Semuanya tampak sangat sedih melihat gundukan tanah yang sudah ditaburi berbagai macam bunga. Hanya dua orang saja yang tampak memasang wajah datar, tidak memperlihatkan kesedihan sedikitpun. Nisan itu bertuliskan nama Zakka Bayugan, saudara tiri Reja yang dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan.
Reja dan teman-temannya ada di sana, turut berdukacita atas kehilangan salah satu keluarga Reja. Walaupun mereka tidak dekat dengan dengan Zakka dan hanya bertemu beberapa kali, mereka tetap merasakan kesedihan. Ada yang menangis, ada juga yang hanya memasang ekspresi sedih.
Reja, cowok itu menangis terisak-isak sambil meremas tanah gembur yang ada di dekatnya. Matanya terus menatap nisan Zakka dengan penuh rasa bersalah. Rasanya baru beberapa waktu lalu Zakka ke rumahnya untuk bercerita tentang orang yang disukainya. Namun, saudaranya itu sekarang telah tiada.
Di samping kanan dan kiri Reja ada kedua orang tuanya, Zaga dan Remia. Dua orang itu hanya memasang wajah datar saja. Sampai satu per satu orang meninggalkan pemakaman dan mereka masih belum meneteskan air mata. Kini hanya tersisa Reja, kedua orang tua Reja, Prinsha, dan beberapa anggota Regaros.
"Ma," panggil Reja.
Remia menoleh, menatap wajah Reja yang penuh air mata. Kemudian tangannya terulur dan mengusap air mata di wajah anaknya itu. Remia tersenyum. "Kenapa kamu sesedih ini, sayang?" tanya wanita paruh baya itu.
Seketika tangis Reja berhenti dan berganti dengan raut bingung. "Mama senyum?" tanya Reja dengan tatapan tak percaya. Bukannya ia tidak suka melihat mamanya tersenyum, tetapi dalam situasi berduka seperti ini, harusnya tidak ada senyuman yang terpancar.
"Mama gak mau kamu terlalu tertekan sama kematian Zakka. Lagi pula kamu 'kan gak terlalu deket sama dia. Kenapa harus sedih kayak gini?"
Reja langsung berdiri dan menghapus air matanya dengan kasar. Ia tak percaya kata-kata itu dikeluarkan oleh mamanya sendiri. Apalagi Remia tidak terlihat berduka sedikitpun, sama seperti Zaga.
"Pa," panggil Reja sambil menatap Zaga yang juga sudah berdiri.
"Iya, Reja? Kenapa?" Zaga dan Remia juga ikut berdiri dan menatap anak mereka yang memancarkan raut kesedihan.
"Gimana sama yang nabrak Zakka?" tanya Reja.
Zaga terdiam sejenak dan menatap ke arah lain sebelum menjawab pertanyaan Reja. "Papa memutuskan untuk berdamai. Lagi pula dia tidak sengaja."
Baik Reja maupun anggota Regaros yang mendengar itu terkejut dengan apa yang Zaga bilang. Anaknya sendiri meninggal karena ditabrak, tetapi Zaga menganggap enteng persoalan itu. Dengan mudahnya Zaga berdamai dengan sang pelaku padahal nyawa Zakka dikorbankan.
"Papa sama Mama kok aneh sih? Kenapa kalian kelihatan enggak sedih?" tanya Reja sambil memicingkan matanya curiga.
Zaga menghela napasnya. Ia bukannya tidak sedih, tetapi ia hanya berusaha mengikhlaskan. "Bukannya gitu, Papa sama Mama sedih kok. Semua orang bakal pergi pada akhirnya, gak ada yang perlu ditangisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS APPLE (END)
Novela JuvenilPrincess Roula Itaran Navida Sarona Hansela Agalori atau yang sering dipanggil Prinsha, disingkat menjadi Prinsha. Dia mudah tertawa, mudah tersenyum, dan juga mudah tersakiti. Hari pertama sekolah, ia memacari orang yang bisa menghafal namanya yan...