"Ekhem" Suara mama Nata memecah keheningan kedua sejoli yang sedang duduk berhadapan disofa. "Nata mantu kayak gini tu cepet-cepet dibawa pulang giamana sih kamu? Kalo diambil kan mama gak kebagian yang kayak gini" ceroscos mama Nata.
"Ma ish sttt" Nata mengkode mamanya untuk diam. Ya kan kalo gak diingetin rem berabe.
"Nak Kirana mau ya jadi mantu Tante. Tenag aja kriteria top banget. Nata tu ganteng ya tapi tetep gantengan papanya bagi Tante, nih ya mata tajam, hidung kayak menara Eiffel, bibirnya seksi, rahang tegas" ucap mama Nata mengunyel wajah Nata.
"Mama sakit nih" mencoba melepaskan tangan mamanya dia wajahnya.
"Tapi sayang ada kekurangan"
"Apa ma?" Jawab Kirana dengan semangat sedangkan Nata memasang wajah herannya.
"Gak peka"
Sontak semua tertawa mendengar jawaban mama Nata sedangkan empunya memasang wajah malasnya dirinya lagi menjadi korban topik kedua perempuan ini.
"Tapi mama heran kok bisa Aca tau kalo kamu pacarnya Nata"
"Bukan pacar ma" tegas Nata
"Ya kan otw"
"Abang kasi liat Aca foto kakak cantik jadi Ada tau lah mama" Jawab Aca tetapi masih asik dengan menonton televisinya.
"Ck mama lambat taunya, oh ya nak Kirana sekolah di SMA Pelita juga kan?" Tanya mama Nata.
"Iya tan, Kak Nata kakelnya Kirana"
"Oh beda setahun, bisa nih nanti temen masa kecilnya nata mau pindah kesini udah lama di luar kota, bisa tuh temenan"
"Dulu mereka serasi banget pokoknya saling sayang mama pusing kemana kemana harus samaan udah kayak amplop peranko, tapi keluarga pindah pas karena mama ayahnya pindah cabang kerja. Disitu Nata ampe nangis gamau makan sekolah karena gaada temen". Cerita mamanya Nata. "Nanti tante kenali ya"
"Iya Tante"
"Ma kok gak bilang sih kalo mau pindah sekolah kesini, mendadak banget emang om sama tante disana udah gak kerja disana lagi"
"Kamu gimana sih kan udah gede bisa mandiri gak kayak kamu barang sekolah aja masih mama yang cariin" omel mama Nata.
"Udah sore tan, Kirana pamit ya takut dicariin mama soalnya tadi bilang mau keluar sebentar" Pamit Kirana.
"Iya, Nat kamu anter tuh Kirana sama beda komplek aja jugaan" suruh Mama Nata.
"Gak usah tan jugaan deket" tolak Kirana halus.
"Gak gak, Nat cepet sama anterin" perintah Mamanya.
"Iya iya, Handphone Nata mana sih siniin" pinta Nata melihat handphone nya berada di samping mamanya.
"Nih, sini dulu" Nata berjanjak mendekati Mamanya.
"Anterinnya jalan kaki biar lamaan ini cara pdkt tau kamu harus belajar dari mama" bisik mamanya Nata.
"Hm" hanya dibalas gumaman kecil oleh Nata.
🌱🌱🌱
"Temen kecilnya kakak mau pindah sekolah kesini juga?" Tanya Kirana memecahkan keheningan senja.
"Hm"
"Udah lama dong gak ketemu sekarang udah mau bareng lagi"
"Gak juga"
"Kan udah deket dari dulu pasti seneng" ucap Kirana.
Seketika langkah Nata terhenti dan menoleh kehadapan Kirana. Sehingga Kirana pun ikut memberhentikan langkahnya. Nata menatap mata Kirana dengan lama "Tenang aja" ucap Nata lalu melanjutkan jalannya.
"Hah? Maksudnya?" Tanya Kirana pada Nata. Tetapi hanya dibalas dengan tatapan seperti biasanya. Tetapi tatapnnya membuat Kirana tak bisa mengalihkan dunianya.
"Udah nyampe mau sampe kapan liatin segitu ya" ucap Nata menyadarkan Kirana.
"Eh?"
"Sana masuk dah sore, gue balik" ucap Nata lalu berbalik ke arah rumahnya.
Kirana menatap punggung tegap yang berjalan seakan menjauh dari dirinya.
Hai, gimana kabarnya? Maaf baget author baru bisa up selang udah lama banget nunggunya pasti *krik krik krik
Tapi tenang aja part selanjutnya bakal ada yang baru pantengin trusOh ya tekan bintang + komen cusss
Byeee~

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis
Roman pour Adolescents"Lo gak usah deket deket gue lagi!" "Kenapa Nat?" Kirana menangis segukan. " Lo gak bisa gini!" "Pergi lo gue capek, pergi!" Teriak Nata. Seseorang yang entah mengapa membuat ku sering memikirkan tentangnya, yang telah mengganggu pikiranku. Aku ser...