Menyelesaikan Misi 1

4.9K 301 32
                                    

Istri bayaran

#Istribayaran

Bagian tigapuluh empat : menyelesaikan misi 1

Beberapa menit aku terdiam, tubuhku seolah kaku. Aku hanya bisa mematung, sampai akhirnya Silvani menyadari kehadiranku. Ia langsung beranjak dari tempat duduknya dan menyambutku.

"Nyonya ... anda sudah pulang?" tanya Silvani dengan sangat ramah, senyuman bibirnya yang begitu apik membentuk setengah lingkaran.

Aku sedikit kesal mendengar pertanyaan itu, kenapa dia harus bertanya? Bukankah dia sudah melihat aku di rumah. Tentu saja sudah pulang. Namun, aku mencoba menahan diri untuk tidak meledak dan mengutarakan kalimat yang kasar. Ben melirik ke arah ku dan ia ikut berdiri menyambutku.

"Sudah pulang sayang? Sudah selesai urusannya? Aku menelponmu beberapa kali tetapi kamu tidak menjawab." Ben mengambil tas selempang di pundakku.

"Maaf ponselku tertinggal di kantor, aku baru menyadarinya tadi saat hendak pulang." Aku mencoba menjelaskan agar Ben tidak salah paham.

"Oh begitu, ya sudah kamu mau makan malam atau mau mandi dulu sayang?" tanya Ben.

"Aku sudah makan malam dengan klien, Bibi ada di mana? Mba Arini mana?" Aku mencari-cari dua sosok perempuan yang seharusnya tidak meninggalkan Silvani bersama Ben berdua saja. Entah kenapa aku merasa khawatir meski Silvani dan Ben memang sering berduaan di kantor, sering makan bareng juga, tetapi kali ini aku merasa sangat tidaj tenang

"Iya Nyah ... saya di sini." Bibi muncul dari arah belakang tempat menjemur cucian.

"Mba Arini mana Bi?" tanyaku kepada Bibi.

"Mba Arini sedang salat di kamar Nyonya."

"Tolong Bibi panggilkan kalau sudah selesai, kemudian kalian berdua ke kamar saya menyiapkan air untuk mandi saya." ujarku. Sebenarnya aku hendak memberi mereka misi.

"Kenapa mereka berdua harus ikut, aku juga mau ikut." Ben terdengar merengek.

"Kamu lanjutkan makanmu sayang, aku hendak mandi. Aku ingin Bibi dan Mba Arini menyiapkan semuanya." jawabku.

"Aku makan sama siapa dong?"

"Bukankah tadi lagi makan sama Silvani?" Aku melirik ke arah Silvani.

"Maaf Nyonya tadi saya melihat Pak Zein makan malam sendirian dan saya hanya menemani saja." Silvani terkesan menjelaskan tanpa aku memintanya.

"Ya lanjutkan saja Silvani, temani Pak Zein makan malam." Aku tersenyum meski terpaksa.

Bibi sudah datang bersama Mba Arini, aku memberikan kode dengan mataku agar mereka berdua mengikutiku menuju kamar. Aku menaiki tangga diikuti Bibi dan Mba Arini di belakangku. Mereka berdua terlihat saling melirik, mungkin mereka penasaran kenapa mereka dipanggil olehku. Tepat setelah memasuki kamar aku menyuruh mereka mengunci pintu, aku suruh Bibi menyalakan air keran di kamar mandi. Sementara aku duduk dan melepas bajuku kemudian menggantinya dengan baju tidur bertali berwarna abu-abu.

"Mba Arini apa pendapatmu tentang Silvani?" tanyaku

"Pendapat yang bagaimana nih, Bumil?" Mba Arini bertanya balik.

"Ya ... maksudku apakah kamu merasakan sesuatu yang berbeda?"

"Berbeda bagaimana, Bumil?"

"Apa ada hal-hal yang mencurigakan dari tingkahnya?" tanyaku mencoba sabar.

"Mencurigakan yang bagaimana, Bumil?" Ini ketiga kalinya lagi ia balik bertanya kepadaku.

"Satu kali lagi kamu nanya balik, aku akan mengirimmu kerumah Panda, Ice bear dan Greece!" Meski sedikit kesal aku mencoba untuk tidak terlalu keras kepada Mba Arini.

Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang