Happy reading ❤
Menurut teori dari salah satu pakar percintaan yang bernama Gita Egariana alias Ega, saat jatuh cinta, seseorang tanpa sadar akan melakukan hal-hal aneh. Beliau berkata, gejala keanehan dapat berupa, mendadak menjadi pemalas, mengurung diri di kamar, dua menit sekali mengecek HP, lalu tiba-tiba tertawa sendiri.
Adira sedang mengalami hal tersebut. Sejak pulang sekolah sampai sekarang jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam, dia melakukan apapun. Makan tidak selera karena perutnya terus saja kenyang. Tidur siang tidak lelap karena ketika memejamkan mata yang muncul hanya bayangan orang yang terus membuat jantung mendadak salto depan-belakang. Dalam jangka waktu dua menit, dia juga aktif memeriksa HP. Lalu saat HP itu bergetar, Adira berharap pesannya dari Rama. Dan harapannya terkabul.
Rama
Mlm Didi. Gw mau blg mulai bsok gw anter jemput yaAdira membaca pesan Rama sekali lagi lalu setelah itu dia melompat-lompat di atas kasur. Ternyata reaksinya lebih parah dari teori Ega yag menyatakan hanya senyum-senyum saat menerima pesan dari gebetan. Adira malah lebih mirip orang kesurupan.
Adira sudah bersiap membalas pesan namun dia teringat pesan pakar PDKT, Ningsih Ruminanti alias Ningrum. Menurut penelitiannya, seorang cewek tidak boleh membalas chat gebetan dalam tempo secepat-cepatnya agar doi jadi harap-harap cemas. Adira menunggu sepuluh menit lalu mulai membalas.
Adira_Shinta
Oke sipppBelum sempat dia menutup aplikasi line, pesan Rama kembali terpampang di layar.
Rama
Di, kayanya ada yg aneh sm gwAdira mengernyit. Dia merasa was-was jika sesuatu yang buruk menimpa Rama. Dengan mengabaikan protokol per-PDKT-an dari Ningrum, Adira langsung membalas chat Rama.
Adira_Shinta
Aneh knp? lo sakit?Perhatian Adira fokus pada putaran jam dindingnya. Sudah lima belas menit, Rama tak kunjung membalas chat-nya. Perasaan Adira semakin tidak enak. Menurut pakar kesetahan mental saat jatuh hati, Winda Diandra alias Wiwid yang menyatakan bahwa saat mengalami gejala jatuh hati, seseorang cenderung galau plus gundah jika tidak ada kabar dari gebetan. Oleh kaena itu, Adira memutuskan menghubungi Rama meski sudah melanggar penelitian Ningrum agar tidak menghubungi cowok lebih dulu.
“Halo, Didi!” suara ramah Rama menyambut panggilan Adira.
“Halo.”“Kenapa tiba-tiba nelpon gue?”
Adira memutar bola mata. “Nggak sengaja.”
“Gak sengaja karena lo pengen banget denger suara gue.”
Adira menghela nafas karena baru saja sadar dia sudah masuk dalam jebakan Rama. “Serah deh. Katanya ada yang aneh sama lo. Kenapa emang?”
“Oh itu, aneh aja masa pas gue merem yang muncul elo terus. Pas buka sosmed pengen stalk lo terus, padahal tadi juga ketemu di sekolah.”
“Lo gombal banget sumpah.”
“Di, gue takut nih.” Rama mengecilkan volume suaranya.
Adira menjauhkan ponselnya sejenak dari telinga karena kelakuan Rama semakin lama semakin aneh namun kemudian dia memutuskan untuk bertanya lagi, “Takut kenapa?”
“Takut lupa napas kalo ngeliat lo senyum, manis banget sih.”
“Dasar buaya lo, Ram. Pantes aja mantan lo berjejer sepanjang antrean tiket mudik.”
“Di, gue serius.”
Adira berdeham. “Serius apaan?”
“Serius bakalan jadi imam lo di masa depan. Gue bakalan berubah deh demi elo. Ntar gue belajar yang bener terus kerja yang bagus. Biar bisa nafkahin lo dan si buah hati.”
Adira terkekeh mendengar curahan hati Rama yang disampaikan dengan nada lucu persis anak kecil. “Lebay deh. Gue masih bocah gini, lo malah bahas masa depan. Udah ya gue mau tidur, om.”
“Cepet banget. Ya udah tapi lo jangan mimpiin Kemal ya apalagi si Prabu yang sok kecakepan, cukup gue aja.
“Gue gak janji. Kak Kemal cakep sih.” Adira terbahak lalu menutup telepon lebih dulu.
***Rama melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangan kanannya lalu dia geleng-geleng kepala. Masih sangat pagi untuk berangkat ke sekolah tapi nyatanya dia sudah ada di teras rumah Adira. Mungkin ini adalah pertama kalinya Rama yang menunggu cewek lebih dulu. Adira cewek mungil, cerewet, dan paling anti penindasan telah mencuri perhatian Rama. Awalnya dia hanya ingin membuat gadis itu yang suka padanya namun yang terjadi adalah sebaliknya. Ramalah yang ketar-ketir ketika harus jauh dari Adira.
“Yuk berangkat.”Rama menoleh ke arah pintu, tempat dimana Adira berdiri sambil menenteng tas biru. Cewek penyuka aksesoris kepala itu memakai headband warna kuning. Penampilan yang cerah untuk pagi yang cerah pula.
“Cantik banget sih.”
Adira menepuk pundak Rama. “Masih pagi loh, om. Gak usah gombal deh.”
Rama terkekeh karena gomblannya tidak berhasil membuat pipi Adira berubah menjadi kepiting rebus. Padahal cewek itu kelihatan semakin manis jika sedang dalam mode salah tingkah.
Adira duduk tenang di boncengan Rama sedangkan cowok itu melajukan motornya dalam keadaan tidak terlalu cepat. Bel masuk masih lumayan lama jadi tidak perlu terburu-buru.
“Di?” tanya Rama agar suasana tidak terlalu kaku. Rama merasa canggung saat ini. Selama menjalin hubungan dengan cewek, dia tidak pernah melibatkan perasaan. Namun kali ini ketika ada rasa yang tumbuh ketika dia dekat dekat Adira, dia berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. Biasanya melantunkan gombalan bukan perkara sulit tapi sekarang tenggorokannya mendadak kering.
Adira memajukan kepalanya karena suara Rama tidak begitu jales. “Kenapa?”
Hanya pertanyaan itu yang numpang lewat di benak Rama. Untung saja dia pandai menyembunyikan kegugupannya. “Lo udah sarapan?’“Belum nih. Lo?”
Rama menggeleng. “Belum lah. Dari ayam belum berkokok gue udah nungguin lo.”
Adira terkekeh mengingat Rama sudah duduk rapi di teras padahal semua penduduk rumah belum bangun. “Lo sih aneh.”“Gue kan pengen buktiin kalo gue pengen berjuang buat dapetin elo.”
Adira mencubit punggung Rama. “Om, kalo belum sarapan butuhnya lontong, soto, nasi gurih, bukannya lo kasih gombalan. Apalagi gombalannya kosong gak mengandung nutrisi.”
Rama tak kuasa menahan tawanya. Dia menepikan motornya di depan sebuah warung penjual sarapan pagi. Dia dan Adira duduk menghadap jalan raya sembari menikmati nasi gurih dan segelas teh manis hangat. Mereka butuh waktu dua puluh menit untuk menghabiskan sarapan. Setelahnya mereka tidak lagi singgah dimanapun. Keduanya memutuskan langsung ke sekolah karena Adira belum mengerjakan PR kimia. Jarak warung ke sekolah tidaklah jauh jadi hanya beberapa menit mereka sduah sampai di pelataran parkir.
“Makasih ya,” ujar Adira sembari menyerahkan helm Rama.
“Di,” panggil Rama.
Adira menoleh kemudia mereka beradu pandang untuk beberapa detik, Rama tersenyum. Bukan seringai iblis yang biasa dibenci Adira. Kali ini senyuman cowok itu terlihat tulus dan tidak mencurigakan. Adira langsung mengalihkan tatapannya ke tempat lain.
“Adira,” panggil Rama lagi lalu cewek itu mendongak. “Lo salting?”
“Ihhh Rama.” Adira memukul-mukul lengan Rama.
“Gue mau ingetin lo jangan malas-malas dong ngerjain PR. Gue aja nyesel. Lo masih kelas X, belajar yang baik ya, adinda.” Rama mengusap puncak kepala Adira.
Adira tercengang lalu dia tersenyum. “Siap, kakanda Rama yang paling ganteng se-Jabodetabek.
***Mau nanya dong, kalian kalo pdkt atau lagi naksir seseorang gimana sih? Suka kaya Didi juga ngga?
Menurut kalian penelitian Ega bener gak kalo fall in love suka timbul gejala aneh gitu?
Atau kalian setuju sama teori PDKT Ningrum? Gak boleh balas chat gebetan cepat-cepat?
Terus pakar Wiwid bilang kalo gebetan ga ada kabar seseorang suka galau? Yakin?
KAMU SEDANG MEMBACA
GAYA TOLAK-MENOLAK [TAMAT]
Teen Fiction[ON GOING] Ibarat magnet, Rama dan Dira itu punya kutup yang sama. Sama-sama Utara atau sama-sama Selatan. Sesuai sifat magnet, kutup yang sama tidak akan pernah bersatu atau disebut 'gaya tolak menolak'. Mereka punya kepala sekeras batu dan hati se...