J.K-1

3.4K 349 8
                                    

Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ting ting
Seperti biasa makan malam yang tenang, tak ada pembicaraan, tak ada sapaan yg manis, semua bungkam, kecuali kalau ada yang perlu dibicarakan itupun hanya sesekali, seperti malam ini

"Haru bagaimana sekolahmu?" Tanya Suho

"Baik hyung, Haru juga sudah mendapatkan teman, sekolahnya juga nyaman." Jawab Haruto antusias

"Jelas dong, itukan sekolah elit, ah ya kau jangan berteman dengan orang sembarangan, jangan mau dimanfaatkan. Arra." Ucap Hanbin menimpali

"Ne Hyung."

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan,, hanya kesunyiaan hingga mereka selesai makan.

Semua kembali ke kegiatan masing2, Suho kembali keruangan kerjanya melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.

Semenjak appa mereka meninggal Suho lah yang membantu eommanya mengurus perusahaan  appa mereka. Saat itu Suho sudah berkuliah, hingga saat eomma mereka meninggal Suho memegang semua tanggung jawab perusahaan dibantu Sehun yang kini juga bekerja di perusahaan mereka meski ia masih menjadi mahasiswa semester V.

Kecerdasan dan kepiawaian yang dimiliki Suho dan Sehun dalam mengurus perusahaan tak bisa diragukan, Suho yang dikenal dengan sifat dingin dan wibawanya sementara Sehun dikenal sebagai orang yang tegas dan arogan.

Beda lagi dengan Hanbin ia bisa menjadi dingin, arogan, dan cuek. Hanbin dan Jennie kembar beda 1 jam, meski kembar Hanbin juga seperti Suho dan Sehun, sifatnya berubah semenjak orangtua mereka meninggal.

Ia juga seperti tak peduli dengan adik kembarnya, bahkan ia seperti tak mau mengakui kalau ia mempunyai adik kembar seperti kejadian saat mereka akan berangkat kesekolah di hari pertama Haruto menjadi siswa Senior High School

"Haru kamu berangkat dengan Hyung atau tidak?" Tanya Hanbin pada Haruto

"Kalau kau berangkat dengan Hyung, maka di sekolah kau hanya akan jadi adikku, kau tak punya saudara lain selain aku." Tambah Hanbin tanpa peduli kata2 nya menyakiti seseorang yang ada disitu.

"Hyung, apa maksudnya? Bukankah noona juga sekolah ditempat yang sama dengan kita?" Tanyanya sedikit tak mengerti

"Kau cukup jawab saja Haru, mau berangkat denganku atau tidak?" Ucap Hanbin lagi mengabaikan pertanyaan Haruto.

"Hyung aku-"

"Haru.. noona berangkat dulu ne. Kau bersama BI oppa saja. Noona duluan ne." Potong Jennie setelah itu ia segera masuk mobil meninggalkan Haruto dengan kebingungannya melihat situasi ini.

Saat mobil telah dijalankan dan meninggalkan pekarangan rumah, tanpa bisa ditahan air mata itu jatuh tanpa bisa dicegah.

"Nona muda, apa nona tidak apa2?" Tanya supir pribadi yang selalu menemani Jennie.

Ada raut khawatir dari wajah pria paru baya itu, ia tau banyak kesedihan yang disimpan nona mudanya ini. Ia mungkin terlihat kuat, tetapi hatinya sangat rapuh, Jong suk sudah mengenal Jennie sedari kecil.

"Nde ahjussi. Jennie tak apa, tadi mata Jennie kelilipan, jadi tak perlu khawatir."

Ya begitulah Jennie, Jong Suk bukannya tak tau apa yang dialami Nona mudanya ini. Tapi ia bisa apa? Yang bisa Jong Suk lakukan hanya menemani dan menjaga agar nona mudanya ini baik2 saja.

Ceklek
"Noona.. apa noona sudah tidur?" Tanya Haruto menyembulkan sedikit kepalanya kedalam kamar Jennie.

"Eoh,, Haru? Ah aniya, kemarilah. Noona sedang membaca buku." Jawab Jennie sembari menepuk kasur disampingnya mengisyaratkan Haruto untuk duduk.

Dongsaeng (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang