J.K-28

1.2K 150 5
                                    

Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ciit
Suho menoleh ke bangku penumpang dan tersenyum melihat Jennie yang tertidur dengan Irene disebelahnya yang bersiap untuk turun.

"Sepertinya aku tak bisa mengantarmu ke dalam, tak apa kan?" Tanyanya membuat Irene tersenyum.

"Ne, lagipula sudah malam, kasihan Jennie, dia pasti kelelahan, gomawo sudah mengantar kan kami pulang." Jawab Irene.

"Heum, untung saja tadi aku menelponmu, jadi kalian tak perlu naik bis dengan tubuh yang lelah." Memang saat akan pulang dan hendak menunggu bis Suho menelpon Irene karena ia tau kalau kekasih dan adiknya itu pergi bersama, karena sudah selesai dengan urusannya Suho mengatakan akan menjemput dan mengantar mereka pulang.

"Ya sudah, masuklah, dan langsung istirahat." Ujarnya mengelus rambut Irene.

"Ne, tapi aku akan mandi dulu, setelah itu baru istirahat." Ucap Irene

"Ya itu maksudku, mandi dulu, ganti baju dan istirahat." Ulang Suho membetulkan ucapan sebelumnya.

Irene tersenyum simpul melihat wajah malu kekasihnya yang berusaha ia tutupi dengan wajah datarnya, "Ya sudah, aku masuk dulu, kabari jika sudah tiba dirumah. Sampai jumpa.. ahjussi gomawo." Setelah pamit Irene langsung masuk ke gedung apartemennya, melihat Irene yang sudah masuk Suho pun menyuruh Jong Suk melajukan mobilnya karena ia ingin Jennie segera beristirahat dengan nyaman.

"Nona Irene gadis yang baik, tuan tak salah pilih." Ujar Jong Suk membuka obrolan.

"Ya.. aku beruntung bisa mendapatkan hatinya." Suho tersenyum mengingat bagaimana ia tertarik pada Irene saat pertama kali mereka bertemu di pesta temannya dulu yang diadakan di kafe Taeyon kakak Irene dan Taeyon jugalah yang memperkenalkan Irene pada mereka.

"Oh ya sudah berapa kali aku katakan, ahjussi jangan bersikap formal jika tidak dalam jam kerja." Ucap Suho

"Tapi saya kan tidak menentu jam kerjanya." Balas Jong Suk

"Maksudku, kalau seperti ini jangan bersikap formal, kita sudah lama mengenal sudah seperti keluarga, misal seperti sekarang, tak perlu bersikap formal lagi, kita bisa berbicara santai." Jelas Suho

"Ah iya tuan."

"Tuh kan masih sama."

"Ah iya, ne Suho-ya."

"Nah begitu lebih baik." Ucap Suho puas.

Suho melihat pada kaca depan dimana ia bisa melihat Jennie yang tertidur nyenyak. "Aku ingin berterimakasih pada kalian semua yang sudah membantu dalam menjaga keselamatan kami, terutama ahjussi dan ahjumma yang sudah sangat berjasa dalam menjaga Jennie dan Haruto." Ucapnya tulus, sudah lama ia ingin menyampaikannya, tapi baru sekarang ia bisa mengatakannya.

Jong Suk melihat Suho sejenak lalu kembali menatap lurus ke jalanan. "Itu memang sudah tugas kami, apalagi saya, kalau kamu ingin tau, sebelum kecelakaan itu terjadi, appamu pernah mengatakan sesuatu yang membuat saya selalu berada disisi kalian dan menjaga kalian."

"Waeyo?"

"Tuan Kim mengatakan kalau ia tipikal orang yang susah mempercayai orang lain untuk menjaga keluarganya, karena saat itu perusahaan yang dibangunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat dan bisa bersaing dengan perusahaan besar yang namanya sudah sangat dikenal. Bukan karena merasa ia sudah menjadi orang besar, hanya saja tuan Kim tak ingin ada orang yang memanfaatkan keluarganya untuk menghancurkan bisnisnya, karena dunia bisnis sangatlah kejam, penuh dengan tipu muslihat, apalagi saat itu juga tuan Kim adalah salah satu orang yang tak mau terlibat dengan pemerintahan setempat hanya untuk keuntungan bisnisnya."

Dongsaeng (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang