Bagian 23

9.4K 814 41
                                    

Malam, maaf typo di bab sebelumnya wk. maklum kalo banyak anak gini. oh ya, author rencana mau pindah nulis ke DREAME/INNOVEL. Diana akan update disana juga sampe tamat. kira" ada yang mau pindah kesana juga gak 🥺🥺😭

Selamat baca semoga suka

Balikpapan, 12 Januari 2021
Selasa, 21:40 Wita.

***

Coto Maskassar Haji Kasim, Kelandasan.

Aldi dan Diana serta Eja masuk ke dalam rumah makan yang berada di pinggir pantai. Soto ini sangat terkenal di penjuru Balikpapan, Aldi mendudukan Eja di meja batu pas menghadap selat Makassar.

''Eja nda mau coto Umi tapi mau makan sate.'' Kata Eja. Aldi terkikik geli melihat Ekspresi anak itu. Diana melipat tangannya di dada dan menggeleng pelan ke Eja.

''No, makan coto aja.'' Kata Diana. Eja pun mengerutkan alisnya dan menggeleng keras, wajahnya seperti Keffan asli.

''Oke, habis ini kita makan sate di Melawai.'' Aldi mengatakan membuat Diana terdiam dan tidak bisa menolaknya.

''Makasih Amang, Eja sayang Amang.'' Eja mencium pipi Aldi dan tertawa lepas. Aldi tertawa dan mencium balik Eja, Eja berbalik menghadap laut yang berdemburan ombak.

''Ada kepiting sama anaknya.'' Pekik Eja. Aldi memegang Eja agar anak itu tidak jatuh kebawah karena cukup tinggi. Diana menyandarkan kepalanya di bahu Aldi, hal ini membuat Aldi bahagia ia kemudian memeluk pinggang Diana.

''Heh gak sopan.' Diana melerai tangan Aldi dan kembali menegakan kepalanya. Aldi tertawa dan menggeser dirinya jauh sedikit.

''Maaf, biasa juga mau.''

''Kan dulu, kalau sekarang enggaklah.'' Jawab Diana.

''Eja, Umi gak sayang Amang lagi. Gimana kalau Amang pulang aja gak jadi nginap dirumah.'' Kata Aldi pura-pura ngambek. Diana mencubit pinggang Aldi kesal dan lelaki itu tertawa.

''Gakpapa yang penting Eja sayang sama Amang.'' Eja tersenyum lebar dan memeluknya.

''Aku pesan coto dulu ya, dari tadi belum datang pelayannya sekalian mau pipis.'' Kata Diana sambil memberikan tasnya ke Aldi dan lelaki itu menyimpannya di dekatnya.

Diana kemudian berdiri dan memesan soto.

''Eja mau ikut.'' Eja segera turun.

''Eh nda usah.'' Kata Aldi namun Eja keburu turun dan mengikuti langkah uminya.

Asalkan kalian tau, letak tempat makan ini berada di ujung dan tempat makannya saling besebrangan dengan warungnya. Eja kehilangan jejak Diana ia celingak celinguk hingga tak sengaja melihat Keffan berdiri di samping mobilnya sambil menatap Eja.

''Om Keffan.'' Gumam Eja sambil berlari ke Keffan. Keffan tertawa ia membungkuk menunggu anaknya berlari tak lama memeluknya dan Keffan menggendongnya.

''Om Keffan kok disini.''

''Iya dong Om habis ketemu temen.'' Bohongnya. Eja mengambil kaca mata yang terpasang di mata Keffan dan memakainya.

''Umi disana, ayo Om.'' Ajak Eja.

''Om mau balik kerumah, Eja makan aja disana sama Umi ya. Kalau boleh tau itu Papahnya Eja kah.'' Tanya Keffan. Eja mengingat Aldi.

''Temannya Umi, namanya Amang.'' Jawab Eja. Keffan menurunkan Eja. ''Kan Papahnya Eja kerja, Oh ya Papahnya Eja belikan mainan loh Om banyak banget.'' Ceritanya ber ekspresi bangga. '''Ah Papah Eja belikan satu truk gede.'' Tangannya melebar. Keffan langsung tertawa sambil mengacak rambut anaknya.

''Balik gih, jangan bilang Umi ya. Rahasia.'' Kata Keffan.

''Iya om, ini kaca matanya.'' Eja memberikan milik Keffan kemudian pergi. Keffan memakai kaca matanya dan masuk ke dalam mobil, anaknya itu sangat peka dengan kehadiran dirinya sepertinya ckck.

''Bagaimanapun hatimu tetap untukku apalagi anak itu.'' kata Keffan dalam hati.

Keffan sebaiknya pulang kerumah untuk beristirahat. Biarkan saja mereka bersama setidaknya untuk pertama dan terakhir kalinya.

***

Diana mendapat anaknya berlari kearahnya dan memeluknya. Diana kemudian menggendong Eja dan bau ini, Diana mencium pipi Eja dan rambutnya.

''Eja ketemu Om Keffan? Jangan boong,, ini baunya Om Keffan nempel di badan kamu.'' Kata Diana ke anaknya. Eja menggeleng keras.

''Umi kok nuduh Eja, Mana Om Keffannya. Umi kangen Om Keffan ya?'' tanya Umi. Diana langsung menggeleng keras tanda tidak. Eja tersenyum dan Diana tertawa.

''Ih kok jadi umi sih, Au ah.'' Kata Diana. Eja tertawa lepas ia melirik mobil hitam Keffan menjauhi mereka.

Diana memberikan Eja ke Aldi yang sedang menelfon istrinya. Kemudian panggiilan itu tertutup dan menerima Eja untuk di dudukan di sampingnya.

''Aku pesan dua coto dan tiga es teh. Kamu yang bayar.'' Kata Diana. Aldi mengelurkan dompetnya dan membukanya.

''Liat Din, sisa 50 ribu haha.'' Kata Aldi sambil memperlihatkan dompetnya.

''Ish, gak dulu dan sekarang tetap aja kere. Yaudah aku bayar.'' Jawab Diana.

''Kan kubilang di dompet bukan di rekening. Ingat kan uang yang kuberikan ke Eja? Itu masih aku simpan untuk Eja masuk sekolah. Gak tau juga kenapa aku bisa sesayang ini sama anakmu.'' Jawab Aldi sambil menatap Diana seraya tersenyum tulus. ''Andaikan aku gak hamilin Silla mungkin kita gak akan seperti ini. Kita masih dikampung, kamu kerja di toko, Eja sama Julak dan aku kerja.''

Diana mengangguk dan menarik nafasnya pelan. ''Kamu tau gak, Aldi yang didepanku ini adalah pelindungku dan Eja, Kebahagian Aku dan Eja, tanpamu aku dan Eja gak bakalan bisa seperti ini. Mulai dari tempat tinggal, makan sehari- hari dan kebutuhan Eja.'' Balas Diana.

''Din, aku mencintaimu dan menyayangimu serta Eja. Aku gak peduli dengan masa lalumu dan ayahnya EJa, Aku menerima Eja apa adanya.'' Jawab Aldi. Diana tertunduk ia menahan air matanya agar tidak jatuh, mereka memiliki perasaan yang sama namun takdir berkata lain.

''Jangan nangislah Din, Aku memang salah sangat salah. Kita kawin lari aja yuk, pindah ke sulawesi.'' Ajak Aldi yang masih berharap dengan Diana. Diana menegakan kepalanya dan mengambil tisu untuk menghapus air matanya.

''Ini hanya perasaan sesaat. Aku dan Papahnya Eja sering bertemu, Aku masih mencintai Mas Keffan tapi aku hanya tidak terima karena masa lalu itu.''

''Kalau cinta lupakan dan maafkan dia. Aku Cuma nyatakan perasaanku kok Din, walaupun terlambat.'' Aldi berkata dengan nada sedih. Tak lama makanan mereka datang. ''Jangan sedih, ayo makan nanti dingin habis ini kita ke melawai buat makan sate.'' Kata Aldi sambil menggeser mangkok satunya kedepan Diana. Diana tersenyum ia mengangguk dan meracik cotonya.

''Masih suka kecut dan pedas din.'' Kata Aldi sambil melihat Diana meracik cotonya.

''Masih dong, mau rasa gak?''

Aldi menggeleng ia tak suka, ia menyukai manis dan pedas.

Diana: The Ex-wife mitressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang