🍎6🍎 Ekstrakurikuler

1.2K 174 16
                                    

Sebenarnya Prinsha merasa dingin karena ia masih memakai pakaian basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Prinsha merasa dingin karena ia masih memakai pakaian basah. Reja sudah mengajak Prinsha pulang, tetapi cewek itu bersikeras untuk tetap berada di sekolah. Prinsha sedikit menggigil, tetapi ia tahan sekuat yang ia bisa. Ia juga merasa kepalanya sedikit pening.

"Gue izinin ya," kata Reja. Kemudian ia mengambil anak rambut Prinsha yang menutupi wajah, lalu menyelipkannya ke belakang telinga Prinsha. Prinsha menggeleng pelan dan terus mencatat apa yang guru jelaskan. "Rambut lo basah gitu, pasti pusing 'kan kepalanya?"

"Enggak." Prinsha bukannya tanpa alasan tidak mau pulang. Ia hanya tidak ingin bertemu dengan Mareta. Lebih baik ia menghabiskan waktu di sekolah daripada di rumah.

"Ya udah kalau gak mau."

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kelas 10 Bahasa A. Semuanya langsung menoleh ke arah pintu yang kini sudah dibuka oleh seorang siswi. "Permisi, Pak. Saya mau mencari siswi atas nama Prinsha. Dia dipanggil guru BK." Kini pandangan mereka tertuju pada Prinsha yang sedang kebingungan.

"Silakan yang namanya Prinsha harap keluar," kata guru pengajar. Prinsha langsung berdiri dan mengikuti siswi yang memanggilnya tadi. Di perjalanan Prinsha terus menerka-nerka alasan ia dipanggil oleh guru BK, tetapi ia tak kunjung mendapat jawabannya.

"Masuk aja. Bu Yesa udah nunggu di dalam," kata siswi yang tadi mengantar Prinsha. Prinsha hanya mengangguk dan langsung masuk ke ruang BK. Baru saja ia masuk, guru BK yang bernama Bu Yesa itu menyambut Prinsha dengan tatapan tajam.

"Duduk," titahnya. Prinsha menurut dan duduk di depan Bu Yesa.

"Ada apa, Bu?" tanya Prinsha sambil tersenyum, berusaha sopan karena ini pertama kalinya ia masuk BK di SMA Olimpus.

"Kamu 'kan yang lempar kelereng ke jidat Frisel?"

Prinsha menaikkan alisnya sebelah. Ternyata inilah penyebab ia masuk BK. Geng Terell pasti mengadu yang melebih-lebihkan pada Bu Yesa. Padahal cuma dilempar kelereng dan itu mengenai kening saja, palingan hanya benjol.

"Iya."

"Saya sudah baca catatan tentang kamu saat SMP. Kamu biang onar, padahal kamu itu pintar. Kenapa kamu lakukan itu?"

Prinsha terkekeh pelan lalu menatap ke arah lain. Orang-orang hanya memandangnya sebelah mata tanpa tahu kejadian yang sebenarnya. "Kalau saya bilang dia yang mulai duluan, Ibu percaya?" tanya Prinsha.

Bu Yesa mengernyitkan keningnya. Menurut laporan yang ia terima, Frisel terluka karena Prinsha, tidak ada yang lain. "Jangan mengada-ada. Kalau kamu salah, harusnya kamu minta maaf sama Frisel dan terima hukuman kamu. Emang ya biang onar susah diatur," ketus Bu Yesa.

"Ibu kudet atau gimana sih? Frisel itu anggota Geng Terell. Ibu gak tahu Geng Terell? Kerjaan mereka itu mem-bully murid-murid lain. Mereka enggak biang onar?"

Bu Yesa melongo melihat keberanian Prinsha saat berbicara di depannya. Belum lagi saat Prinsha mengatakannya kudet. "Perilaku kamu seperti anak yang tidak terdidik. Kamu tidak punya etika saat berbicara dengan orang yang lebih tua, apalagi saya itu guru kamu di sini."

MISS APPLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang