Happy reading
*****
Seorang gadis bergamis merah maroon tengah duduk di sebuah cafe di Bandung. Tangannya asyik membolak-balik buku menu sembari menunggu sahabatnya datang. "Mbak, saya pesan milk tea satu." Putusnya kemudian. Pelayan yang ada dihadapannya mengangguk lalu mencatat pesanannya di kertas.
Maudy asyik memperhatikan jalanan Bandung yang lengang. Hingga ketika suara lonceng di atas pintu masuk cafe berbunyi, Maudy mengalihkan pandangannya kesana. Benar saja, di ambang pintu itu ada Aira sahabatnya, namun ... penampilannya terlihat berbeda. Aira yang biasanya menggunakan baju-baju fashionable ala Korea, kini berubah mengenakan gamis seperti yang ia gunakan saat ini. Maudy sampai terperangah melihatnya.
"Assalamu'alaikum Maudy! Kangen banget deh!" Tanpa basa-basi, Aira langsung memeluk Maudy dengan kadar keceriaan yang tinggi. Maudy, tentu saja ia membalas pelukan sahabatnya itu. Mungkin, sudah sekitar dua tahun mereka tak berjumpa.
"Wa'alaikumsalam, Masya Allah Aira! Kamu cantik banget! Suka deh aku lihatnya!" Maudy menarik kursinya dan duduk kembali.
Aira menunduk malu menanggapi Maudy. "Gue ... nggak aneh kan Mou? Gue takut." Lirih Aira sambil memilin-milin ujung hijabnya.
"Aira, apa sih yang kamu takutkan? Menurut aku, malah kamu itu udah hebat. Terkadang ... mengambil keputusan untuk berhijab itu susah Ai. Ada aja rintangannya, mulai dari pergolakan hati yang nggak selesai-selesai, masih insecure karena akhlak kita belum baik, dan banyak lagi. Tapi kamu berani buat ngelewatin rintangan-rintangan itu. Aku salut sama kamu Ai, nggak perlu malu, kamu cantik kok. Malah lebih cantik dari biasanya!" Ujar Maudy tulus.
Kata-kata penyemangat yang Maudy lontarkan pada Aira membuatnya lebih percaya diri. Perlahan, Aira mulai tersenyum kembali. "Makasih Mou, lo emang paling tahu cara buat menghibur gue. Dan doain, semoga gue bisa Istiqomah ya Mou?"
"Pasti dong Ai. Aku senang banget lihat kamu berhijab Ai. Alhamdulilah." Keduanya tertawa bersama, hingga seseorang lagi masuk ke dalam cafe.
Orang itu langsung menuju ke meja yang ditempati Maudy dan Aira. Berbeda dengan Maudy yang tampak biasa saja, Aira melongo kebingungan. Siapa orang di depannya ini? Apakah orang ini yang akan ditunjukkan Maudy padanya? Lantas, ada hubungan apa antara mereka berdua? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala Aira.
"Assalamu'alaikum. Maaf Za, gue lama. Tadi bantu mama bersihin villa dulu, maklum lah, udah lama nggak ditempati."
"Wa'alaikumsalam, nggak papa kok Van. Lagian, kita juga baru sampai, ya kan Ai?" Keduanya menoleh pada Aira, menanti jawaban dari gadis itu.
"Tadi lo bilang apa Mou? Van? Maksud lo Revan? Apa ini Revan?" Tanya Aira bertubi-tubi. Maudy mengangguk, sementara Revan tersenyum di tempatnya.
Aira menatap Revan penuh amarah. "Bagus ya Van! Berani lo muncul setelah lo pergi tanpa pamit ke kita? Kemana aja lo selama ini huh?!" Teriakan heboh Aira mengundang perhatian dari seisi cafe itu. Ketika Aira hendak bangkit, Maudy menahannya.
"Mau kemana Ai, duduk dulu, dengarkan penjelasannya dulu. Jangan sama kayak aku, yang pergi gitu aja tanpa dengerin penjelasan Revan. Akhirnya, aku nyesel sendiri. Mending sekarang kamu duduk, tenangin diri kamu dulu, terus dengerin penjelasannya Revan, baru kamu bisa memutuskan tetap disini atau pergi."
Aira mendengus. "Oke, gue bakal dengerin penjelasan lo."
Akhirnya, Revan duduk bersama mereka dan menjelaskan mengenai kejadian yang ia alami sebanyak dua kali. Kemarin pada Maudy, dan sekarang pada Aira. Ya, reaksi Maudy dan Aira saat mengenali dirinya sebagai Revan tak jauh berbeda, hampir sama persis. Revan memakluminya, karena disini memang ia yang salah lantaran tak pamit kepada kedua sahabatnya itu.
*****
Revan tak dapat berlama-lama bersama Maudy dan Aira. Ia harus kembali ke villa untuk menemani mamanya yang sendirian disana. Oleh sebab itu, usai menjelaskan semuanya pada Aira dan memastikan tak ada lagi salah paham, Revan langsung pamit kembali. Tak apa, malahan, Aira dan Maudy bisa menghabiskan waktu berdua setelah sekian lama tak bertemu.
Tujuan mereka kali ini adalah toko buku di salah satu mall ternama di Bandung. Maudy ingin menambah koleksi novelnya untuk dibawa ke Inggris nanti, begitupun Aira, ia juga ingin membeli novel. Dua gadis penggila novel itupun akhirnya tiba di toko buku bernuansa merah muda itu. Memang benar, dari tembok hingga rak-rak bukunya pun berwarna merah muda. Sangat pas sekali dengan Maudy dan Aira.
Mereka mulai berjalan menyusuri rak-rak buku. Mencari novel yang sekiranya pas dan menarik perhatian mereka. Pilihan Maudy jatuh pada sebuah novel bersampul biru muda. Pada halaman belakangnya, tertera sinopsis yang menyebutkan bahwa buku itu berisi kisah cinta antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, putri dari Baginda Rasulullah SAW.
Memang tampaknya, buku itu sederhana, terlihat jelas dari sampulnya. Namun, Maudy bisa menebak bahwa buku itu sarat akan makna. Baik pelajaran hidup, ataupun motivasi yang terkandung di dalamnya.
Siapa yang tak tahu kisah cinta antara kedua hamba Allah itu? Kisah cinta yang amat mulia dan tentunya mendapat Ridha dari Allah. Baik Ali maupun Fatimah, keduanya sama-sama memendam perasaan mereka, memilih tak mengungkapkan dan mengumbarnya. Namun, mereka sama-sama saling mencintai dalam doa, berusaha lebih memperbaiki diri. Mungkin, inilah definisi cinta dalam diam yang sesungguhnya. Sangat indah dan romantis menurut Maudy.
Sementara Aira, ia memilih novel mengenai kisah Asiyah, seorang muslimah yang ditakdirkan Allah untuk menjadi istri Fir'aun. Seorang muslimah kuat dan teguh pendirian yang telah dijamin masuk surga oleh Allah. Menurut Aira, itu cocok untuknya yang sedang dalam tahap berhijrah.
Keduanya lalu berjalan menuju kasir untuk membayar novel yang telah mereka pilih. Baik Maudy dan Aira, mereka sama-sama tak sabar untuk membacanya. Semoga saja, ada manfaat yang dapat dipetik oleh keduanya.
*****
Sumber kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra : https://m.dream.co.id/your-story/kisah-cinta-ali-dan-fatimah-begitu-mulia-dalam-doa-200519r.html
Sumber kisah Asiyah : https://m.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3770944/kisah-asiyah-wanita-mulia-istri-firaun-yang-dijamin-masuk-surga
Terima kasih yang udah mau baca
See you next chapter.....
13 Desember 2020
dif_ran
KAMU SEDANG MEMBACA
M A U D Y A ✓
SpiritualMenceritakan mengenai Maudya Ayu Azzahra yang berjuang untuk melunakkan hati ayahnya. Ayahnya menganggap, Maudy itu pembawa masalah dan pembuat onar. Hingga suatu saat, ayahnya mengirimnya ke suatu pondok pesantren. Rintangan demi rintangan selalu m...