Pengantin Baru

13.5K 469 20
                                    

Istri Bayaran
#IstriBayaran

Bagian duapuluhdua : Pengantin Baru

Note : Cerbung ini untuk 21+ pembaca harap bijak.

Hal yang paling membahagiakan bagiku adalah saat di mana aku membuka mataku di pagi hari, seseorang yang ku cintai ada di sampingku dan memelukku.

Semenjak Ben pulang dan kami sepakat menjadi suami dan istri seutuhnya. Ia benar-benar tidur bersamaku tadi malam.

Ku nikmati memandang wajahnya pagi ini, dari alisnya, matanya, hidungnya kemudian bibirnya. Tuhan begitu baik memberikan suami yang begitu sempurna untukku. Aku ingin menjadi istrinya selama mungkin, bahkan jika bisa seribu tahun lamanya.

Ketukan pintu terdengar, menghentikan aktivitasku yang sedang asyik memandang wajah suamiku.

"Nyonya Nenek menelpon." ucap Bibi dari balik pintu.

Akupun bergegas bangun dan menyingkirkan tangan suamiku dari tubuhku.

"Pagi Felinda ... apa aku mengganggu tidurmu?" sapa Nenek .

"Tidak Nek, Felinda sudah bangun dari tadi." jawabku asal.

"Kamu harus kembali bekerja, Nenek sangat membutuhkanmu untuk mengawasi keuangan perusahaan. Semenjak kamu libur dua minggu semuanya tidak terkendali." ujar Nenek.

"Baiklah Nek. Felinda akan berangkat bekerja besok." jawabku.

"Jika kamu mau bekerja dengan giat aku akan memberimu posisi yang lebih tinggi, sejajar dengan suamimu."

"Jangan Nek, Felinda masih belum mampu, masih harus banyak belajar."

"Yang penting kamu besok berangkat dulu." ucap Nenek lagi.

"Baik Nek."

Sambungan teleponpun terputus, aku langsung menaruh gagang telepon dan kembali ke kamar.

Memang selama Tuan Ben pulang aku tidak berangkat bekerja, karena aku ingin menghabiskan waktu bersama suamiku. Begitupula Ben, ia lebih sering di rumah beberapa hari ini.

Ku lihat Tuan Ben masih tertidur pulas, padahal setahuku selama ini ia tidak pernah bangun siang. Ben selalu bangun pagi dan berolahraga, tetapi sekarang ku lihat ia tertidur pulas bagaikan bayi.
Akupun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.

Rupanya selesai aku mandipun ternyata Ben masih tertidur, dengan sengaja ku percikan sedikit air dari rambutku yang basah. Namun, ia hanya menggeliat sesaat dan mengubah posisi tidurnya.

Selesai memakai baju dan memakai riasan tipis aku turun ke bawah menyiapkan kopi dan sarapan untuk Tuan Ben. Tentu saja menu andalan seperti biasanya nasi goreng.

Ku buatkan secangkir kopi agar ia bangun setelah menghirup aromanya kemudian ku bawa ke kamar dan menaruhnya di atas nakas didekat tempat tidur.

Ideku cukup berhasil, Tuan Ben mulai menggeliat dan membuka matanya perlahan, mengerjap dan akhirnya ia bangun dengan sendirinya.

"Sudah bangun?" tanyaku berbasa-basi.

"Kenapa tidak bangunin aku?"

"Sudah berkali-kali tetapi kamu tidur seperti batu." jawabku.

"Kamu salah metode membangunkanya sayang?" Panggilan sayang membuatku tersipu malu.

"Memang harusnya bagaimana?" tanyaku.

"Seperti ini." Ben menarikku ke dalam dekapan dada bidangnya, ia masih bertelanjang dada membuatku merasa geli.

"Oh begitu, ya sudah cepat sana mandi. Sudah siang lho ini." Aku melepas pelukannya secara paksa.

Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang