Beltz menamparkan sekali lagi telapak tangannya ke pipi String. String tergagap, manik coklatnya menatap orang Inggris di hadapannya.
"Come on!"
Beltz meninggalkan String setelah String bangun dari tidurnya. String mencoba mencari senjatanya, tak jauh namun dia mencoba merangkak dan bergegas mengambil senjatanya.
Suara tembakan masih terdengar. Dan itu bukan suatu hal yang menyenangkan. String dalam posisi tertidur dia mencoba membidik. Kepalanya masih pusing, namun masih bisa ia tahan.
Ia kemudian bangkit, cukup untuk melihat lawan-lawannya yang kini sudah berlari ketakutan.
"Sudah!" String mengangkat tangan.
Semua pasukan diam. Mereka tahu bahwa pemuda berambut coklat yang lebih mudah dari mereka ini adalah seorang kapten mereka dalam tugas ini.
"Biarkan saja!" String kemudian naik ke atas mobilnya. Ia melihat sebuah jasad tergeletak di sana.
Cepat-cepat String mendorong jasad itu hingga tersungkur ke tanah. Ia akan mengemudi memimpin pasukannya.
"Katamu masih ada lagi di sana? Tunjukan padaku!" String sedikit menoleh pada prajurit bayaran asal Swiss yang duduk tepat di belakangnya. Ia mengangguk.
Jalanan di sekitar mereka lebih banyak ditumbuhi oleh pepohonan. String mendelik, memperhatikan sekitarnya yang mungkin saja ada tipu muslihat. Sekarang sisa anak buahnya hanyalah tentara bayaran dari negeri asing. Prajurit Belanda yang ikut dengannya kebanyakan adalah wajib militer yang tengah menjalani masa hukumannya di tanah jajahan. Sedangkan sisanya seperti String, dari keluarga Belanda yang dengan suka cita mengabdikan diri pada bangsanya. Berharap bisa menekuk lutut para pribumi agar bisa mengeruk apapun yang tumbuh dari tanah-tanahnya.
String berhenti di depan sebuah jembatan kayu. Dia lalu turun disusul Beltz di belakangnya. Mata String menatap tajam ke seberang. Tak ada pergerakan.
"Kita tidak bisa lewat" ujar String. Ia lalu naik ke atas mobilnya.
"Tapi di peta tidak ada jembatan" orang Swis di belakang String berujar. Ia sedikit maju dan membuka lebar-lebar peta di tangannya.
"Sudah jelas kalau tidak ada jembatan di daerah ini" ujarnya kemudian sembari menelusuri jalan yang sudah mereka lewati.
"Mereka sengaja membuat parit dengan jembatan kayu reot agar mobil kita tidak bisa menyebrang"
"Kita berputar?" Tanya orang Swis itu dengan bahasa melayunya yang agak kaku.
String nampak berfikir. Sedangkan Beltz dan belasan orang di mobil belakangnya menunggu perintah.
"Monday, Buster!" String memanggil dua orang prajurit di mobil belakang.
"Yes" keduanya menjawab hampir bersamaan.
"Jaga mobil ini! Yang lain mengikutiku"
String lagi-lagi turun dari mobilnya. Dia mengalungkan senapan di pundaknya lalu berjalan menyebrangi jembatan tersebut. Yang lain mengekor.
Mereka menyusuri hutan itu di tengah malam. Hanya tanah tak berumput yang menuntun mereka.
Beltz di depan String tiba-tiba menengok. Dia menunjuk ke arah pancaran kecil obor-obor di tengah hutan.
Ia memberitahu pasukannya untuk bersiaga. String menunduk dan berjalan ke sisi Beltz.
"Berapa orang?" Tanyanya.
"Belasan" jawab Beltz.
String mengangkat tangannya yang mengempal. Lalu memberi isyarat untuk maju. Mereka mengendap dalam gelap, semakin dekat, semakin terdengar suara riuh beberapa orang.
String mengintip dari balik pohon. Mereka mengadakan perjamuan dengan para penari yang melenggak-lenggok di tengah orang-orang tersebut. Orang-orang itu bersenjata, dan String tahu mereka sedang di bawah pengaruh minuman keras.
Bau minuman keras tercium di hidung String. Dia menutup hidungnya sendiri, lalu memberi isyarat untuk mengepung tempat tersebut dengan sisa prajuritnya yang tak lebih dari dua puluh orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
About String
Historical FictionThe Netherland Diary Nb: (Sequel dari cerita Batavia, oleh Indiani Ling) *ORIGINAL COVER BY UNKNOWN* *COVER EDIT BY INDIANI LING*