Bagian 22

9.5K 877 40
                                    

Hai, maaf baru update ya. Aku sudah ketik cuma masih kurang di bab ini, aku 3 kali revisi dan ganti alur cuma gak dapet feeling. tapi ini aku sudah yakin banget xixi. selamat baca, semoga suka. 

Maaf ya konfliknya gak berat" banget😭🥺

kuylah ramein kommen dan votenya insya allah update nanti siang.
terima kasih

balikpapan, 12 Januari 2021
Selasa, 07:19 wita

***

Seminggu kemudian...

Safir merapikan rambut anaknya untuk ikut ke kantor, semakin besar ia mirip dengan Keffan apalagi senyumannya. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Berdamai kah atau menghukumnya. Diana berdiri menepuk pahanya dan mengambil tas kerja di meja tv.

''Ayo sayang.'' Diana tersenyum ia memegang tangan anaknya untuk keluar dari rumah. Eja mengangguk dan mengikuti Diana, Diana mengunci pintu rumahnya dan segera menuju jalan raya untuk menunggu angkot.

Mereka menunggu dipinggir jalan seperti biasa tak lama angkot berjenti di depannya dan mereka segera naik. Diana duduk di dekat pintu sedangkan Eja di samping jendela. Tak lama angkot berjalan pelan dan ketengah hingga sempurna, Diana melihat Eja yang duduk sambil melihat pemandangan diluar ia kemudian tertawa dan memeluk anaknya.

''Hm, kenapa umi.'' Tanya Eja. Diana menggeleng.

''Umi sayang Eja, makasih ya sudah nemanin Umi kemana- mana.'' Jawab Diana. Eja memeluk balik uminya dan tersenyum kepalanya dia anggukan. Tak lama angkot berhenti dan seseorang masuk duduk di depan mereka.

''Indomaret Bp bang.'' Katanya sambil melihat jamnya.

''Al.'' tegur Diana ragu. Lelaki berjaket itu segera menengok dan betapa syoknya mereka bertiga.

''Diana.'' Kata Aldi lalu matanya beralih ke sampingnya dan Eja langsung menerkamnya girang.

''Amang.'' Eja memeluknya. Aldi langsung menghadap mereka dan memangku Eja.

''Ya Ampun, ini kamu beneran, kok satu angkot.'' Kata Diana tak percaya ia bahkan mencubit paha Aldi yang terbalut celana levis sederhana.

''Apaan sih Din, ini aku. Kan kubilang aku pindah kerja di sini, gak percaya sih.'' Jawab lelaki itu sambil memangku Eja dan mencium kepalanya.

''Kamu tinggal dimana sih? Aku di kelandasan.'' Kata Diana.

''Aku di pasar baru belakangnya KFC situ, ngekos bareng sendiri.''

''Kok sendiri Al.''

''Sila gak mau jauh dari orang tuanya dan menetap di kampung sampai melahirkan. Setelah lahir mereka ikut kesini.'' Jawab Aldi.

''Ya Ampun, eh. Mas stop.'' Kata Diana yang hampir kelewatan.

''Aku turun duluan ya Al, nanti messeger aja minta Wa. Ayo Eja.'' Kata Diana yang turun duluan dan membayar uang angkot. Eja menggeleng ia mengeratkan pelukannya ke Amang.

''Mau sama Amang umi'' kata Eja.

''Amang mau kerja sayang, nanti sore ketemu Amang lagi.'' kata Diana sambil meraih Eja namun lelaki itu menggeleng keras dan memeluk leher Aldi erat. Aldi tertawa pelan.

''Gakpapa Din, dia ikut aku bisa kok.'' Kata Aldi.

''Nanti ngerepotin Al.'' kata Diana tak enak. Aldi menggeleng pelan sambil mengusap rambut Eja.

Diana: The Ex-wife mitressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang