Happy reading
*****
Hari ini adalah hari pertama Maudy bekerja. Usai mandi dan berganti pakaian tadi, Maudy mematut di depan cermin. Memastikan agar tidak ada yang salah dari penampilannya. Ya, sebisa mungkin Maudy akan memberikan kesan pertama yang baik.
Ting!
Ting!
Notifikasi dari ponselnya membuat Maudy mengakhiri kegiatan bercerminnya. Segera, ia ambil ponselnya yang tergeletak di nakas lalu menghidupkannya. Bibir Maudy otomatis membentuk lengkungan senyum kala melihat siapa yang mengirimi nya chat sepagi ini. Ternyata, Aira dan Revan. Dua sahabat yang paling berharga untuknya.
Aira
Assalamu'alaikum bu dokter! Selamat hari pertama kerja ya, semoga hari ini lancar dan barokah. Aamiin.Me
Wa'alaikumsalam, siap bunda. Mou bakal rajin kerja kok!Aira
Gue bukan bunda lo Mou! Gue bundanya Rendra aja!Me
Hehe ... iya deh bund, maafMaudy beralih membuka chat dari Revan
Revan
Assalamu'alaikum. Bu dokter apa kabar nih? Kesini dong bu, tolong obatin penyakit saya hehe. Btw, selamat hari pertama kerja ya Azza. Semangat!Me
Wa'alaikumsalam, emangnya kamu sakit apa? Makasih buat semangatnya.Revan
Gue sakit hati nih bu dokter. Bisa tolong obatin nggak?Me
Nggak, kan aku dokter spesialis jantung, bukannya hati. Jadi cari dokter yang lain aja ya.Maudy mematikan ponselnya, menaruhnya ke dalam sling bag, kemudian menyampirkan sling bag itu ke pundak nya. Tak lupa, ia juga meraih jas putih yang tergeletak rapi di ranjangnya. Bergegas keluar untuk menuju ke rumah sakit.
Bismillah, semoga ini adalah awal yang baik dalam hidupku. Semoga pekerjaan ini memberi berkah untukku. Dan semoga aku bisa menolong banyak orang nantinya. Aamiin.
*****
Maudy masuk ke ruang kerjanya. Tak menyangka, bahwa pada akhirnya ia akan bekerja di Indonesia. Maudy pikir, ia tak akan kembali kesini. Namun, demi memenuhi permintaan sang nenek, Maudy harus kembali kesini. Ia memperhatikan setiap detail dari ruangannya.
Mulai dari brankar, dan berbagai alat canggih yang ada disana. Maudy duduk di kursinya. Ia terlihat meraba name tag bertuliskan namanya. Ah, Maudy bersyukur sekali. Usahanya selama ini telah berbuah manis. Diantara banyak hamba-Nya yang melangitkan doanya di sepertiga malam, doa-doa Maudy dikabulkan oleh Allah. Alhamdulillah.
Ia kemudian membuka laci mejanya, terdapat banyak berkas disana. Itu adalah berkas kesehatan calon pasiennya. Rencananya, untuk sementara, Maudy akan menggantikan Dokter Ammar yang sedang menempuh studi lanjut di negeri Paman Sam sana.
Jadi, pasien dari Dokter Ammar, mulai hari ini akan menjadi pasien Maudy. Maudy hampir saja membuka halaman berikutnya, namun, suara gebrakan pintu yang tak santai membuatnya urung melakukannya.
Ternyata, gebrakan itu berasal dari salah satu perawat. Ia terlihat lelah, seperti habis berlari. "Dokter ... gawat, ada pasien yang barusan dibawa kesini! Dia terkena serangan jantung dok! Sekarang, mari ikut saya ke IGD dok!" Maudy mengangguk. Secepat mungkin, ia dan sang perawat melesat cepat menuju ke IGD.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A U D Y A ✓
SpiritualMenceritakan mengenai Maudya Ayu Azzahra yang berjuang untuk melunakkan hati ayahnya. Ayahnya menganggap, Maudy itu pembawa masalah dan pembuat onar. Hingga suatu saat, ayahnya mengirimnya ke suatu pondok pesantren. Rintangan demi rintangan selalu m...