Penulis Omega

11K 481 48
                                    

Istri Bayaran
#IstriBayaran

Bagian duapuluhtiga : Penulis Omega

Note : cerbung ini untuk 21+ pembaca diharap bijak.

****

Aku merasa sangat mudah lelah, mungkin karena aku terlalu kecapean bekerja. Selama sebulan lebih Nenek terus memberiku beberapa tugas yang cukup sulit.

Aku berangkat bekerja pagi dan pulang malam dijemput oleh Ben, terkadang hanya sopir Didi saja yang menjemput jika Ben ada kepentingan di luar. Namun, di minggu-minggu ini aku merasa kondisi badanku tidak baik.

Sepanjang pagi ini aku terus merasa lemas, rasanya tidak karuan. Sangkin lemasnya aku menyuruh Sari untuk tidak menerima tamu siapapun itu, aku takut tidak dapat menyambut mereka dengan baik.

"Sari tolong jangan menerima tamu, aku hari ini lemas dan sedikit pusing."

"Baik Nyonya, apa tidak lebih baik Nyonya pulang saja. Atau saya hubungi suami Nyonya." ujar Sari.

"Jangan ... nanti suamiku pasti akan khawatir," Setahuku pagi ini ia sedang keluar kota.

"Tolong kamu carikan aku obat saja untuk kepalaku yang pusing ini." ucapku lagi.

"Baiklah Nyonya." jawab Sari kemudian berlalu pergi.

Aku hanya tiduran di sebuah sofa panjang yang biasa untuk duduk para tamu yang datang.

Sari memberiku obat sakit kepala yang tidak asing karena sering ku lihat di warung-warung.

Setelah meminum obat itu, kemudian aku merasa mengantuk dan tertidur. Namun, tidak sepenuhnya tidur aku tetap menjaga agar tidak terlalu lelap untuk berjaga-jaga.

"Sari tolong bangunkan aku beberapa menit kemudian." perintahku kepada Sari.

"Baik Nyonya."

Samar-samar aku mendengar suara Sari yang sedang berbicara dengan seseorang.

"Maaf Pak, Nyonya sedang beristirahat ia tidak bisa menemui siapapun saat ini."

"Aku adik iparnya, aku ingin mengeceknya sendiri Mbak."

Mataku begitu berat untuk membuka, hanya sekilas aku melihat laki-laki memakai jas rapi datang ke arahku.

"Kakak ipar kamu kenapa?"

Sepertinya Arnesh datang dan segera memangku kepalaku.

"Kita ke rumah sakit saja."

Mataku terlalu berat untuk menjawabnya.

Ia mengelap keringat dingin di pelipisku dengan sapu tanganya.

Kemudian tubuhku terasa seperti digendong entah dibawa kemana?

Begitu aku sadar rupanya aku sudah berada di rumah sakit. Tertidur di bangsal berderet dengan pasien lainya.

"Kenapa aku di sini?" tanyaku bingung.

"Kakak ipar kamu sudah sadar?"

"Sadar apa, aku tadi ketiduran karena minum obat. Kepalaku pusing."

"Oh pantas saja. Ya sudah kita pulang." ucap Arnesh.

Tiba-tiba perawat datang dan memanggil namaku.

Nyonya Felinda, dokter ingin bertemu.

"Biar saya saja, kamu tunggu di sini." ucap Arnesh.

Mendengar hal itu akupun setuju saja toh hanya sakit pusing.

Aku menunggu sekitar lima belas menit Arnesh tidak kunjung datang, entah apa yang mereka bicarakan?

Akhirnya Arnesh datang setelah dua puluh menit aku menunggu dan kamipun langsung menaiki mobil Arnesh.

Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang