Bahagia kita yang ciptakan

10.8K 546 54
                                    

Istri Bayaran
#IstriBayaran

Bagian duapuluhenam

POV Arnesh Dian Pratama (ADP)

"Baru beberapa bulan kamu kembali ke Indonesia, sekarang kamu malah diusir sama Nenek," ucap Ibuku dengan nada tinggi.

Kami berdua yang baru saja keluar dari ruang kerja Nenek langsung masuk ke dalam kamarku. Ibu terus gelisah dan mondar-mandir tidak menentu sambil sesekali mengomeliku yang diam mematung.

"Kamu benar-benar menggagalkan rencana Ibu. Kalau saja kamu tidak jatuh cinta dengan perempuan murahan itu. Sudah pasti kamu yang mewariskan semua ini!" Ibu menunjuk-nunjuk ke arahku layaknya seorang guru yang sedang mengajari muridnya.

"Coba kamu renungkan kesalahanmu, kamu benar-benar ceroboh, untuk apa kamu menyukai Felinda bahkan sampai adu jotos segala sama Benazir." Ibu terus mencercaku dengan berbagai kalimat menyudutkan.

"Jadi Ibu yang merencanakan semua ini?" tanyaku kepada Ibu.

"Tentu saja, Ibu sudah tahu rahasia bahwa Felinda hanya istri bayaran si Ben sialan itu." jawab Ibu.

"Tahu dari mana Ibu?" tanyaku lagi, ku hentikan Ibu yang terus mondar-mandir, dengan memegang erat kedua pundaknya.

Tinggi badan Ibu yang lebih kecil dari tubuhku membuat Ibu mendongak ke arahku.

"Dari temannya Felinda." jawabnya.

"Sejak kapan Ibu mengenal Maya? Bagaimana bisa?" tanyaku heran.

Setahuku selama ini Ibu hanya di rumah, bagaimana bisa ia mengenal bahkan merencanakan ini dengan Maya?

"Aku tidak sengaja melihatmu sewaktu makan malam dengan Felinda dan Benazir." jawabnya dengan mata terus menatapku.

"Lalu?"

"Kemudian Ibu melihatmu dengan Maya, Benazir dan Felinda pulang terlebih dahulu, kamu meninggalkannya seorang diri. Kemudian Ibu iseng tanya-tanya saja."

"Coba Ibu terangin dari awal sampai akhir secara rinci." ujarku dengan nada lebih serius.

Ibu melepas pegangan tanganku dan kemudian dia duduk begitu saja di sofa dekat ranjangku.

"Ya ... Ibu bisa melihat Maya menyukaimu, jadi Ibu bilang jika ia ingin mendapatkanmu kita harus bekerjasama."

"Tidak habis pikir Ibu berbuat seperti itu, tujuan Ibu apa?" tanyaku.

"Tentu saja semua demi kamu, biar anak Ibu tidak terus-terusan dibuang. Biar masa depanmu terjamin." jawab Ibu dengan mata berair.

"Bukan itu yang Arnesh inginkan, semua itu aku tidak butuh. Aku cuma pingin Ibu nyaman di rumah ini dan bahagia."

"Sama saja, toh kamu juga menyukai istri Kakak kamu sendiri, bukankah ini seharusnya menguntungkanmu?" ujar Ibu tanpa menatapku.

"Aku berbeda dari Ibu, aku tulus mencintai Felinda dia gadis pertama yang aku temui dan peduli sama aku Bu." jawabku membantah jika dibilang sama dengan Ibu.

"Apapun alibimu, kamu tetaplah salah!" teriak Ibu.

Mendengar hal itu aku langsung terdiam, ya memang aku sudah salah. Seharusnya aku bisa menahan diri, tetapi cinta sulit dibendung.

Dari dulu aku selalu mengalah, selalu dibuang dari keluaga Pratama lantaran aku hanya anak seorang istri kedua atau bisa diartikan seorang selir saja.

Aku berusaha untuk bersikap biasa, meski sebenarnya aku sangat kecewa, tetapi mungkin inilah nasib yang tertulis untukku. Memang salahku juga kenapa aku jatuh cinta pada istri Kakakku sendiri. Bukan tanpa alasan aku jatuh cinta, dia perempuan yang cantik, polos dan sangat baik.

Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang