Runi bolak-balik memeriksa ponsel. Setengah jam lalu, dia sudah mengirimkan draft komik untuk minggu ini kepada Gama. Biasanya, lelaki itu akan langsung mengiriminya pesan, kadang meneleponnya, meski hanya untuk sekadar bilang surelnya telah diterima. Dia tahu Gama tengah online. Pria itu beberapa menit lalu mengirimkan komentar pada status Keisha-salah satu editor di tempat Gama bekerja-di media sosial.
Mas. Draftnya sudah aku kirim.
Runi akhirnya memutuskan mengirim pesan lebih dulu. Tanda centang di sudut layar berubah menjadi biru. Balasan dari Gama masuk beberapa detik kemudian.
Ok
Gadis itu mengempaskan bokong ke sofa. Tatapannya tak beralih dari layar ponsel di tangan. Biasanya Gama akan langsung memeriksa emailnya, lalu memberi pendapat apakah Runi perlu memperbaiki atau tidak. Jika belum sempat membaca, lelaki itu akan memohon maaf dan berjanji akan segera membaca begitu sempat.
Apakah Gama sedang marah padanya?
Baru Runi sadari, sejak menemaninya pulang dari CFD Sabtu lalu, Gama belum menghubungi sama sekali. Padahal biasanya, lelaki itu selalu menanyakan kabar Runi tiap hari, memastikan gadis itu dapat menyetor naskah tepat waktu. Tak jarang juga, Gama mampir ke rumah Runi untuk mengantarkan makanan atau minuman, lalu mereka akan mengobrol di teras untuk mendiskusikan plot yang sedang Runi siapkan untuk bab berikutnya.
Seminggu terakhir, Gama seolah menghilang dan Runi baru menyadarinya. Dia terlalu sibuk menyusun skripsi, menyelesaikan komik, dan juga menemani Kamila berjalan-jalan di waktu senggang.
"Runi! Kenar dan mamanya sudah nunggu di depan," teriak Anita dari lantai bawah.
Gadis itu mendesah. Rasa cemasnya semakin membuncah. Runi khawatir Gama jatuh sakit sehingga tak sempat menghubunginya seperti biasa. Rasa bersalah kian besar membebani pundak Runi kala mengingat perhatian yang selama ini Gama berikan padanya. Begitu mendengar suara Runi sedikit sengau atau parau, lelaki itu akan muncul di depan pintu dengan seporsi bakso panas kesukaannya, sedangkan dirinya terlambat menyadari perubahan sikap Gama.
Mas Gama baik-baik aja kan? Tumben lama nggak mampir sini. Lagi sibuk ya?
Runi kembali mengirim pesan. Tanda centang itu langsung berubah menjadi biru. Runi menunggu, tapi balasan Gama tak kunjung datang. Status lelaki itu kini berubah menjadi offline. Setelah mendengar teriakan sang ibu memanggilnya untuk kedua kali, Runi keluar kamar untuk menemui Kenar dan Kamila yang mengajaknya makan siang bersama.
-AmelA-
Niat Gama sempat goyah ketika pesan dari Runi kembali masuk ke ponselnya. Hatinya mendadak hangat ketika tahu gadis itu mengkhawatirkannya. Ingin segera dia membalas pesan itu, tapi bingung hendak mengetik apa. Dirinya memang dengan sengaja menjaga jarak dari Runi.
Gama merasa, sudah cukup baginya mencuri cahaya terang Runi. Sebagaimana namanya, Gama adalah bintang, dia memiliki sumber cahaya sendiri meski tak sebenderang Runi. Sudah saatnya dia mulai melepaskan diri dari ketergantungan pada tawa dan senyum gadis 22 tahun itu.
Suara ketukan di pintu mengagetkan Gama. Tak lama kemudian, Agni menyebut namanya. "Diajak Ibu makan siang bareng," kata adik Gama satu-satunya itu.
Gama menyahut dan berjanji akan segera bergabung ke ruang makan. Diliriknya kembali ponsel di tangan, layarnya telah mati karena kehabisan baterai. Mungkin memang lebih baik begini, supaya dia tak tergoda menelepon Runi. Disimpannya benda pipih itu dalam tas jinjing yang tersampir di kursi, lalu keluar kamar untuk menyusul Agni.
Senyum Sinta merekah saat melihat putra sulungnya datang. "Ayo kita makan, Gama. Ibu sengaja masak makanan kesukaanmu."
Gama menarik kursi dan duduk di sebelah kanan ibunya. Untuk sejenak, dipasangnya topeng bahagia di wajah. Ibu dan adiknya telah terlalu sering berduka. Gama tak ingin menambah beban mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Arunika (Tamat)
RomanceArunika Dahayu, gadis dengan tawa sehangat matahari pagi. Gama Fareza, pria dengan sorot mata secemerlang bintang. Kenar Andaru, lelaki dengan senyum seteduh bulan purnama. Takdir membelit kisah mereka dalam jalinan cerita yang entah hendak dibaw...