

Tanpa berkata lagi, Dehan langsung tancap gas menuju Timezone. Sepanjang perjalanan, Karen bernyanyi dengan pd-nya, meskipun suaranya sangat tidak mendukung sekali.

Ya, setidaknya suasana mobil tidak terlihat canggung. Karena dari tadi Haura lebih banyak diam dengan terus menatap ke arah jendela mobil.

Mungkin, pikiran cewek itu sedang kalut sekali. Dan ini kesempatan emas bagi Dehan dan Karen untuk me-refresh pikiran Haura.

Mereka pun akhirnya sampai di Timezone. Dengan tidak sabaran, Karen langsung mengajak Haura menyerbu permainan-permainan yang ada di sini. Dehan pun tidak ketinggalan, ia juga ikut serta bermain.

Mereka bertiga layaknya anak muda yang begitu bahagia, terlihat tidak memiliki beban sedikit pun. Padahal, orang-orang tidak tau apa yang sedang mereka hadapi, terutama Haura.

Kali ini, Dehan dan Karen sukses membuat Haura tertawa lepas. Sudah lama cewek dengan rambut hitam sebahu itu tidak tertawa lepas seperti ini.

Masalah-masalah yang datang silih berganti membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan jarang tersenyum. Membuatnya menjadi pribadi yang terlihat tegar, padahal nyatanya sangatlah rapuh.

Setelah puas bermain, mereka bertiga langsung menuju kedai es krim langganan mereka. Es krim yang satu ini tidak akan pernah terlewatkan untuk dibeli.

Saat baru saja turun dari mobil, seseorang menghampiri mereka bertiga.

"Eh, kalian ada di sini," sapa orang itu yang tak lain adalah Lisa. Ah, mendengar namanya saja Haura sudah sangat malas. Apalagi jika harus berhadapan dengan orangnya.

HAURA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang