Ide konyol

16.6K 510 4
                                    

Pagi Ini cukup cerah, bangun tidur aku masih belum bisa memutuskan apakah akan menerima tawaran laki-laki bermata cokelat itu atau justru menolaknya mentah-mentah.


Dengan ragu aku mencoba menceritakannya kepada Maya, berharap ia akan memberiku sedikit pencerahan.


"Apah?" Maya menyemburkan air yang sedang ia minum ke wajahku, sampai wajahku basah kuyup. Mungkin ia syok mendengar cerita dariku soal ajakan pengusaha kaya tadi.


"Yassalam ... parah lu May, macam mbah dukun aja gue disembur." Aku mendengus kesal.


"Sorry say ... sorry. Gue kaget Pak Zein ngajak lu nikah. Bukanya kalian baru ketemu ya?" Maya mengelap-ngelap wajahku dengan ujung bajunya yang kedodoran. Belakangan ini Maya sering memakai baju longgar tidak seperti biasanya memang.


Aku mengangguk dua kali, memberi jawaban bahwa apa yang Maya ucapkan dan pikirkan adalah benar.


"Coba nanti kita lihat apa sopirnya akan datang beneran? Atau tidak datang kalau iya lu beruntung banget Fey, ibarat ketiban durian runtuh. Kalo gue jadi lu? Gue bakalan langsung terima Fey."


"Kalau engga dateng?" tanyaku balik.


"Berarti kamu zonk, alias kena prank aja hehehe." Maya menyeringis.


"Tapi kok gue rada sangsi ya ... jangan-jangan ini lagi prank kaya di yutub-yutub itu."


"Laki-laki sesibuk Benazir Zein Pratama enggak mungkin ada waktu buat bikin prank Fey."


Aku diam dan berpikir keras.


"Udah lu cepet mandi sana terus pakai baju yang bagusan dikit." Maya memaksaku berdiri dan mendorongku ke arah kamar mandi.


"Hey ... sebelum mandi lu pakai ini dulu."


"Apa itu?"


"Masker wajah yang biasa dipakai orang-orang korea Fey."


"Emang ngaruh?"


"Ngaruhlah Fey."


"Soalnya muka gue udah burik dari lahir May susah benerinnya."


"Ya ampunn ... burik aja udah membuat pengusaha kaya melirik." Maya mencubit genas kedua pipiku.


Aku menerima bungkusan masker dan mengeluarkannya dari plastik, setelah wajah dibersihkan aku memakai masker itu sesuai anjuran yang tertulis dibungkusannya yaitu lima belas menit.

Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang