Suara dentuman musik DJ yang membuat siapapun ingin menari diatas dance floor mengikuti irama musik, serta kilatan cahaya lampu yang berubah rubah warna. Club Amora tempat yang kerap didatangi oleh para remaja yang membutuhkan pelampiasan untuk melepas penat.
Bau alkohol menyengat dimana mana, banyak pasangan yang sedang bercumbu mesra, tidak peduli dengan orang-orang berlalu lalang. Berbeda dengan Mahesa, laki laki yang hanya duduk di meja bartender dengan segelas vodka digenggamannya.
"Hei, bro," ucap Alfino-teman Mahesa sambil menepuk bahu Mahesa dengan keras. "Tumben lo kesini, lagi banyak masalah?"
"Hm, biasa bokap." ucap Mahesa. Mahesa Artawijaya anak pemilik perusahaan Wijaya Company.
Mahesa dengan Papanya--Arsenio Wijaya emang tidak pernah akur selalu saja berdebat tentang masalah perusahaan."Gue rasa lo harus ngobrol dulu sama bokap lo, Sa. Biar beliau juga ngerti," ucap Catur yang paling bijak diantara mereka semua.
"Lo enggak akan paham apa yang gue rasain, jadi berhenti sok tahu," balas Mahesa sambil menatap tajam kearah Catur
"Bukannya sok tahu, karena emang gue tahu, lo yang terlalu keras kepala kalau dikasih tahu sama kita-kita," sarkas Catur. Susah memang jika menasihati Mahesa yang terlalu keras kepala. Mahesa hanya berdecak menanggapi ucapan Catur, prinsipnya tidak ada yang boleh mengatur dirinya kecuali dirinya sendiri.
"Ngapa sih anjing, kita disini buat senang-senang bukannya malah ribut," ucap Chandra menengahi.
"Gue enggak ribut, teman lo aja yang terlalu keras kepala kalau di kasih tahu,"
"Udahlah, Tur. Mending kita minum-minum aja disini," ucap Bayu mengubah topik pembicaraan. Bisa-bisa jika tidak ditengahi akan terjadi keributan disini.
"Lo yang bayar ya, Bay," celetuk Arya yang sedang menghisap rokoknya.
"Enggak dulu, bokap gue belum transfer gue," ucap Bayu.
"Gaya lo, Bay. Bilang aja kagak ada duit," sindir Alfino.
Bayu tertawa menanggapi ucapan Alfino yang memang benar, "Nah tuh tahu,"
"Minta bayarin Chandra aja nanti, bro pesan vodka," Minta Bayu pada seorang bartender bernama Nino.
"Sialan," umpat Chandra yang namanya dibawa-bawa.
•••
Enam perempuan berpakaian crop tanpa lengan dan celana hotpants jauh diatas lutut memasuki Club Amora. Siapa lagi kalau bukan White Angel Mereka adalah wanita yang dikenal akan kecerdasan nya, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau mereka berbeda jika diluar sekolah.
"Tumben rame." gumam Valerina Adhista sambil duduk di meja dekat bartender dan disusul yang lain.
"Setiap hari juga rame, Le. Lo nya aja yang jarang kesini." ucap Abila Azkadina atau disapa Abila.
"Lo kan tahu, kembaran gue over protektif banget jadi gue gak bisa kesini terus setiap malam." jelas Vale sambil meneguk segelas vodka yang baru saja ia pesan.
"Iya sih, padahal kembaran lo juga sama aja deh kaya lo," ucap Cendana.
"Tau dah tuh, emang anaknya begitu kalau sama gue,"
Tiba tiba tubuh Vale terasa panas seperti ada yang memasukan sesuatu kedalam minumannya.
"Eh, gue mau ketoilet dulu ya." ucap Vale kepada yang lain.
•••
Mahesa bergerak gelisah, pikirannya tak tenang tubuhnya terasa panas. Entah apa yang membuat dia bergairah seperti ada gejolak yang ingin keluar dari dalam tubuhnya.
"Lo kenapa, Sa? gelisah banget gue liatin," ucap Arya.
"Tau lo sa, kaya orang lagi nahan boker aja," sambung Bayu.
"Sialan lo, gue enggak kenapa-kenapa." jawab Mahesa bohong. "Gue ketoilet dulu," lanjut Mahesa meninggalkan teman-temannya.
"NAH KAN LO EMANG KEBELET BOKER," teriak Bayu yang tidak terdengar jelas ditelinga Mahesa karena suara musik yang terlalu kencang.
•••
Vale memasuki toilet wanita yang memang tersedia di sana. Banyak muntahan terlihat disudut-sudut toilet, ia memang terbiasa memasuki club tapi ia jarang sekali ketoiletnya karena ia tahu akan sekotor apa toilet club.
"Bangsat kenapa gue jadi kaya gini?" tanya Vale pada dirinya sendiri menatap kaca toilet.
Tiba tiba ada seorang cowo masuk kedalam toilet tersebut.
"E-eh lo Mahesa kan?" tanya Vale kepada Mahesa-teman satu angkatan Vale disekolahnya.
"Iya, ikut gue sekarang," ucap Mahesa dengan suara penuh gairah. Ia mencengkram tangan Vale seraya menariknya.
"Lepasin gue, anjir," Vale berusaha memberontak tetapi tenaga Mahesa lebih besar daripada dirinya, ditambah lagi tubuhnya terasa panas.
•••
Sekarang mereka berdua sudah berada dalam kamar yang berada di club tersebut. Dengan kasar Mahesa menghempaskan tubuh Valerina lalu membuka pakaiannya. Begitupun dengan Mahesa yang sudah tidak memakai baju sehelaipun.
"Mahesa lo mau ngapain?" ucap Vale dengan menangis dan gemetar.
"Gue sekarang mau elo." bisik Mahesa dengan suara seraknya sambil mencium bibir Valerina dengan kasar dan selanjutnya hanya mereka, Tuhan dan author yang tau.
hai, gaes. maaf ya kalau masih berantakan aku baru pertama kali buat cerita jadi maklum aja kalau rada berantakan. kalau misalkan ada yang salah kasih tau aku aja ya🥰
Diketik : 4 Januari 2021.
Jangan lupa vote, komen dan follow. Satu vote dari kalian udah bikin aku seneng🥰 See u part selanjutnya💕.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident Before Married [End]
General FictionSemuanya berawal dari accident yang tidak ada di dalam list hidup seorang Mahesa Artawijaya, Ketua geng Black Lion sekaligus anak dari pengusaha sukses. Mahesa Artawijaya, laki laki berumur 17 tahun sukses mengambil masa depan perempuan bernama Vale...