Happy reading ❤
“Halo, ibu dokter kamu udah dimana nih?”
“Ihhh kamu tadi turunnya di bandara mana sih?”
“Bandara mana ya ini? Ngurah Rai nih.”
“Really?”
“Ya Soekarno-Hatta dong, sayang. Masa udah kuliah di Jerman masi bego.”
“Kirain jauh-jauh ke sama tapi makin geblek.”
“Enggak mungkinlah. Aku belum liat kamu. Dimana sih jemputnya?”
"Bandara Hang Nadim."
"Lah jauh bener ke sono gak sekalian ke Bandara Arab Saudi?."
“Tau ahhh. Kamu pake baju warna apa sih?”
“Baju motif bunga-bunga yang dikirim Kemal pas ulang tahun.”
“Pake topi bukan?”
“Iya sayang, ini dikasih sama James waktu dia main ke Jerman.”
“Tas kamu warna biru?”
“Bener. Dari Geri ini mah. Sovenir syukuran panen sawit papa dia.”
“Sempak kamu warna pink yang dikasih Kak Prabu?”
“Loh kok tau?”
“Aku udah liat kamu.”
“Yang paling ganteng dan penuh pesona kan?”
“Iya sayang iya. Balik badan dong.”
Rama membalikkan badan sesuai permintaan pujaan hatinya. Adira tersenyum lalu menurunkan ponselnya dari telinga kemuidan memeluk Rama yang masih tercengang. Saat ini dia sedang menempuh kuliah kedokteran semester tiga sedangkan Rama sudah mulai menyusun tugas akhir. Cowok itu sengaja pulang sebelum dia sibuk menjelang wisuda.
“Makin cantik aja ya, dok.”
Adira terkekeh. “Masih belum jadi dokter loh.”
Rama mengedikkan bahu. Dia tidak peduli sudah jadi dokter atau belum yang paling penting Adira sudah ada di hadapannya dan tentu saja semakin cantik. Dia telah tumbuh menjadi gadis dewasa. Rambut sebahunya selama SMA sudah panjang tapi tetap memakai headband.
“Iya deh sayang.”
Begitulah kisah cinta semasa putih abu-abu. Ada yang hanya singgah layaknya ungkapan cinta monyet. Namun tak jarang juga cinta semasa remaja terus tumbuh dan bersemi hingga dewasa. Adira dan Rama , sepasang remaja yang dipertemukan dengan sifat sama-sama keras namun bisa bersatu karena saling menerima satu sama lainnya. Cinta kadang aneh, bisa menyatukan berbagai jenis insan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAYA TOLAK-MENOLAK [TAMAT]
Teen Fiction[ON GOING] Ibarat magnet, Rama dan Dira itu punya kutup yang sama. Sama-sama Utara atau sama-sama Selatan. Sesuai sifat magnet, kutup yang sama tidak akan pernah bersatu atau disebut 'gaya tolak menolak'. Mereka punya kepala sekeras batu dan hati se...