Happy reading
*****
Suasana canggung amat terasa di ruang tamu. Sesaat setelah Azka dan Rere datang, Farida serta Usman seperti kehilangan wajah cerianya, begitupun Syifa dan Azka. Semua yang berada di sana kecuali Maudy menunjukkan raut wajah tak suka akan kehadiran Rere. Mereka duduk dalam keheningan, tanpa satupun yang berniat membuka suara. Karena sudah amat penasaran, akhirnya Maudy yang membuka suara.
"Ummi, abi, ini ada apa sih sebenarnya? Katanya tadi, Mou mau diberitahu kalau Kak Azka udah datang. Ini, Kak Azka kan udah datang, bahkan datangnya sama Kak Rere, kenapa ya ummi?" tanya Maudy bingung. Mereka hanya membalas Maudy dengan tatapan.
Azka kemudian beranjak, entah menuju ke mana. Ia kembali membawa laptop. Mungkin saja, ia dari kamarnya, pikir Maudy. Azka menghela napas sejenak sebelum akhirnya membuka laptopnya. Mengutak-atik nya sebentar, lalu menghadapkannya pada Maudy dan Syifa.
"Mou, kakak rasa ... kamu perlu melihat itu dulu sebelum kita melanjutkan pembicaraan ini," kata Azka sambil melirik sinis pada Rere.
Maudy mengambil alih laptop Azka. Ia menekan tombol play pada video. Mengamati sebenarnya apa isi video itu. Tunggu sebentar, ini kan ... saat dimana ia menyapu halaman sebelum ia dituduh mencuri cincin milik Farida. Ia semakin mengamati video itu dengan seksama, dan tiba di menit saat Rere datang dan memeluknya, Maudy melihat sesuatu yang mengejutkan!
Maudy membekap mulutnya sendiri. Ternyata benar dugaannya selama ini. Pelukan yang diberikan Rere hanyalah basa-basi belaka, dan saat Rere bilang ada semut di bajunya, ternyata Rere sedang memasukkan cincin Farida ke kantung celananya. Maudy segera menekan tombol pause karena ia tahu apa yang selanjutnya terjadi. Tangannya bergetar, jujur ... Maudy tak tahu harus berkata apa sekarang. Ia amat marah dan kecewa.
Maudy melirik Azka. "Kak Azka ... apa ini benar? Kak Rere...." lirih Maudy.
Azka mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Maudy. "Ya, seperti yang kamu lihat sendiri disitu Mou, itulah kejadian yang sebenarnya. Rekaman itu adalah dari cctv rumah ini. Kamu tahu? Bian yang meminta kakak untuk menyelidiki masalah ini, karena dia curiga ada yang tidak beres. Ternyata, dugaannya benar selama ini. Dan kamu juga harus tau Mou, yang ngefoto kamu sama Bian diam-diam dan menyebarkannya ke warga itu juga Rere. Kemarin, saat pertemuan, ada seorang warga yang memberitahu kakak soal itu."
"Apa? Tapi kenapa kak? Kenapa Kak Rere ngelakuin itu semua? Maudy ada salah apa ke kakak?"
Rere yang awalnya menunduk lalu mengangkat wajahnya. Seringai menyeramkan terpampang nyata di wajahnya. Bukannya menjawab pertanyaan Maudy, ia malah asyik memainkan kuku-kuku nya dan mengangkat salah satu kakinya ke atas sofa.
"Yah, udah ketahuan deh. Tapi nggak papa lah, gue juga udah puas kok, lihat lo dibenci dan diusir sama ayah lo sendiri! Beneran, puas banget gue! Hahaha ... Thanks ya buat hiburannya."
"Maaf Rere, tolong kakinya diturunkan ya. Tolong jaga sopan santun kamu disini!," tegas Ustadzah Farida.
Rere merotasi bola matanya malas. "Please ya ustadzah yang terhormat, gue itu bukan lagi santriwati ustadzah yang dengan gampangnya bisa nurut sama perintah ustadzah. Lagian, gue kan emang bukan lagi murid disini, jadi jangan berani-berani merintah gue!"
Perkataan Rere barusan membuat semua yang ada di ruangan itu beristighfar berkali-kali dalam hati. Tak terkecuali Maudy, ia pun melakukan hal yang sama. Maudy tak ingin kembali lepas kendali seperti saat di rumah sakit. Sebisa mungkin, ia akan meredam emosinya. Ia harus tahu, apa alasan Rere melakukan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A U D Y A ✓
SpiritualeMenceritakan mengenai Maudya Ayu Azzahra yang berjuang untuk melunakkan hati ayahnya. Ayahnya menganggap, Maudy itu pembawa masalah dan pembuat onar. Hingga suatu saat, ayahnya mengirimnya ke suatu pondok pesantren. Rintangan demi rintangan selalu m...