Selamat baca, semoga suka
Balikpapan, 21 Januari 2021
Kamis, 01: 13 Wita***
''Sakit.'' Keluh Keffan, Diana tak sengaja melempar botol parfum ke arah Keffan dan mengenai mulutnya. Keffan langsung kesakitan ia memegang mulutnya dan meredam sakitnya. Diana langsung terdiam ia mendekati Keffan yang menelungkupkan wajahnya di kasur. ''Ah.'' Keluhnya saat bangun, Diana kaget mulutnya berdarah, bibirnya robek akibat lemparan tadi. Keffan menghembuskan nafasnya dan menatap Diana tanpa arti. ''Apa sudah puas? Sudah bisa maafin aku? Kalau belum ayo lakukan, kalau mau aku mati yaudah. Aku bunuh diri saja di apartemen.'' Keffan beranjak berdiri untuk pergi namun Diana memeluk belakang Keffan. Keffan tersenyum ia berbalik dan menatap wajah Diana, ia memeluk balik wanita itu dan tersenyum.
''Maaf sudah nyakitin kamu Dey, aku mencintaimu. Maaf aku salah waktu dulu.'' Kata Keffan.
''Kenapa kamu gak marah? Kenapa gak jahat.'' Tanya Diana. Keffan mengusp bibirnya yang berdarah dengan kaosnya dan menggeleng.
''Pemerkosaan gitu? Gak etis Din, aku bukan pria seperti itu. Tapi kalau mau ayo kita coba hehe, jangan nangis ya. Nanti kalau Eja tanya aku harus jawab apa? Nanti dia marah lagi sama aku.'' Kata Keffan pelan.
''Aku mau mandi, kamu lepasin handuknya dan pakai sarung Eja.'' Diana menuju lemari mengambil sarung Eja yang biasa di pakai ke masjid.
''Nih, bawa sini handuknya.'' Tangannya terulur memberikan Keffan sarung. Dengan polos Keffan melepas handuknya dan memberikannya ke Diana. Tanpa sengaja Diana melihat barang Keffan dan membuatnya tersipu.
''Bibirmu gimana?'' tanya Diana sambil melilitkan handuk di dada. Keffan menggeleng pelan sambil memakai sarung dan dililitkan di pinggang.
''Gakpapa. Keluar yuk.''
Diana menepuk jidatnya ia teringat ada Aldi di depan.
''Ada Aldi diluar.''
''Bodo amat.'' Keffan membuka pintu dan Diana keluar duluan.
"Umi.'' Panggil Eja setengah ngantuk.
''Loh kok bangun.'' Tanya Diana sambil pergi ke kamar mandi. Tak lama Keffan keluar dan Aldi terkaget.
''Om Keffan, Haaaah. Om Keffan.'' Pekik Eja, Eja lantas berdiri dan mendekati Keffan. Keffan menggendong anak itu dan memeluknya.
''Iya sayang, Om pulang kesini karena rumah Om mati lampu.'' Kata Keffan. Eja menatap wajah Keffan sambil mengucek matanya.
''Om Keffan takut gelap? Eja berani. Ah itu bibirnya kenapa Om? Umi bibir Om Keffan bedarah, Umi...Umi...Umi.'' Eja meminta turun dan segera menggedor kamar mandi. Keffan hanya tertawa geli sambil duduk disamping Aldi.
''Punyaku.'' Menang Keffan ke Aldi. Aldi hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
''Memang punyamu, tapi Eja?'' balas Aldi penuh kemenangan. Tak lama Diana keluar dan membawa anaknya.
''kenapa sayang.''
''Om Keffan terluka Umi.'' Kata Eja mendrama tisir. Keffan dan Diana tertawa pelan.
''Terluka? Bentar obatin. Coba tanya Om Keffan kenapa terluka.'' Kata Diana sambil masuk ke kamar. Eja mendekati Keffan dan duduk di depannya.
''Om Keffan kenapa terluka?'' tanyanya serius sambil menyimak. Keffan mulai berfikir mengarang cerita.
''Kan tadi Om pulang kerumah terus mati lampu, Eh diserang sama monster terus lari deh kerumah Eja.''
''Wah, sampe dicakar ya Om, itu.'' Tunjuk Eja. Keffan mengangguk.
''Monsternya gimana Om?'' tanya Eja.
''Monsternya pake kain warna merah, matanya tajam, rambutnya panjang dan...''
Seketika Diana keluar dari kamar dan menatap Keffan. Keffan kemudian menatap Eja. ''Galak, serem Ih. Om Keffan tinggal sama Eja aja ya. Rumahnya Om jual, Om takut dirumah sendirian.'' Keffan menggedikan bahu. Eja mengangguk bahagia. Diana menahan nafasnya sambil menatap Keffan penuh tanya melalui mata, Keffan tertsenyum sambil mengerlingkan matanya.
