J.K-9

2.1K 318 23
                                    

Typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie masih di pemakaman, tidak, lebih tepatnya ia tertidur di antara makam kedua orang tuanya.

Cukup lama ia tertidur, karena kelelahan menangis Jennie tertidur dengan kepalanya bersandar pada nisan eommanya.

Untung saja disamping makam kedua orangtuanya ada sebuah pohon yang cukup rindang, setidaknya bisa sedikit melindungi tubuh mungilnya dari paparan sinar matahari.

Seorang penjaga makam menghampiri Jennie. Sebenarnya ia tadi melihat Jennie saat akan pulang untuk istirahat dan makan siang. Ia kembali lagi setelah merasa cukup beristirahat.

Saat kembali ia masih melihat gadis yang beberapa jam yang lalu ia lihat, posisinya bersandar pada salah satu batu nisan makam tanpa ada pergerakan dari gadis itu.

Pria paruh baya itu pun berjalan mendekat pada gadis itu, setelah sampai ia memastikan apa gadis itu baik2 saja atau tidak.

Pria itu menghembuskan nafas lega saat melihat gadis tersebut masih bernafas. Dengan pelan ia menepuk pundak Jennie berharap itu akan membangunkannya.

"Nak.. bangunlah." Ucapnya pelan

"Ngggh.." lenguh Jennie. Ia pun membuka matanya secara perlahan lalu mengerjap kecil.

Dilihatnya seorang lelaki dewasa sedang menatap dirinya. Karena terkejut Jennie langsung memundurkan badannya dan hampir saja menabrak batu nisan yang ada dibelakangnya jika saja pria itu tak reflek menahan punggung Jennie.

"Hei nak.. hati2 lah.. punggungmu bisa terluka." Cemas pria itu

"Go-gomawoyo ahjussi.. mian Jennie hanya terkejut." Ucap Jennie menundukkan kepalanya

"Sudah tak perlu merasa bersalah. Sepertinya kau sudah lama tertidur disini?" Tanyanya lagi

"Aku tak sengaja tertidur, gomawo sudah membangunkanku." Ucap Jennie berterima kasih

"wajahmu pucat, apa kau belum makan siang? Sebaiknya kau pulang dan makanlah."

"Ne gomawoyo ahjussi.. Jennie akan makan nanti." Jennie berdiri dari duduknya, membersihkan sedikit tanah yang menempel pada pakaiannya.

"Kalau begitu Jennie pulang dulu ahjussi, sekali lagi gomawo,, dan Jennie titip makam eomma dan appa." Lanjut Jennie, lalu ia berjalan keluar area pemakaman dengan berjalan pelan.

Badannya terasa lemas, wajahnya pucat, mungkin ini efek karena ia belum makan siang, ditambah dengan ia yang terus menangis membuat energinya benar2 berkurang.

Jennie terus berjalan selama beberapa menit tanpa arah, karena tubuhnya lemah ia tak bisa memikirkan kemana ia akan pergi.

Sesaat Jennie mangangkat kepalanya, memandang kesebrang jalan disana ada sebuah restoran. Meski dengan tenaga yang lemah, Jennie menyebrangi jalan ketika lampu untuk pejalan kaki menyala.

Karena jalannya yang agak lambat, dan pikirannya yang kosong Jennie tak tau kalau lampu untuk pengendara mobil sudah hijau. Ia terus berjalan mendekati restoran.

Saat hampir tiba dipinggir jalan ada sebuah mobil yang datang dari arah depan. Mobil itu tak mengebut, tetapi karena Jennie yang melamun ia malah terus berjalan seakan ia ingin ditabrak.

Pengendara mobil yang panik langsung mengklakson mobilnya cukup keras, membuat kesadaran Jennie kembali dan otomatis ia melihat mobil yang ada didepannya.

Melihat itu tubuh Jennie merosot kebawah dan ia berjongkok menutup kedua mata dan telinganya.
"APPA!!." Teriak Jennie

Ckiit
Untung saja mobil itu berhenti dan tak sampai melukai Jennie. Pemilik mobil segera keluar memastikan keadaan gadis tersebut.

Dongsaeng (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang