Jangan pikir kalau Yuga mau jadi pacar kedua Prinsha. Yuga tidak mau dan tidak akan pernah mau menjadi yang kedua. Walaupun misalnya Prinsha akan memutuskan hubungan dengan Reja, ia tidak akan mau berpacaran dengan Prinsha setelahnya. Kesannya pasti seperti ia menikung temannya sendiri.
Sejak tadi pagi Prinsha terus nempel-nempel dengan Yuga, seperti jalan bersama, belajar bersama, ke kantin juga bersama, dan Prinsha selalu ada di sebelah Yuga. Teman-temannya tidak ada yang curiga karena di samping Prinsha juga ada Reja. Mereka melakukan kegiatan bersama, tetapi Prinsha terfokus pada Yuga saja. Walaupun Yuga tidak mau menjadi selingkuhannya, Prinsha tetap menganggap Yuga sebagai selingkuhannya.
“Eh, masa tadi gue ketemu cewek cantik di toilet,” kata Ghanu saat mereka sedang belajar bersama. Empat temannya yang sedang membaca buku pun menoleh bersamaan dengan alis yang mengernyit.
“Di toilet? Yakin itu beneran cewek? Jangan-jangan mbak kun—” Reja tidak melanjutkan ucapannya karena tiba-tiba Ghanu memukul bibirnya menggunakan buku paket. Mata Reja langsung melotot dan mengepalkan tangannya marah. Sementara Ghanu langsung berdiri dan melangkah mundur agar Reja tidak macam-macam dengannya.
“Nyari gara-gara dia,” kata Deros sambil menggeleng-geleng pelan. Ia heran dengan Ghanu yang selalu saja mencari keributan.
“Sini duduk lagi, gue gak marah,” ujar Reja sambil tersenyum. Kemudian ia membaca bukunya kembali. Melihat Reja yang tampak fokus belajar, Ghanu pun duduk lagi di depan Reja. Ia juga kembali membaca bukunya walaupun keheranan dengan Reja yang tumben tidak mengamuk.
“Bukan di dalem toilet, tapi di depan toi—”
Kini giliran Reja yang memukul bibir Ghanu dengan buku paket. Tidak mungkin semudah itu ia memaafkan Ghanu yang memukulnya tadi. “Ada nyamuk tadi. Kasihan first kiss lo diambil sama nyamuk,” kata Reja sok polos. Padahal tidak ada satupun nyamuk di kelas itu, tetapi Reja malah bilang ada nyamuk.
“Sialan lo,” umpat Ghanu kesal. Ceritanya tentang cewek cantik yang ia temui di depan kamar mandi itu menjadi tertunda gara-gara Reja. Padahal ia ingin pamer kalau ia mendapatkan nomor whatsapp cewek itu.
“Buaya,” cibir Prinsha sambil terkikik geli. Tanpa ada yang menyadari ia sedang menendang-nendang kaki Yuga yang duduk di samping kirinya. Cowok itu tidak merespons Prinsha dan tetap fokus belajar. Hal itu membuat Prinsha merasa kesal karena diabaikan. Namun, ia tidak menyerah dan menginjak kaki Yuga dengan keras.
“Anjir,” maki Yuga secara spontan karena kakinya terasa sangat sakit. Sementara tiga cowok yang merupakan temannya itu menatap Yuga bingung karena tiba-tiba Yuga memaki saat belajar.
“Kenapa lo?” tanya Reja yang duduk di sebelah kanan Prinsha. Melihat Prinsha diapit oleh dua cowok tampan itu membuat banyak yang merasa iri. Mereka juga ingin berada di posisi Prinsha, pasti mengenakkan.
“Enggak, gak papa,” sahut Yuga. Ia kembali membaca bukunya walaupun Prinsha masih menendang-nendang kakinya. Lagi pula ia tidak mungkin bilang pada teman-temannya kalau Prinsha menendang-nendangnya sejak tadi. Bisa panjang urusannya kalau sampai mereka tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS APPLE (END)
Teen FictionPrincess Roula Itaran Navida Sarona Hansela Agalori atau yang sering dipanggil Prinsha, disingkat menjadi Prinsha. Dia mudah tertawa, mudah tersenyum, dan juga mudah tersakiti. Hari pertama sekolah, ia memacari orang yang bisa menghafal namanya yan...