''Heh ada- ada aja.'' Diana membuang nafasnya. ''Al, Maaf ya.'' Kata Diana yang merasa tak enak dengan Aldi. Aldi hanya menganggukan kepalanya.
''Sans Din, kita tidur gak ada lapik Din?'' tanya Aldi seraya berdiri. Keffan yang melirik Aldi ingin mendekati Diana langsung ikut berdiri dan melangkah besar berdiri di depan Diana.
''Bibirku sakit.'' Keluh Keffan. Diana masuk ke kamar untuk mengambil alas tidur dan juga obat merah untuk Keffan. Aldi membuang nafasnya kesal dan memilih untuk ke kamar mandi.
***
Eja merasa senang karena Amang dan Omnya tidur bersama di depan tv. Eja tidur di tengah mereka dengan derasnya kipas angin yang nempel di dinding. Mereka berdua menyetel acara bola yang disiarkan langsung. Diana mematikan lampu ruang tv dan membiarkan bias lampu dapur menerangi ruangannya.
''Eja yakin gak mau bobo sama Umi, masa Umi bobo sendiri sih.'' Kata Diana memelas. Eja menggeleng sambil tertawa ia mempunggungi Diana yang di depan pintu kamarnya. ''Yaudah, Umi kunci pintu ya.'' Eja langsung melihat Uminya dan menggeleng.
''Jangan Umi buka aja pintunya.''
''kalau umi buka Acnya gak dingin, nanti Umi di gigit buaya gimana.'' Kata Diana. Keffan dan Aldi saling bertatapan.
''Din, buat indomie kuah. Aku lapar dari siang gak makan.'' Kata Keffan sambil mengusap perutnya. Diana yang sudah siap untuk tidur menggeleng malas.
''kamu ih, masak sendiri aku ngantuk.''
''Masa gitu, aku sakit loh, liat ini badanku sakit.'' Keluh Keffan dengan wajah kasian. Diana akhirnya mengalah ia kembali ke dapur untuk membuatkan Keffan makan.
''Din, titip kopi susu ya.'' Kata Aldi pelan.
''Teh hangat sayang.'' Sambung Keffan.
''Umi Eja minta susu ya.''
''Anteng kalau gak Umi gak buatin punya kalian semua.'' Kata Diana kesal membuat ketiganya terdiam dan hanya saling terkikik pelan. Malam ini Diana mengurus mereka bertiga, laki- laki semua lagi dan sifatnya tidak jauh berbeda kecuali Aldi.
Diana memasak air panas untuk buat kopi, teh dan susu. Setelah itu ia mengambil panci dan merebus air untuk indomie. Diana membuka kulkas dan mengeluarkan dua telur, sayur sawi dan juga sosis. Ia meletakan semuanya di meja dan memotongnya, setelah air masak ia memasukan mie kari ayam kedalam panci tak lama ceret air berbunyi dan Diana mematikannya untuk menyeduh minuman. Sumpah kalau setiap malam begini ia bisa gila, malah sekarang sudah jam setengah satu pagi.
***
Nampan itu berada di hadapan mereka, Diana memberikannya dan membiarkan ketiganya untuk makan dan minum. Jika kalian fikir Diana memakai pakaian tertutup itu salah, ia hanya memakai lingrie tapi sopan tidak tembus pandang.
''Aku tidur dulu ya, besok kerja.'' Diana kemudian masuk ke kamarnya dan menaiki kasur. Dinginnya ruangan dan bersentuhan dengan kasur adalah kenikmatan yang tiada tara. Pintu kamarnya dibiarkan terbuka agar Eja bisa masuk nantinya, ia tau kalau anaknya itu tidak bisa tidur tanpanya nanti.
***
Aldi dan Eja sudah tidur sedangkan Keffan masih terjaga sambil menonton iklan di tv. Keffan menengok ke mereka dan dengkuran halus terdengar dari Aldi. Keffan segera bangun dan dengan pelan masuk ke kamar Diana.
Keffan dengan pelan naik ke atas badan Diana yang terlentang dan berbaring di leher Diana. Diana reflek membuka mata dan memeluknya mengelus rambut Keffan.
''Umi juga bilang apa kan, gak bisa tidur kalau gak sama Umi.'' Gumam Diana setengah sadar karena mengantuk. Keffan hanya mengangguk biarlah dia dianggap Eja ckckck. Wajah Diana mengenai rambut lelaki itu wanginya membuat dirinya nyaman karena aroma buah-buahan. Iyalah aroma buah karena Keffan memakai sampo milik Eja di kamar mandi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diana: The Ex-wife mitress
RomanceSetelah menjadi istri simpanan selama dua tahun akhirnya ia dilepaskan begitu saja. bukan tanpa alasan, melainkan ia hamil diluar kontrak. Diana hamil dan hal itu adalah takdirnya. Diana diberikan dua pilihan, gugurkan kandungan dan tetap menjadi i...