Happy reading ❤
Sudah lebih sebulan lamanya hubungan Adira dan Rama membaik. Tidak ada lagi kejahilan Rama yang membuat cewek itu kesal setengah mati. Pelan-pelan Rama mulai membenahi diri. Dia tidak lagi mempermainkan hati perempuan karena dia takut kejadian yang menimpa Adira terulang lagi. Rama sudah berhenti bolos dan dirinya menjadi lebih sering kelihatan di dalam kelas. Bukan Cuma Rama yang mulai memperbaiki tingkah lakunya.
Terkadang bukan hanya dia saja yang bertobat, tapi juga Kemal, James, dan Geri. Ketiga cowok itu juga tidak bersemangat lagi bolos jika Rama tidak ikut. Jadilah lima sekawan itu menjadi pusat perhatian guru karena menjadi suatu fenomena langka ketika mereka dengan tenang mengikuti pelajaran. Karena biasanya hanya Prabu saja yang bertahan mendengarkan materi dari guru.Adira yang awalnya malas mengerjakan PR mendadak berubah setelah dia berjanji di hadapan Rama. Setidaknya kedekatan dua remaja itu memberi efek positif bagi mereka.
“Ram?” panggil Prabu.Siang ini mereka sedang berada di ruang OSIS untuk menyambut kedatangan Hana. Hari ini adalah hari pertama baginya hadir ke sekolah setelah insiden kecelakan tempo hari. Kini keadaannya jauh lebih baik meski di lutut dan sikinya masih terdapat bekas memar. Tapi untunglah luka serius sudah sembuh.
Rama yang sedang asyik mengutak-atik sesuatu di laptopnya tampak sedikit terganggu ketika kegiatanya dijeda oleh Prabu. “Apaan?”
“Lo sama Dira gimana?”
James yang awalnya rebahan di meja ketua OSIS karena meja itu sedang ditinggal pemiliknya langsung heboh ketika ada pembahasan menegnai gosip terbaru. “Iya, Ram. Lo udah nembak?”Rama menggelengkan kepala. Hana juga tiba-tiba antusias. Dia sudah tahu tentang perasaan sahabatnya itu. Selama masa pemulihannya, Rama cs menceritakan semua tanpa ada rahasia termasuk perasaan Rama.
“Kenapa digantungin sih? Ini hati loh bukan jemuran kutang.” Hana mulai berceramah sambil menyantap bekal yang dia bawa dari rumah.
Rama berpindah ke samping Hana agar dia bisa mencomot brokoli dari kotak bekal Hana. “Gue ragu.”
“Lo sayang dia kan?” tanya Geri dari pojok ruangan.
“Lo nyimak njing?” James melempar tatapan meledek ke arah Geri karena sebelumnya Geri sedang tidur namun Geri malah membalas James dengan sepatunya. “Lo beneran sayang, Ram?”
Rama meneguk air dari tumbler Prabu. “Untuk pertama kalinya gue sesayang ini sama cewek tapi gue takut buat nembak dia.”
Prabu menarik nafas panjang lalu mengehembuskannya perlahan. “Karena?”
“Lo kan tau gue gak akan bisa dekat dia terus. Gue takut dia bakalan syok kalo tau keadaan gue gimana. Cuma beberapa bulan lagi kan.” Rama mengusap rambut ikalnya.
Kemal menggut-manggut sembari menyimak obrolan teman-temannya. “Harusnya dari kemaren lo cerita, Ram. Waktu lo ke sekolah rapi banget sebulan yang lalu, harusnya lo bilang lo baru pulang dari rumah sakit bukannya bohong. Bilangnya ke kantor lurah. Waktu lo ngilang lo juga gak ngabarin malah headband dititipin doang ke gue.”
“Gue emang ke rumah sakit terus pulangnya ke kantor lurah. Gue gak bohong dong. Yang acara ngilangnya gue emang sengaja gue sembunyiin dari dia.”
Kemal memukul meja pelan. “Sama aja lo gak cerita apa-apa ke dia. Dan kalo lo jujurnya sekarang, pasti dia terkejut lah. Dia juga pasti sayang sama lo.”
Rama menutup jendela browser yang sedang terpampang di laptopnya kemudian duduk di lantai lalu dia menyandarkan tubuhnya ke dinding. “Gue gak siap kalo gue harus pergi terus ninggalin dia. Tapi semuanya bakalan terjadi.
Geri pindah dari pojok kelas ke samping Rama. “Setidaknya lo nyatain perasaan lo dan cerita yang sebanarnya tentang kondisi elo. Jangan sampe keburu telat. Dia bakal ngerasa lebih sakit hati.”
KAMU SEDANG MEMBACA
GAYA TOLAK-MENOLAK [TAMAT]
Teen Fiction[ON GOING] Ibarat magnet, Rama dan Dira itu punya kutup yang sama. Sama-sama Utara atau sama-sama Selatan. Sesuai sifat magnet, kutup yang sama tidak akan pernah bersatu atau disebut 'gaya tolak menolak'. Mereka punya kepala sekeras batu dan hati se...