4

3.4K 379 20
                                    

Jisoo

Aku membuka bir dan meminumnya. Aku memutuskan untuk tinggal di taman untuk sementara waktu. Hanya untuk menjernihkan pikiranku. Aku bersandar di pohon saat aku memainkan jariku di kaleng.

Apakah aku tidak cukup baik untuk menjadi pacarnya? Maksudku, aku tahu bagaimana mengatur waktuku dan aku sudah melakukan yang terbaik untuk memberikan cukup waktu untuknya. Yang aku tidak mengerti adalah kami baik-baik saja tetapi dalam sekejap ada celah di antara kami.

Emosiku dipenuhi dengan kesedihan. Aku tidak tahu apakah aku bisa mengatasi rasa sakit jika dia meninggalkanku. Aku minum lagi dan meremas kalengnya ketika aku mengosongkannya.

7 kaleng sudah habis dan aku masih punya satu di tanganku. Aku sudah merasa sedikit pusing.

"Kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu ..." Aku memejamkan mata dan merasakan angin dingin di udara.

"... Tapi bagaimana kamu bisa membohongi aku? Akui saja langsung di depan wajahku daripada memiliki orang lain dibelakangku." Aku terisak.

Aku tidak bisa menahan rasa sakit lagi,aku menangis untuk mengeluarkan dan mengurangi rasa sakit yang aku rasakan saat ini. Aku jarang menangis apalagi di depan seseorang. Mereka mengenalku sebagai Jisoo yang ceria dan kuat. Tapi mereka tidak mengenalku saat aku sedang mengalami kehancuran.

Aku menyeka air mataku tapi itu mengalir begitu saja. Aku membutuhkan Soojoo sekarang, untuk meringankan penderitaanku dan memberi tahu aku bahwa dia mencintaiku.

Aku merasa mengantuk saat alkohol menyerangku. Aku ingat aku masih harus kembali ke unit Lisa. Aku menggunakan pohon untuk menopangku berdiri tetapi aku terjatuh.

"Ugh! Pantatku." Aku mendengus.

"Lain kali kalau minum, bertanggung jawab atas sampah mu."

Aku menyipitkan mata untuk melihat siapa yang berbicara di depanku.

"Kamu siapa?" Aku bertanya.

Dia berjongkok di depanku dan mengambil kaleng kosong.

"Orang yang akan berjuang nanti untuk membawamu kembali ke tempat Lisa." Dia berkata dan berdiri untuk membuang kaleng kosong ke tempat sampah sebelum kembali padaku.

"Aku bisa kembali sendiri." Aku mengangkat dagu dan berdiri.

"Ya?" Dia menyilangkan lengannya sambil melihatku berjuang untuk berjalan lurus. "Kamu mabuk"

"Aku tidak mabuk, aku Jisoo! KIM JISOO." Aku menekankan namaku.

"Ya, benar." Dia memutar matanya.

Aku mengabaikannya dan mencoba berjalan tapi rasanya seperti berjalan di bulan.

"Apa yang terjadi pada gravitasi bumi?" Aku bergumam pada diriku sendiri. "Aku merasa sangat ringan."

"Kau tahu jika kamu mengizinkanku membantumu, kamu mungkin sedang mandi air dingin sekarang." Ucapnya sambil mengikutiku dengan cermat.

"Bagaimana kamu tahu aku mandi air dingin?" Aku terengah-engah karena terkejut. "Apakah kamu salah satu penguntitku!?" Aku menyipitkan mata padanya.

Unexpected One | JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang