Jangan kira Prinsha akan menjauhi Jey setelah Jey menyatakan cintanya. Seperti yang Jey minta, Prinsha berpura-pura tidak pernah mendengar apa yang Jey katakan. Sebenarnya cukup sulit bagi Prinsha, tetapi sebisa mungkin Prinsha bersikap biasa saja, demi persahabatan mereka.
Seperti biasanya, Jey membawa apel untuk Prinsha sarapan. Katanya makan apel di pagi hari itu baik untuk memperlambat penuaan. Karena itulah Prinsha memakan dua apel sekaligus, biar awet muda katanya. Dua apel itu ia pegang menggunakan kedua tangannya dan memakannya secara bergantian.
“Yuga …” Prinsha langsung menoleh saat Jey menyebutkan nama Yuga. Sementara Jey sedang membaca buku dan tidak menatap Prinsha. “… masih gantung lo?”
Prinsha langsung cemberut. Ia merasa kesal jika diingatkan tentang gantung. Padahal ia bukan jemuran, tetapi ia malah digantung. Rasanya sakit bercampur kesal mengingat Yuga belum meresmikan hubungan mereka.
“Dia aja masih diemin gue,” sahut Prinsha. Kemudian ia menggigit apel yang ada di tangan kanannya, lalu lanjut menggigit apel yang ada di tangan kirinya. Ia mengunyahnya dengan terburu-buru dan segera menelannya. Makan memang kegiatan yang tepat untuk meredakan kekesalan.
“Oh.”
“Apa jangan-jangan dia sengaja diemin gue terus nyiapin kejutan buat nembak gue?” tebak Prinsha. Kekesalannya menghilang saat sebuah anggapan terlintas di pikirannya. Ia malah senyum-senyum sekarang sambil memakan apelnya.
“Ini dunia nyata.”
Prinsha mendelik kesal. Secara tidak langsung Jey mengejeknya. “Lo bilang gue berfantasi?”
“Gue cuma bilang ini dunia nyata. Lo tahu, 'kan?”
“Jey!” teriak Prinsha kesal sehingga beberapa temannya menatap mereka penasaran.
Sementara Jey tetap fokus membaca bukunya. Bukannya terlalu rajin, hanya saja nanti akan ada ulangan, makanya Jey belajar agar mendapatkan nilai yang besar. Prinsha bukan tipe orang yang belajar lama-lama karena otaknya bisa blank. Karena kemarin ia sudah belajar lama, sekarang ia tidak belajar lagi, takutnya malah hilang semua.
Prinsha mengulurkan tangannya dan mencubit pipi Jey agar cowok dingin itu merespons. Ada rasa menyesal karena dialah yang merubah Jey menjadi dingin seperti ini. Boleh dingin, tetapi jangan keterlaluan seperti ini. Prinsha sering sekali merasa kesal karena ucapannya tidak direspons dengan baik.
“Jey, lo mati rasa?” tanya Prinsha karena Jey tidak mengeluh sakit. Cowok itu tetap membaca dengan wajah tanpa ekspresi, seperti tidak merasa pipinya dicubit.
“Terus? Lo mau gue cubit lo balik?” tanya Jey. Kini ia menatap Prinsha sambil menutup bukunya. Lama ia menatap Prinsha hingga Prinsha merasa grogi. Siapa sih yang tidak grogi jika ditatap seperti itu?
“Ya gak gitu,” sahut Prinsha asal. Ia menatap apelnya yang masih tersisa dan hendak memakannya. Namun, Prinsha kalah cepat dengan Jey yang tiba-tiba meraih tangannya dan memakan apelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS APPLE (END)
Novela JuvenilPrincess Roula Itaran Navida Sarona Hansela Agalori atau yang sering dipanggil Prinsha, disingkat menjadi Prinsha. Dia mudah tertawa, mudah tersenyum, dan juga mudah tersakiti. Hari pertama sekolah, ia memacari orang yang bisa menghafal namanya yan...