Happy reading :)
Melihatnya tertawa saja sudah cukup membuatku bahagia.
--Fuji Rahayu Ningtia--
¤¤¤
"Kau jelek hari ini dan aku suka." Karen bernyayi di sepanjang koridor sambil menyejajarkan langkahnya dangan Haura, menirukan gaya Felix Irwan dengan lagunya yang berjudul 'Kau Cantik Hari Ini.
Tapi, Karen sengaja merubah lirik 'cantik' menjadi 'jelek. Bukan maksud lain, ia hanya ingin membuat Haura kesal. Itu saja!
Pagi ini, cewek hemat ekspresi itu telah berada di sekolah. Berjalan sendirian menuju kelasnya. Ini bukan sesuatu yang aneh sih, karena biasanya Haura selalu sendirian kecuali jika kedua bodyguard-nya ada.
"Lo kalau mau bilang gue cantik, bilang aja. Gak usah gengsi," ucap Haura setelah mendapati Karen yang berjalan di sebelahnya.
"Dih, siapa juga yang mau bilang lo cantik."
"Lo."
"Dengar ya, Prices Haura Afganis, lo itu gak termasuk dalam kategori cantik menurut gue."
"Bodo amat, gue gak peduli."
"Satu lagi, jangan pernah manggil gue princes!" tekannya.
Lalu Haura kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi. Tak lupa dengan Karen yang juka ikut menyusulnya.
"Kau jelek hari ini dan aku suka." Karen kembali melanjutkan nyanyiannya yang sempat tertunda tadi.
"Kau lain sekali dan aku suka."
"Entah ada angin apa, kau berjalan sendiri." Karen kembali sengaja menukar lirik 'berdiri di sana' menjadi 'berjalan sendiri.'
Haura menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangan. Suara Karen benar-benar menggagnggu telinganya.
"Puas nyanyinya?" Haura menatap Karen tajam setelah menghentikan langkahnya. Bodyguard-nya yang satu ini benar- benar sudah merusak mood-nya pagi ini.
"Belum," ucap Karen dengan wajah sok polos, menirukan ekspresi anak TK yang minta dibelikan es krim oleh orang tuanya.
Ah, menyebalkan!"Lo mau apa sih?"
"Mau ganggu lo."
"Kurang kerjaan."
"Emang."
Haura menghentikan langkahnya, kembali menatap Karen dengan tatapan membunuh.
"Santai dong, Ra. Masih pagi loh." Karen terkekeh.
"Mana Dehan?" Haura mengalihkan topik pembicaraannya.
"Dehan mulu yang ditanya," ucap Karen terkekeh lagi.
"Mana Dehan?" tanyanya lagi.
"Mana gue tempe."
"Lo bisa serius gak?"
"Gak boleh serius-serius!"

KAMU SEDANG MEMBACA
HAURA (COMPLETED)
Ficção Adolescente"Gue nggak butuh lo! Gue hanya butuh ketenangan!" "Lo nggak bisa ngusir gue gitu aja. Gimana kalau ketenangan yang lo cari itu ada saat bersama gue?" ~~~ Bagaimana jadinya jika seorang gadis remaja yang selalu dihujani masalah-masalah malah bertingk...