Pangeran Paris

14.3K 474 55
                                    

Istri Bayaran
#IstriBayaran

Part tujuhbelis : Pangeran Paris

[Jl. Samanhudi No.65, RT.8/RW.6, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat ] from Maya

[Joni Steak] From Maya

Beberapa pesan masuk berisi alamat tempat makan yang sudah Maya tentukan. Akupun meneruskan pesan itu ke Arnesh. Aku juga berpikir untuk menanyakan kepada Ben apa dia mau makan siang bareng Maya?

Akupun mengirimi Ben pesan terlebih dahulu.

[Tuan Ben ... apa kamu mau makan siang]

Sekitar lima menit pesan itupun terbalas.

[Tentu saja Nyonya Ben]from kutu kupret

[Kamu ingin memakan sesuatu] from kutu kupret

Akupun membalas kembali.

[Maya mengajakku makan bersama]

[Di mana] from kutu kupret

[Di sini] balasku

[Jl. Samanhudi No.65, RT.8/RW.6, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat] balasku

Akupun mengirimkan kembali alamat yang Maya berikan.

[Baiklah] from kutu kupret

[Kamu mau dijemput] from kutu kupret

[Tidak perlu] balasku

[Kita bertemu di sana saja] balasku

[Baiklah sampai bertemu nanti] from kutu kupret.

Kali ini aku berencana makan siang dengan Arnesh dan Maya. Tentu saja dalam rangka percobaan pendekatan pertama Maya dan Arnesh.

Aku berpikir jika mereka langsung dipertemukan berdua saja, maka terlalu kentara bahwa aku sedang mendekatkan mereka.

Namun, jika aku berada di sana bersama mereka, pastinya Arnesh tidak akan menyadarinya.

Sekarang tinggal menunggu waktu jam makan siang, ku lirik jam tangan kecilku masih menunjukan pukul 10.15 WIB, masih ada waktu beberapa jam lagi.

Aku menggunakan waktuku untuk tidur sejenak di ruangan Ben, toh tidak ada yang berani masuk pikirku. Kondisi badanku masih agak lemas padahal sudah minum dan makan camilan. Akupun membaringan diri di sofa panjang tempat Ben biasa menerima tamu penting. Tidak butuh waktu lama mataku langsung terpejam.

**

Aku merasa sangat nyaman sekali, seperti aku sedang menikmati tidur di sebuah hotel berbintang. Ah aku tidak ingin bangun dan menikmati tidur siang ini. Sejuknya ruangan dan kantor yang sunyi membuatku betah untuk tidur meskipun hanya di sofa. Mataku enggan terbuka, tiba- tiba seseorang seperti menyentuh pipiku, tetapi siapa? Apakah Ben sudah pulang? Aroma parfumnya sedikit berbeda hari ini. Aku ingin membuka mataku dan berharap itu adalah Ben.

Aku mengerjap berkali-kali.

"Kamu sudah bangun Rani?" terdengar suara Arnesh bukan Ben.

Akupun mengucek mataku agar bisa melihat lebih jelas siapa sosok yang memangku kepalaku saat aku tidur tadi.

Semakin jelas ... semakin jelas ... seseorang dengan sedikit jambang halus, namun bukan Ben.

"Hyaaa ... maaf ... maaf ... kenapa aku tidur di pangkuanmu? Kenapa kamu tiba-tiba ada di sini?"

"Aku hendak mengajakmu makan siang. Kamu aku bangunin tidak bangun-bangun, maaf aku lancang, aku melihatmu tertidur pulas, aku takut kepalamu akan sakit begitu bangun, jadi aku hanya ...," Arnesh terlihat berpikir sejenak.

Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang