Bagian 11

12.5K 1K 25
                                    

Aku pikir diriku yang salah coba baca bab 4 Keffan itu papahnya Eja 😭, ini sampe aku lama update xixixi. maaf ya updatenya dikit, badanku kurang vit jadi sakit hehe...

selamat baca semoga suka

Balikpapan, 27 Desember 2020
Minggu, 07:07 wita

***

Diana masih tak menyangka langsung di terima kerja, Cuma sekali Interview.

''Bapak benera nerima saya?'' tanya Diana tak percaya.

''Iya, karena kita sangat butuh admin. Mulai besok kamu bisa masuk tapi sebelum itu sekarang kamu harus menghadap direktur kita di lantai atas.''

''Ah, ada apa ya Pak?''

''Anak anda ada disana, ayo.'' Lelaki itu berdiri dan Diana langsung deg- deg kan, kenapa Eja bisa sampai disana.

''Aduh... Eja.'' Gumam Diana kalang kabut. Mereka keluar dari ruangan dan masuk ke dalam lift. Diana pikir apakah bos disini Keffan tapi gak mungkin dia sudah gak ada. Tak lama pintu lift terbuka dan menampilkan lobby yang besar dan mewah.

''Ini ruangan khusus bos, itu ruangannya. Ayo.'' Mereka berjalan bersama dan saat sampai di depan pintu.

''Pak, ini Ibu dari anak yang tadi.'' Kata lelaki itu di depan pintu.

''Masuk.'' Katanya.

''Silahkan masuk...'' Hrd membukakan pintu dan Diana masuk perlahan. Tak lama kursi kerja itu berputar dan menampilkan sosok Arthur.

''Silahkan duduk jangan canggung.'' Kata Arthur ramah. Diana menghembuskan nafasnya ternyata tidak sesuai ekspetasinya.

''Maaf Pak, apa anak saya tadi disini? Dimana ya?'' tanya Diana penuh ketakutan dan tak enak.

''Dia bersama anak saya di lantai bawah. Apa kamu gak kenal aku?'' tanya Arthur. Diana menggeleng pelan sambil duduk.

''Aku temannya suamimu, Keffan. Mungkin kamu gak kenal karena hanya sekali bertemu saat Keffan dan kamu di hotel.''

''Hah, iyakah Pak? Maaf.'' Diana tertunduk.

''Anakmu tadi menghampiriku dan berkata kalau aku ayahnya karena mirip, tapi setelah itu dia bilang bukan karena warna kita berbeda.'' Cerita Arthur. Diana memejamkan matanya dan menunduk malu.

''Maafkan saya Pak. Anak saya pikir kalau Papahnya kerja di kota, padahal bukan. Anak saya sangat ingin ketemu bapaknya tapi apa daya.'' Jawab Diana.

''Aku turut berduka atas kematiannya, mulai besok kamu bisa kerja disini, tadi aku suruh pihak HRD langsung menerimamu, namanya Eja ya? Dia sangat mirip Bapaknya."

Diana menghapus air matanya yang ia tahan tadi, ia tersenyum dan mengangguk.

''Makasih Pak, saya makasih sekali. Dan maaf soal anak saya tadi mungkin enggak sopan.''

''No...No...Gakpapa itu bukan masalah. Namanya juga anak- anak.. saya juga punya empat anak kembar, dan duanya ikut saya kerja karena Ammihnya ke Jogja.''

''Oh liburan ya pak?'' tanya Diana. Arthur menggeleng pelan sambil memperlihatkan bingkai foto keluarga.

''Ammihnya pengen makan gudeg jadi dia kesana untuk makan sama adiknya si kembar, paling sore balik.''

''Hah? Cuma buat makan aja Pak?'' tanya Diana dan Arthur mengangguk enteng.

''Hm bener sekali, kenapa kaget?''

''Kagetlah Pak, kan ongkosnya mahal hehe.''

''Enggak kok murah aja, pakai pesawat pribadi. Lagian istri saya masa lalunya kurang enak hehe. Silahkan kalau mau ke tempat Eja.'' Arthur menekan tombol teleponnya untuk memanggil suster di ruang bermain.

''Tolong naik kesini dan anterin mamanya anak yang tadi kesana ya.''

''....''

''Oke.''

''Makasih ya Pak, maaf merepotkan. Saya pikir bos disini galak hehe.''

''Saya juga galak cuma kalau menyangkut anak- anak saya bisa jadi baik. Nanti balik ke ruangan HRD minta seragam kerja ya, oh ya kamu tinggal dimana?''

''Saya di penajam Pak baru kemarin datang dan tinggal sama temen di rusun sepinggan.''

''Ah gitu, jadi kamu belum ada tempat tinggal ya?''

''Iya Pak.''

''Gini aja, saya punya rumah kosan di pasar baru. Tempat tinggal istri saya dulu, kebetulan kosong tapi perabotan rumah tangganya lengkap kok. Mau ya? Gak usah bayar kamu bebas memakainya.'' Kata Arthur lagi ia kemudian menghubungi sang istri melalui video call.

''Hallo sayang, Ammih dimana hm?''

''Di pesawat Pih, aku beliin kamu gudeg juga. Tunggu ya, kenapa Nelp Pih?'' tanya Safir.

''Rumah kosan dulu kuncinya dimana? Ada karyawan baru Appih dari luar kota dan belum punya tempat tinggal.''

''Oh kalau gak salah di laci kerjamu sayang, dikantor situ coba deh.''

''Oke, wait.'' Arthur membuka lacinya dan menemukan kunci kosan.

''Appih.... Appih...Appih.'' Panggil si kembar.

''Iya sayang, cepat pulang Appih kangen.'' Kata Arthur.

Diana yang merasa senang, betapa harmonisnya keluarga ini andaikan Keffan masih ada mungkin bisa seperti ini juga walaupun rasanya tak mungkin.

''Siapa yang mau tinggal Pih?'' tanya Safir.

''Karyawan baru Mih, single parent mantan istri temannya Appih dulu.

''Oh Oke, see you beb.''

''To Honey.''

Tak lama panggilan terputus. Artuhr memberikan kunci kontrakannya dulu ke Diana di atas mejac

Diana: The Ex-wife mitressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang