Ibu Malang

602 95 1
                                    

Rembulan begitu pucat di atas sana. Sedangkan para burung di atas sarang mereka tengah terlelap tak tahu apa yang sekarang tengah terjadi. String mengekor jauh dari ketiga pemuda dengan baju serba hitam itu. String tahu kalau ketiga orang itu tengah melakukan suatu hal untuk membebaskan seseorang.

String menatap ketiganya. Tiga pemuda tersebut masuk ke sebuah kamar. Terdengar jeritan kecil dari sana. String mendekat, dengan perlahan dia mengintip dari balik jendela kamar itu.

Ada Siwi di sana. Mereka nampak berbincang, namun String tahu kalau mereka bertiga berniat membawa pergi Siwi.

String melangkah masuk. Dia berdiri di depan pintu dan menatap ke empat orang di kamar itu dengan sebuah senjata di tangannya.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Bentak String.

Ketiga pemuda itu bersiap dalam posisi menyerang. Tapi String tak melihat senjata api yang dibawa ketiganya.

"Bawa Siwi padaku!" Kata String.

Ketiga pemuda itu langsung berlari bersamaan menutup pintu. Pintu terbanting keras. Seluruh tubuh String gemetar.

Selama ini String yang berjuang agar Siwi tak mati dibunuh pamannya. Selama ini String yang mati-matian menjaga Siwi dari prajurit-prajurit brengsek di luar sana. Dan sekarang mereka ingin merebutnya dari String.

Wajah String memerah. Berulang kali dia menggedor pintu, menendang, bahkan mendorongnya. Namun String sendirian di luar sini. Tanpa berfikir panjang, String menembakkan satu tembakan acak ke pintu dihadapannya.

"Akan kutembak lagi kalau kalian tak membuka pintunya. Buka!"

Pintu terbuka. Namun Siwi kini berdiri di depan dua pemuda yang meringkus ketakutan di belakang Siwi. Salah satu dari mereka tergeletak tak bernyawa di lantai.

"Beraninya kalian!" Ucap String.

Kedua penyusup itu saling menatap. Gemetar seluruh tangan mereka saat melirik ke arah mata String yang begitu mengitimindasi.

String mengangkat senjatanya. Namun Siwi nampak sudah muak. Dia menendang kedua pria di belakangnya, dan menghajar mereka dengan gerakan yang cukup cepat.

Kedua pria itu tersungkur, dan Siwi menerjang ke arah String. Mendapat serangan mengejutkan, String terbanting ke arah dinding di belakangnya.

Dia mengaduh saat Siwi menarik rambutnya yang panjang.

"Sialan!"

String memegang tangan Siwi. Namun Siwi tak diam saja. Dia menendang tulang kering String. String menyengir. Seluruh rasa sakit merayap ke seluruh tubuhnya.

"Brengsek dengan semua ini. Brengsek dengan hidupku. Bunuh saja aku!"

Dengan cepat String langsung mencengkeram leher Siwi. Menariknya hingga gadis itu beberapa kali nafasnya tersenggal-senggal.

"Kau ikut aku!" Kata String.

Dengan membabi buta, String menembakkan senjatanya ke dalam ruangan itu. Kedua pria di dalam sana berteriak nyaring. Seluruh tubuh mereka dipenuhi peluru-peluru yang bersarang di daging mereka.

Mayat ketiga pria itu tergeletak dengan simbahan darah yang memenuhi ruangan.

String menarik Siwi keluar dari tempat itu. Dari bukit di seberang, String dapat melihat beberapa prajurit berlarian ke arahnya. Mereka mendengar suara tembakan senjata String.

Melihat itu, String cepat-cepat menarik Siwi ke belakang penjara. Namun seorang wanita menghadang String. Dengan perut yang besar karena hamil, wanita itu menangis dengan menggenggam sebuah pisau dari dapur.

"Tolong jangan sakiti Siwi," ucapnya memohon. "Sudah cukup anda menyakitinya."

String mendorong wanita itu hingga terjatuh. Namun jiwa wanitanya tak tinggal diam saat melihat Siwi dengan terseok-seok mencoba berjalan dengan tertatih mengikuti tarikan String.

✨✨✨

Jangan lupa mampir juga ke VON: Make A Wish jika kamu suka cerita ini. Genrenya History Fic juga, ditunggu ya.

About StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang