Takut kehilangan

14.9K 549 33
                                    

Istri Bayaran
#IstriBayaran

Bagian empitbelis : Takut Kehilangan

Suasana hatiku sangat baik pagi ini, seperti banyak bunga bermekaran dalam hatiku. Tanpa perlu kentongan aku sudah bangun pagi dan mandi.

Tiba-tiba terpikirkan sebuah ide untuk membuatkan sarapan pagi untuk Tuan Ben. Tentu saja sebagai rasa terimakasihku karena doi sudah ngajakin aku jalan dan nonton.

Pagi sekali aku turun ke lantai bawah dan menuju dapur, Bibi terlihat sedang sibuk mencuci piring.

Melihatku pagi buta sudah berada di dapur Bibi sepertinya kaget dan hampir saja menjatuhkan piring yang hendak ia taruh di lemari. Untung saja aku sigap dengan jurus patokan ayam, aku bisa menangkap piring dengan kedua tanganku.

"Nyonya sudah bangun? Maaf Bibi kaget kirain hantu." kata Bibi

"Memang ada hantu secantik ini Bi? hehehe ...." jawabku meringis.

"Tumben Nyonya bangun pagi, biasanya mesti dibangunin Pak Zein dulu."

"Ben sudah bangun belum Bi?"

"Sudah Nyonya, Pak Zein sedang lari pagi keliling komplek."

"Oh begitu ...."

"Nyonya ingin sarapan apa? Bibi buatkan." tanya Bibi

"Aha... aku ada ide. Bibi duduk manis saja biar aku yang masak."

"Jangan Nyonya nanti Bibi dimarahin Pak Zein."

"Tenang .... kalau dia marah aku marahin balik," jawabku bersemangat.

"makanan kesukaan Ben apa Bi?"

"Untuk sarapan pagi Pak Zein suka sekali nasi goreng dan telor mata sapi Nyonya."

"Cara bikinnya bagaimana Bi?"

"Pak Zein tidak suka memakai bumbu instan, jadi harus diuleg bumbunya. Bumbunya cabai merah, bawang merah dan bawang putih. Lalu ditumis sampai harum, masukan nasinya, beri garam dan kecap."

"Oh ya ya ..."

Akupun mulai mengambil beberapa bahan yang diperlukan di dalam kulkas. Telur, cabai dan perbawangan.

Bibi yang melihatku kerepotan hendak membantu namun aku melarangnya. Karena aku ingin membuat sarapan spesial buatan aku sendiri untuk suamiku itu. Hihihi.

Kemudian Bibi meninggalkan aku untuk mengerjakan pekerjaan lain, akupun fokus memasak dengan berbekal arahan Bibi tadi."

Benar-benar tidak semudah yang aku bayangkan, memasak sangat sulit dan rumit apa lagi kalau terlalu besar apinya telorpun berubah jadi telor gosong mata sapi

Aku berteriak memanggil Bibi untuk menanyakan berapa takaran garam yang harus aku masukan ke dalam nasi goreng ini.

"Bibi ini garamnya berapa sendok?"
Teriakku

"... em... sendok ... "

Namun karena Bibi berada diruangan yang berbeda samar-samar aku hanya mendengar em  .. sendok.

Mungkinkah empat sendok makan? akhirnya aku beri garam empat sendok makan ke dalam adonan nasi bercampur bumbu.

Ku beri kecap dan ku aduk-aduk asal saja. Kalau dari aromanya sih lumayan entahlah rasanya seperti apa?

Ku tata dalam sebuah piring saji porcelain berwarna putih, ku beri hiasan potongan timun, tomat dan telor mata sapi yang sedikit gosong. Semoga saja Ben akan suka dengan ide memasakku pagi ini.

Aku menata nasi gorengku itu di meja makan, tidak lupa ku buatkan segelas jus jeruk. Bibi menghampiriku selesai mencuci baju.

Aku duduk manis di meja makan, menunggu seseorang berjambang halus itu datang. Sekitar sepuluh menit aku menunggu akhirnya seseorang dengan setelan jas rapi berwarna abu muda dasi biru dan sepatu pantofel hitam yang mengkilap datang menghampiriku.

Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang