"Tiga bulan saja, Paman. Kumohon" pinta String.
"Setelah itu kau tahu akibatnya"
String mengangguk ragu. Namun itu pilihan satu-satunya yang bisa ia pilih.
Thomas mengangguk. Mengibaskan tangannya lalu String keluar. Menghirup udara segar tanpa asap.
***
Malam tiba, diam-diam String keluar dari kamarnya. Ia mengenakan seragam lengkap beserta senapannya sekalian.Ia berjalan perlahan ke penjara perempuan di sisi kiri markasnya. Semakin dekat ia dengan penjara itu semakin tertekan batinnya.
Di sisi lain ia harus menjadi laki-laki pongah yang membenci Siwi. Namun di sisi lain ia kagum dan mencintai gadis tersebut.
String membuka gembok, lalu menutupnya lagi. Beberapa gadis melihatnya dengan tatapan tak enak. String tak mengira para gadis itu masih bangun jam segini.
"Mana Siwi?" bentak String.
Gadis-gadis itu beringsut lalu mundur. Siwi, gadis mungil putih cantik itu tiba-tiba keluar dari kerumunan.
Mendesir darah String. Degup kencang merasa bersalah tiba-tiba muncul melihat Siwi dengan baju compang camping.
"Waat?"
(Apa?)Siwi mendongak. Sedangkan String menunduk dan tersenyum iseng. Tatapan itu kembali lagi terlihat. Tiba-tiba ditariknya tangan Siwi. Namun belum sempat String menyentuh tangan gadis itu, Siwi sudah menghindar.
Siwi mundur. Tak gentar dia melihat laki-laki berambut coklat di hadapannya.
"Sudah cukup kau mengurungku. Jangan membawaku ke tempat yang lebih buruk"
Siwi mengedip, ke arah seorang wanita lainnya yang memegangi perut. Wanita itu berjalan perlahan ke arah Siwi, memegang tangannya.
String hanya bisa mengamati. Mengamati saat beberapa gadis lainnya ikut bergabung dan saling bergandeng.
"Kau membawa salah satu dari kami. Kami semua ikut" kata wanita yang berada di sebelah Siwi.
Tatapan String melayu, dia sedikit menunduk. Menghela nafas panjang lalu berbalik tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Siwi dan lainnya terheran-heran. Sedangkan String membiarkan mereka dengan semua kemisteriusan dirinya. Sebenarnya dia berniat memindahkan Siwi ke bangsal lain yang lebih berperikemanusian. Namun ternyata sikap para gadis di sana sama keras kepalanya dengan Siwi.
Tiga bulan. Terhitung mulai hari ini. Apakah dirinya bisa memikirkan rencana untuk menyelamatkan Siwi.
Langkah kaki String gontai meninggalkan tempat itu. Matanya enggan melirik ke kanan kiri. Hanya kaki yang ia tatap dari tadi.
Sudah sejak kecil String pandai dalam menghadapi kerumitan. Dia selalu dapat memecahkan tantangan dengan mulus. Dia juga terkenal pandai dikalangan temannya.
Namun berbeda, bukan kali ini. Otaknya sudah buntu memikirkan banyak persoalan. Apalagi besok ibunya akan datang menjenguk. Bagaimana kalau String ditanyai macam-macam. Soal Siwi misalnya.
Hari itu. Saat String membohongi Siwi. Sebelum malam datang, paman Thomas datang ke rumahnya. Bilang bahwa dia akan membawa String untuk mengembangkan bakat String. Namun Paman Thomas menginginkan String berangkat malam hari. Mengingat jalur yang akan mereka lewati dipenuhi para pribumi yang berjaga.
Sore itu juga ibunya berangkat lebih awal ke Batavia. Sedangkan String di rumah bersama putri Paman Thomas, Kak Eliene. Seperti perjanjian, sebuah mobil pengangkut tepung akan lewat depan rumah String. String dan Siwi seperti dalam perjanjian antara Paman Thomas dengan String bukan ibunya. Akan naik ke mobil tersebut. Di belakangnya mobil Eliene akan mengikuti.
Semua itu berjalan tanpa sepengetahuan ibu String. Ayah dan ibu Siwi, juga sudah di urus oleh pamannya. Masa bodoh apa yang terjadi dengan keduanya. Namun yang ia pentingkan hanyalah, ibunya mengetahui bahwa keluarga Siwi kembali pindah ke Weltevrenden. Bukannya menjadi tawanan di tempat ini
🔥🔥🔥
Teman, jangan lupa kepoin cerita terbaruku judulnya Von: Make a Wish. Genrenya romance history. Cuma aja per-eps lebih panjang. Ga kaya Batavia sama About String. Tengs, and Gong Di Fa Cai🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
About String
Historical FictionThe Netherland Diary Nb: (Sequel dari cerita Batavia, oleh Indiani Ling) *ORIGINAL COVER BY UNKNOWN* *COVER EDIT BY INDIANI LING*