Bagian 33

6.3K 432 0
                                    

Penajam paser utara...

Semoi.

Disinilah Diana sekarang, kampung dimana tempat ia bersembunyi dengan cantik dan aman. Eja turun dari mobil saat sampai di depan rumahnya. Aldi dan Shilla tentu saja ikut karena paksaan Keffan dan Diana. Shilla tentu pulang kerumahnya sedangkan Aldi masih dirumah Diana membuka pintu rumah itu. Seketika masa lalu teringat di benak Aldi. Ia melebarkan pintu dan mempersilahkan Diana dan Keffan masuk.

''Selamat datang.'' Sambut Aldi. Diana memegang lengan Aldi kemudian masuk bersama Keffan.

''Ini rumahmu? Nyaman ya.'' Kata Keffan.

''Hm, aku ke kamar dulu.'' Diana meminta kunci kamar.

Eja masuk kerumah ia kemudian menghirup aroma kayu dan tersenyum polos.

''Wahhh rumah Eja.'' Eja kemudian menyalakan tv dan berbaring di kasur yang masih ada disitu. Rumah ini masih terrawat dan tidak memiliki debu karena julak sering datang untuk membersihkannya setelah Aldi ikut pergi.

Diana keluar dari kamar melihat Keffan berkeliling rumah untuk melihat sekitarnya.

''Kupikir kembangku matian Al.'' kata Diana sambil keluar dari rumah untuk melihat tanamannya.

''Besok pagi jam 9 kalian nikah di rumah sini aja.'' Aldi menyingkirkan sofa kayu diluar agar ruang tamu bisa dijadikan tempat ijab kabul. Keffan masuk dan membantu Aldi mengangkat barang.

''Syukurlah.''

Eja bangun ia kemudian pergi keluar dan memakai sendal.

''Umi, Eja main ya.''

''Jangan masuk hutan, jangan jauh- jauh.''

''Oke.'' tak lama Eja melesat pergi kerumah temannya dulu.

Diana melihat anaknya pergi dengan berlari dari atas rumah setelah itu ia menengok Keffan dan Aldi. Hari sudah sore Diana menyilangkan tangannya didada dan minggir karena Aldi dan Keffan menaruh kursi dan meja.

''Din, ini gak masak apa gimana?'' tanya Aldi.

''Pesan aja Al, kamu yang urus ya.'' Kata Diana.

''Assalamualaikum...'' salam Julak, ibunya Aldi. Diana menurunkan tangannya dan tersenyum penuh rindu ia turun dari rumah dan menghampiri sang julak.

''Walaikumsallam Julak, julak Gimana kabarnya?'' Diana memeluk Julak begitupun sebaliknya.

''Baik, Eja mana? Din kamu mau nikah?''

Diana mengangguk ia memanggil Keffan untuk datang. Keffan mendekat dan menyalim Julak.

''Keffan bu, calon suaminya Diana dan Papahnya Eja.'' Kata Keffan.

''Gedenya badan calonmu Din ckck, Eja ada di rumah Riko mainan. Julak bawa sarung untuk tatakan kalian duduk. Ayo kita susun, Aldi sudah cerita semuanya kalau kalian mau nikah tadi pagi.

''Iya Julak, makasih ya Julak maaf ngerepotin. Habisnya Diana gak ada siapa- siapa.'' Ujarnya.

''Ada julak ada Aldi ada Eja, udahlah ayo.'' Julak menggandeng Diana untuk naik kerumahnya. Keffan mengikuti mereka dari belakang.

''Mau Keffan gendong Julak?'' kata Keffan, Julak berhenti dan berbalik ia memukul lengan lelaki itu dan tersenyum.

''Ummai, kada usah. Julak masih bisa naik tangga sendiri.''

''Ah kirain hehe.''

''Ayo naikan, Julak sudah masakin kalian tadi. Sambal goreng mandai sama sayur genjer. Julak ambil di kebun.''

''Oh ya? Pasti enak.'' Puji Keffan.

''Enaklah.'' Kata Diana. Mereka tertawa barengan sambil menaiki tangga. Aldi nampak ngos- ngosan di ruang tamu ia melihat ketiganya masuk.

''Din...Din... kamu yang nikah aku yang capek! awas memang kalian suka bertengkar nantinya.''

''Rekeningmu penuh setan.'' Jawab Keffan sambil berbaring di tempat Eja tadi. Aldi terkekeh.

Sebenarnya mereka tidak akur tapi entah kenapa mereka sekarang jadi dekat apalagi dalam hal seperti ini.

''Iya ya.''

***

Malam tiba, Aldi dan julak sudah pulang. Keffan dan Diana berbaring diruang tv sedangkan Eja sudah tidur diakmarnya akibat kelelahan habis bermain. Ruangan kecil ini sudah berubah menjadi tempat ijab sederhana, makanan besek untuk tetangga yang datang sudah disiapkan oleh pihak Keffan.

Catering itu ayam siap saji ala KFC dan nasi padang Upik yang dikirim menggunakan hellikopter. Allexe dan Arthur beserta keluarganya akan datang besok pagi untuk menjadi saksi dipihak Keffan.

''Apa kamu lelah?'' tanya Diana sambil menghadap Keffan, Keffan melakukan hal yang sama tangan mereka saling menggenggam dan lelaki itu menggeleng.

''Tidak, untuk saat ini.'' jawabnya. ''Fisikku lelah tapi batinku tidak. Apa kamu lelah?''

''Lelah karena apa? Aku tidak melakukan apapun sejak ada kamu.'' Jawabnya. Keffan menengok kamar Eja yang pintunya terbuka ia kemudian menaiki Diana dan mencium leher wanita itu. Diana memeluk Keffan mengelus bahu dan rambutnya. Keffan menggerakan pinggulnya membuat Diana melebarkan kakinya, Keffan mencium bibir Diana dan tangannya memegang paha Diana hingga kebawah lalu menaikan kaki itu ke belakangnya. Diana mengunci kaki Keffan. Mata mereka sama- sama tertutup menikmati momen cinta ini.

***

Besok pagi, semua telah siap. Keffan dan Diana duduk di depan pak ustad yang akan menikahkan mereka. Makanan, tetangga dan lainnya sudah ada. Lima menit lagi mereka akan sah sebagai suami istri.

Kedua sahabat beserta keluarganya sudah datang. Mereka kesini gak ksong- kosong, mereka membawa hantaran batangan emas untuk Keffan dan Diana.

''Bisa kita mulai ya.'' Kata Pak ustad. Keffan memegang tangan pak ustad dan mulai membaca ijab kabul. Suasana nampak hikmat namun ada yang membuat hati Diana sedih yaitu Karin. Sahabatnya.

''Jangan sedih, nikah dulu baru sedih eh bahagia deh.'' Kata seseoang. Diana menengok dan matanya terbelalak saat Karin duduk dibelakanganya.

''Kamu datang, gimana caranya?'' tanya Diana berbisik pelan.

''Panjang deh, Aldi gak cerita? Bangke memang dia.'' Jawabnya.

Diana ingin berbalik tapi Karin menahannya.

''Lu nikah kampret nanti.'' Bisik Karin. Diana terkikik dan mengangguk.

''Iya.''

***

Diana: The Ex-wife mitressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang